Jurnal Ilmiah.

Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani tentang Pemupukan Berimbang tanaman padi di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima..

 

Raodah, Suhirmanto, Ma’ruf.

 

Polbangtan Malang

Agustus 2023

 

RINGKASAN

 

Raodah NIM. 04.01.21.153,  Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani tentang Pemupukan Berimbang tanaman padi di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima..  Komisi Pembimbing Luki Amar, S.Pt, M.Sc Dan Ma’ruf, S.St

Kecamatan Madapangga sebagai salah satu wilayah pengembangan komoditas padi di Kabupaten Bima dengan luas tanam padi pada tahun 2021 adalah 6082 Ha dengan total produksi sebesar 33.450  ton Gabah Kering Panen. Produktivitas rata-rata padi di Kecamatan Madapangga masih rendah yakni 5,5 ton gabah kering panen dibanding hasil demonstrasi plot pemupukan berimbang yang dilakukan di lahan BPP Madapangga tahun 2021 bahwa produkasi padi masih dapat ditingkatkan menjadi 7,2 ton gabah kering panen/ha.

Rendahnya rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Madapangga karena petani belum menerapkan teknologi budidaya padi yang baik dan benar seperti pemupukan berimbang. Secara umum petani di Kecamatan Madapangga dalam melakukan pemupukan padi mengandalkan pemupukan urea dosis tinggi tanpa diimbangi pemupukan phosfat dan Kalium atau unsur hara mikro lainnya serta waktu pemupukan dilakukan hanya satu kali.

Berdasarkan hal tersebut pada Tugas Akhir (TA) perlu disusun  Laporan penelitian yang berjudul Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani  Tentang Pemupukan Berimbang di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima”.

Tujuan yang hendak dicapai adalah : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Untuk mengetahui tingkat sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Tingkat pengetahuan petani responden terhadap pemupukan berimbang  pada tanaman padi sawah dengan responden sebanyak 16 orang (62%) kategori tinggi dan temasuk tingkat pengetahuan tinggi

Hasil evaluasi sebelum penyuluhan dari 30 sasaran memiliki sikap positif hanya 20%, setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan peningkatan 43%.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima,  Materi penyuluhan yang disampaikan yaitu pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah, Tujuan penyuluhan adalah untuk merubah sikap petani agar mau menanam padi sawah dengan menerapkan pemupukan berimbang, Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung dalam Gapoktan sebanyak 30 orang, Metode penyuluhan yang digunakan adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan demonstrasi cara dengan teknik pendekatan kelompok dan individu, Media penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi pengetahuan dan sikap.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena lebih dari setengah penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok. Sementara itu kebutuhan beras setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan laju perkembangan penduduk. Berdasarkan data BPS tahun 2023 penduduk Indonesia diperkirakan 275 juta jiwa dengan pola konsumsi beras 113,48 kg perkapita pertahun sehingga kebutuhan beras setahun sekitar 31,21 juta ton/tahun.

Laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun dengan kebutuhan per kapita sebanyak 113,48 kg maka pada tahun 2025 Indonesia harus mampu memproduksi padi sebesar 78 juta ton GKG untuk mencukupi kebutuhan beras Nasional. Oleh karena itu usaha peningkatan produksi beras melalui peningkatan produktivitas padi dan peningkatan pendapatan petani menjadi prioritas utama kebijakan pembangunan pertanian (Aribawa, 2012)

Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam upaya pencapaian target program peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai telah banyak mengeluarkan rekomendasi inovasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu inovasi yang direkomendasikan saat ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pemupukan berimbang.

Kecamatan Madapangga sebagai salah satu wilayah pengembangan komoditas padi di Kabupaten Bima dengan luas tanam padi pada tahun 2021 adalah 6082 Ha dengan total produksi sebesar 33.450  ton Gabah Kering Panen (BPS, 2023). Produktivitas rata-rata padi di Kecamatan Madapangga masih rendah yakni 5,5 ton gabah kering panen dibanding hasil demonstrasi plot pemupukan berimbang yang dilakukan di lahan BPP Madapangga tahun 2021 bahwa produkasi padi masih dapat ditingkatkan menjadi 7,2 ton gabah kering panen/ha (BPP Madapangga, 2021).

Rendahnya rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Madapangga karena petani belum menerapkan teknologi budidaya padi yang baik dan benar seperti pemupukan berimbang. Secara umum petani di Kecamatan Madapangga dalam melakukan pemupukan padi mengandalkan pemupukan urea dosis tinggi tanpa diimbangi pemupukan phosfat dan Kalium atau unsur hara mikro lainnya serta waktu pemupukan dilakukan hanya satu kali.

Balai Penyuluhan Madapangga Kabupaten Bima dalam rangka percepatan diseminasi informasi teknologi peningkatan produksi padi di Kecamatan Madapangga telah melakukan  penyuluhan pertanian tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi. Namun teknologi pemupukan berimbang masih merupakan gerakan yang sangat terbatas karena tingkat pengetahuan dan sikap petani masih rendah serta karakteristk inovasi pemupukan berimbang  sangat sulit dan rumit untuk dilaksanakan, memerlukan tambahan biaya tenaga kerja sehingga petani belum mau menerapkan teknologi pemupukan berimbang.

Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang.  Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu.   Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia hasil dari penggunaan panca inderanya yang berbeda dengan kepercayaan, tahyul dan penerangan yang keliru (Soekanto,1990).

Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku sebagaimana yang dikatakan oleh Ancok (1997), bahwa adanya pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan, sangat tergantung pada apakah seseorang mempunyai sikap positif terhadap kegiatan itu. Adanya niat yang sungguh -sungguh untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya dapat menentukan apakah kegiatan itu betul - betul dilakukan. Menurut Walgito (1999), Sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan sadar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.

Berdasarkan hal tersebut pada Tugas Akhir (TA) perlu disusun  Proposal penelitian yang berjudul Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani  Tentang Pemupukan Berimbang di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka  rumusan masalahnya  adalah :

1.      Bagaimana pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima

2.      Bagaimana sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

3.      Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di kecamatan Madapangga Kabupaten BimaTujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah :

1.      Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima

2.      Untuk mengetahui tingkat sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

3.      Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di kecamatan Madapangga Kabupaten Bima

Manfaat

1.      Sebagai bahan informasi dan masukan bagi petani dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi .

2.      Sebagai bahan pembelajaran atau referensi bagi peneliti                                                                                  lainnya yang inging mengetahui pengaruh penerapan pupuk berimbang pada tanaman padi.

3.      Bagi dunia akademis, penelitian ini merupakan bentuk inplementasi studi RPL dan sebagai bagian dari proses belajar yang harus di tempuh dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Terapan di Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Polbangtan Malang .

4.      Bahan informasi penentu kebijakan yang ada diwilayah dalam mengembangkan budidaya tanaman padi.

METODE PELAKSANAAN

Lokasi dan Waktu

Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu pada petani padi sawah di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima NTB, dari tanggal 8 Juli s/d 15 Juli 2023 sedangkan kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 17 Juli 2023.

Metode Kajian dan Alur Kajian

Metode Kajian

Kajian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi sedangkan metode yang digunakan pada kajian ini adalah metode deskriptif survei yaitu  penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari dari suatu kelompok ataupun suatu daerah

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 10 kelompok tani padi pelaksana SL-IPDMIP Di Desa Monggo Kecamatan Madapangga kabupaten Bima dengan jumlah anggota 121 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugyono,2007). Pengambilan sampel dalam kajian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dari jumlah populasi yang ada tanpa memperhatikan strata dari populasi yang ada.

Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari jumlah populasi  yaitu 30 orang. Arikunto (2008), menyatakan apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 55 % atau lebih

Tabel 1 Pengambilan sampel

No

Nama Kelompok

Jumlah anggota

Sampel (25%)

1

Muncul Baru I

14

4

2

Jembatan Makosa

11

3

3

Mangge Kompo I

13

3

4

Tamlento

12

3

5

Mpungga

10

3

6

Madabure

14

3

7

Dana Kala

11

3

8

Mangge Kompo II

13

3

9

Rasa Bou

10

2

10

Muncul Baru II

13

3

Jumlah

121

30

 

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1.    Data Primer.

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden kajian yaitu dari anggota Kelompok Tani di  Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Data yang dibutuhkan pada kajian ini adalah data identifikasi aspek pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan beimbang pada tanaman padi sawah

2.    Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa data profil desa, data keadaan kelompok, atau data yang relevan dengan kajian yang akan dijadikan sebagai pendukung untuk memahami masalah dan sebagai alternative pemecahan masalah.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara  secara semi terstruktur mengenai topik yang dibahas namun memberikan kesempatan pada responden untuk jujur dan terbuka menggunakan kuisioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab atau menggunakan angket yaitu memberikan daftar pertanyaan pada responden untuk diisi secara santai dirumah sehingga diperoleh data apa adanya tanpa tekanan.

Daftar pertanyaan menggunakan tes obyektif pilihan ganda biasa dengan alternative tiga jawaban (Widoyono, 2012) dengan instrument sebagai berikut

Tabel 2 Instrumen Pengetahuan

Dimensi

Indikator

Butir

 Tahu.

1.  Responden dapat menyebutkan jenis - jenis pupuk

2.  Responden tahu  menyebukkan kapan waktu melakukan pemupukan

1,2

Memahami. 

3.  Responden paham pupuk urea, sp36, KCL sebagai pupuk an organik

4.  Responden paham kandungan unsur hara apa pada masing jenis pupuk

3,4

Aplikasi.

5.  Responden dapat menetapkan dosis pemupukan padi sesuai petunjuk

6.  Responden dapat mengaplikasikan pupuk secara berimbang

5,6

Analisis.

7.  Responden menganalisis keuntungan aplikasi pupuk berimbang pada tanaman padi

8.  Responden dapat mengelompokaan fungsi masing jenis pupuk

7.8

Sintesis.

9.  Responden dapat mengkategorikan atau mengaitkan fungsi masing – masing jenis pupuk

9

Evaluasi.

10.  Responden dapat menilai dan menjastifikasi keunggulan  penerapan pupuk berimbang pada tanaman padi

10

 

Tabel 3 Instrument Sikap

Dimensi

Indikator

Butir

Menerima

1.       Responden mau menerapkan pemupukan berimbang

2.       Responden mau melakukan pemupukan sesuai dosis

1,2

Menanggapi

3.       Responden yakin bahwa pemupukan berimbang memperbaiki mutu produksi

4.       Responden yakin bahwa pemupukan berimbang mudah dilakukan

3,4

Menilai

5.       Responden menilai bahwa pupuk berimbang menguntungkan

6.       Responden menilai bahwa pemupukan berimbang meningkatkan produksi

5,6

Mengelola

7.       Responden       mau      mengembangkan pemupukan berimbang

8.       Responden        mau       menyampaikan

inforrmasi kepada petani lain

7,8,

Karakteristik

9.       Responden mau melayani petani lain yang konsultasi tentang pemupukan berimbang

10.  Responden mau membantu petani lain Dalam memecahkan masalah           pemupukan

 

9,10

 

 

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kajian

Uji validitas dan reliabilitas instrument kajian dilakukan dengan menggunakan 15 orang responden yang merupakan bagian dari populasi yang diteliti

Uji validitas instrument kajian dilakukan dengan pengajuan validitas isi, konstruksi dilanjutkan dengan uji validitas butir. Uji validitas isi dilakukan melalui kisi-kisi instrument sebelum menyusun daftar pertanyaan. Uji validitas  dilakuan dengan mencari nilai korelasi product moment  menggunakan program Ms exel for windows 7 (Sugyono, 2012).

Uji Reliabilitas Instrument adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau memiliki reliabilitas tinggi dan dapat digunakan berkali-kali pada orang yang sama. Analisis realiilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan koofisien relalibilitas ccronbach Alpha dengan rumus sebagai berikut :  

Keterangan:

r11 = Nilai realibilitas reliabilitas

Sî = Varian skor tap item

St = Varian Total

K = jumlah item pertanyaan

Analsis Data

Data yang diperoleh dalam kajian ini diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel frekuensi/tabulasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif.

1. Pengetahuan petani tentang aspek teknis pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan petani maka digunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban benar menggunakan rumus skor tanpa denda  menurut Widoyono (2012) sebagai berikut: Sk = B

Keterangan :

Sk = Skor yang diperoleh peserta.

B = Jumlah jawaban benar.

Setelah jawaban benar dihitung dibagi menjadi 3(tiga) kategori yaitu kategori 1 – 10, 11 – 20 dan 21 - 30 jawaban benar, jika setiap responden memiliki jawaban benar sebanyak 1 – 10 maka termasuk kategori rendah, jawaban benar 11 – 20 termasuk kategori sedang dan jika jawaban benar 21 – 30 termasuk kategori tinggi.

2.      Sikap petani tentang pemupukan berimbang

Menurut Azwar (2013), cara mengukur sikap dengan menggunakan Model Skala Likert yakni  variabel yang diukur dijabarkan menjadi dimensi, dan dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Berdasarkan indikator-indikator tersebut kemudian dibuat pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:

Pernyataan Positif:

Sangat Setuju               (SS) = 4

Setuju                             (S) = 3

Tidak Setuju                 (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju   ( STS) =1

Pernyataan Negatif:

Sangat Setuju                   (SS)  =  1

Setuju                                 (S)  =  2

Tidak Setuju                      (TS) =  3

Sangat Tidak Setuju          (STS =  4

 

Suatu cara untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok dimana responden itu termasuk.  Perbandingan relative ini akan menghasilkan interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang favorable dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya.  Agar perbandingan itu menjadi punya arti, haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok itu sendiri yang berarti kita harus mengubah skor individual menjadi skor standar.

Salah satu skor standar yang digunakan dalam skala likert adalah skor T, yaitu :

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

= Mean Skor kelompok

s = Deviasi standar skor kelompok

Pengambilan kesimpulan didasarkan pada nilai skor T, jika total skor responden lebih kecil dari 50 maka responden tersebut memiliki sikap negative (unfavorable) dan jika sokre responden lebih besar atau sama dengan 50  maka responden memiliki sikap positif terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Keadaan Wilayah

Desa Monggo merupakan salah satu dari 11 Desa di bawah administratif Kecamatan Madapangga yang terdiri dari 18 RT, 6 RW dan 4 Dusun yang terletak diketinggian 400 m di atas permukaan laut. Wilayah kerja Desa Monggo Kecamatan Madapangga mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

Ø  Sebelah Utara                    : Desa Dena

Ø  Sebelah Selatan                  : Kecamatan Donggo

Ø  Sebelah Barat                     : Desa Ndano

Ø  Sebelah Timur                   : Desa Ncandi

Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4  (menurut  Smith dan Ferguson, 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 27 s/d 300C dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.

Curah Hujan rata-rata Kecamatan Monta selama lima tahun terakhir 87 mm dengan hari hujan 89 hari, curah hujan terbanyak terjadi pada bulan November, Desember, Januari, Pebruari, Maret setiap bulannya dengan kalsifikasi 5 bulan basah dan 7 bulan kering kedalaman gambut hingga 1 meter dan asal pembentukan tanahnya dari endapan abu vulkanik.

Tekstur tanah terdiri dari  tanah lempung liat hingga lempung berpasir, PH sangat bervariasi tergantung kondisi tanahnya. pada tanah kebun dan tanah tegalan kisaran PH tanahnya antara 5 – 6, pada lahan sawah irigasi PH rata-rata 4. Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter dengan kondisi drainase kurang baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan abu vulkanik sedangkan kandungan organik tanah hanya 1,2 % sementara tanah ideal adalah tanah yang mengandung bahan organik sebesar 5 % hal ini disebabkan karena pola tanam yang terus-menerus tanpa diberikan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk kompos atau pupuk organik lainnya.

Tabel 4. Tabel Curah Hujan 6 Tahun Terakhir

No

Tahun

Curah Hujan (mm)

1.

2017

768

2.

2018

1.471

3.

2019

1.674

4.

2020

2.640

5.

2021

1.292.5

6.

2022

1.265

Jumlah

9.100,5

Rata – rata

1.518,42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber Data : Penakar Curah Hujan

Tabel diatas menggambarkan bahwa curah hujan selama 6 (Enam) tahun terakhir sangat mendukung dalam kegiatan budidaya berbagai jenis tanaman terutama komoditi yang perlu pengairan cukup.

Luas Lahan Menurut Ekosistem

Luas lahan menurut ekosistem Desa Monggo Kecamatan Madapangga dapat disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Luas Lahan Menurut Ekosistem

No

Desa

Sawah (Ha)

Lahan Kering (Ha)

Total (Ha)

Sederhana

T. Hujan

1.

Monggo

522

430

505

1457

Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Tabel di atas menunjukan bahwa total lahan usaha tani Desa Monggo Kecamatan Madapangga adalah 1457 Ha yang terdiri dari Lahan Sawah Sederhana 522 Ha, Sawah Tadah Hujan 430 Ha dan Tegalan 505 Ha.

Luas Lahan Menurut Penggunaan

Berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah tahun 2022, penggunaan lahan di Desa Monggo Kecamatan Madapangga secara terperinci dapat disajikan pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Penggunaan

NO

DESA

Pekarangan

Tegal

Padang Rumput

Empang

Lahan Tidur

Hutan

sawah

TOTAL

1.

MONGGO

102

703

75

1

398

467

952

2698

Sumber data : Profil desa Monggo 2022

Tabel di atas menunjukan bahwa luas lahan menurut penggunaan adalah 2.689 Ha yang terdiri dari Pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman 102 Ha, Tegal/kebun/ladang/huma 546 Ha, Padang rumput 143 Ha, Kolam/tebat/empang       1 Ha, Tanah yang sementara tidak diusahakan 564 Ha, tanah untuk kayu-kayuan 467 Ha dan Sawah 952 Ha.

Sumber Daya Manusia

Jumlah Penduduk

Penduduk sebagai sumberdaya manusia adalah  salah satu faktor utama yang mutlak diperlukan untuk menggerakan pembangunan termasuk pembangunan di sektor pertanian.

 Jumlah penduduk Desa Monggo tahun 2022 sebanyak 3926 Jiwa yang terdiri dari Laki-laki 1935 Jiwa dan Perempuan 1991 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1244 KK. Secara terperinci gambaran keadaan penduduk Desa Monggo sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

NO

DESA

JUMLAH PENDUDUK YANG BERUMUR

TOTAL

JUMLAH KK

0-10

11-20

21-30

31-40

41-50

51-60

>60

1.

MONGGO

378

302

997

857

550

445

397

3926

1521

  Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur 21-30 tahun sebanyak 997 Jiwa, kelompok umur 31-40 sebanyak 857 jiwa, kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 550 Jiwa, kelompok umur 51-60 sebanyak 445 jiwa dan kelompok umur 11-20 sebanyak 302 jiwa, kelompok umur 0-10 sebanyak 378, dan kelompok umur > 60 sebanyak 397 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa potensi SDM pertanian di Desa Monggo sangat produktif dan berpeluang untuk keberlanjutan pembangunan pertanian di masa yang akan datang.

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Secara umum tingkat pendidikan masyarakat Desa Tanggulangin relative cukup baik. Mudahnya akses terhadap lembaga pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi yang terdapat di  Desa Monggo maupun di Ibukota Kecamatan madapangga atau di Ibukota Kabupaten Bima dan kota-kota sekitarnya turut mendukung perbaikan tingkat pendidikan penduduk. Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO

DESA

JUMLAH PENDUDUK

Belum/ Tidak sekolah

SD

SLTP

SLTA

AKADEMI

Perguruan Tinggi

1.

MONGGO

491

1.087

1.171

1.079

40

58

Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Dari tabel di atas menunjukan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan masih didominasi oleh tingkat SLTP sebanyak 1.171 jiwa dan yang paling sedikit tingkat Akademi sebanyak 40 Jiwa. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan non formal melalui kegiatan penyuluhan pertanian sangat dibutuhkan, secara khusus pada kegiatan-kegiatan meningkatkan kompetensi baik pengetahuan keterampilan maupun sikap (PKS) dibidang pertanian.

Untuk dapat mendukung dan menggerakan pembangunan termasuk pembangunan di sektor pertanian di suatu daerah, maka kualitas sumberdaya manusia daerah tersebut harus baik. Perbaikan/peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Persentase jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi di Desa Monggo perlu ditingkatkan agar bisa lebih mendukung berbagai program pembangunan termasuk pembangunan di sektor pertanian. Dengan pendidikan yang semakin tinggi diharapkan petani dapat lebih mengembangkan usahataninya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Semakin luas wawasan pengetahuan yang dimiliki oleh petani diharapkan petani dapat memaksimalkan segala bentuk sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga akan mendukung dalam pengelolaan usahatani yang dilakukan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani pada umumnya

4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Secara umum penduduk di Desa Monggo Kecamatan Madapangga bermata penaharian sebagai petani, pekebun dan peternak. Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut pekerjaan dapat dilihat  pada tabel 9.

 

 

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

NO

DESA      

PEKERJAAN

TOTAL

Petani

Pekebun

Peternak

Nelayan

Lain-lain

1.

MONGGO

967

60

129

-

365

1.521

  Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Seiring dengan terus berkurangnya lahan pertanian karena konversi/alih fungsi lahan yang berdampak pada menurunnya pendapatan dari sektor pertanian sementara di sisi lain terjadi peningkatan kebutuhan hidup menjadikan penduduk Desa Monggo  juga berusaha mencari alternatif pekerjaan lain seperti menjadi pengusaha dan karyawan di perusahaan swasta di sekitar Desa Monggon. Oleh karena itu peningkatan efisiensi usahatani menjadi syarat mutlak agar usaha dibidang pertanian dapat tetap menjadi penopang utama peningkatan penadapatan penduduk Desa Monggo. Peningkatan efisiensi usahatani ini salah satunya dapat dilakukan dengan penerapan berbagai inovasi teknologi seperti teknologi pengaturan jarak tanam pemupukan berimbang dan pengelolan hama secara terpadu.

4.3 Data Keadaan pertanian

4.3.1 Tanaman Pangan

Komoditas tanaman pangan utama desa teke terdiri dari padi kedele, jagung dan kacang hijau. Untuk mengetahui komoditi utama Desa teke dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 10. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman     Pangan Tahun 2022

No

Komoditi

Luas Tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Kw/Ha)

Produksi (Ton)

1.

Padi

1.176

1.117,2

58.75

6.563,55

2.

Kedelai

602

571,9

13.50

772,065

3.

Jagung

770

731,5

58.25

4.260,99

4.

Kacang Hijau

160

152

8.00

121,6

Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Dari tabel di atas, tanaman pangan komoditi Padi mendominasi dilihat dari luasan pengusahaanya yaitu sejumlah 1176 Ha diikuti dengan jagung 770 Ha, Kedelai 602 Ha, Kacang Hijau 160 Ha dan padi gogo 10 Ha.

4.3.2 Peternakan

Usaha peternakan merupakan usaha yang tengah dikembangkan dan telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani di Desa Monggo Kecamatan Madapangga seperti ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan ayam. Untuk mengetahui komoditas ternak yang diusahakan petani peternak di desa Monggo dapat dilihat pada tabel 11..

Tabel 11. Populasi Ternak Tahun 2022

No

Jenis Ternak

Jumlah

1.

Sapi

1.008

2.

Kerbau

595

3.

Kuda

250

4.

Kambing

2.149

5.

Domba

243

6.

Ayam Buras

2.180

7.

Ayam Broiler

3.000

8.

Itik

367

Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022

Dari tabel di atas populasi ternak yang mendominasi adalah Ayam Broile sebanyak 3.000 ekor kemudian Ayam Buras sebanyak 2180 Ekor, Kambing sebanyak 2.149 Ekor, Sapi sebanyak 1008 Ekor, Kerbau 595 ekor, Itik sebanyak 367 Ekor, Kuda sebanyak 250 ekor dan domba sebanyak 243 ekor. Hal ini menunjukan bahwa populasi ternak di Desa Monggo tiap tahun mengalami peningkatan jumlah

4.3 Identifikasi Karakteristik Sasaran

4.3.1 Tingkat Pendidikan Responden

Pertumbuhan ekonomi tidak akan lepas dari banyak faktor yang memengaruhi sukses tidaknya suatu wilayah. Beberapa faktor yang memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah antara lain kualitas sumber daya manusia (SDM), penguasaan teknologi, hingga ketersediaan modal.

Dari hasil survei di Kecamatan Madapangga kajian  Desa Monggo  jumlah responden 30 orang yang menjadi sampel untuk mengukur Pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

Distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 12 :

Tabel 12. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan

Jumlah Responden

Pernsetase (%)

SD

6

20

SMP

12

40

SMA

11

37

PT

1

3

Jumlah

30

100

                 Sumber: Data  diolah, 2023

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kategori  pendidikan SMP 40% dan SMA 37%  Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMP dan SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih cenderung sedang. Tingkat pendidikan yang cenderung sedang sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir, penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas yang diusahakan.

Faktor kualitas SDM merupakan satu dari beberapa faktor yang paling penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia (Hamdan et al., 2020). Kualitas SDM suatu wilayah yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti tingkat pendidikan, akses kesehatan dan standar hidup layak. Dari beberapa aspek tersebut, salah satu indikator yang paling berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia adalah pada tingkat pendidikan. Akses sumber daya manusia terhadap pendidikan akan berpengaruh terhadap kualitas output yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka akan semakin tinggi pula kualitas produksi yang dihasilkan.

Lama Usahatani  Responnden

Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Distribusi lama usaha petani responden dapat dilihat pada Tabel 13 :

Tabel 13. Distribusi Lama Usahatani Responden

Lama Usaha

Interval

Jumlah

Persentase

(tahun)

Responden

(%)

Baru

1 -13

9

30

Sedang

14 – 27

14

47

Lama

28 – 40

7

23

Jumlah

 

30

100

Sumber: Data diolah, 2023

            Tabel 13  menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak pada kategori lama usaha diatas > 20 tahun sebanyak 15 orang atau 50%. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden sudah berpengalaman dalam berusaha tani padi sawah.

4.3.3 Umur Responden

Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Distribusi umur responden dapat dilihat pada Tabel 14 :

Tabel 14. Distribusi Umur Responden

Umur (tahun)

Jumlah (Orang)

Presentasi (%)

0-15

0

0

16 – 64

30

100

>64

0

0

Jumlah

30

100

Sumber: Data diolah, 2023

              Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa responden memiliki umur antara 16 S/D 64 tahun.  tahun Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia produktif sehingga sangat mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam penerapan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani

              Pelaksanaan kajian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap responden/sampel terhadap penerapan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah. Kajian yang dilakukan pada tanggal 07 Juli s/d 20 Juli 2023 dengan cara survei atau melakukan wawancara secara tertutup pada 30 orang responden anggota kelompoktani di Desa Monggo dengan mangajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

Pengetahuan Petani tentang Pemupukan Berimbang

          Kajian terhadap pengetahuan responden diukur dengan cara mengajukan sebanyak 10  pertanyaan. Setiap soal jawaban yang benar nilainya 1 dan salah nilainya 0, sehingga akan diperoleh interpretasi skor / nilai minimal 0 dan nilai maksimal 10. Dari interpretasi skor minimal dan maksimal maka tingkat pengetahuan  responden dapat dikategorikan seperti disajikan dalam Tabel 15:

Tabel 15 Kategori Pengetahuan Petani

No

Kategori Penilaian

Skor

Jumlah Responden

Total Skore

Persentase (%)

1

Rendah

0-3

1

10

1,57

2

Sedang

4-7

13

232

36,42

3

Tinggi

8-10

16

395

62,01

Jumlah

 

30

637

100,00

Sumber : Data diolah, 2023.

            Tabel 15 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek pemupukan berimbang  pada tanaman padi sawah temasuk kategori tinggi.  Tingginya tingkat pengetahuan petani di juga dipengaruhi oleh pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh Tim penyuluhan pertanian Kecamatan Madapangga dengan penerapan metode dan media yang sesuai dengan kondisi wilayah dan agroekosistem serta kemampuan penyuluh dalam komunikasi penyuluhan melalui program SL-IPDMIP.

Hal ini sesuai pendapat Nurhayati (2011), penyuluh yang terampil dalam berkomunikasi tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya didorong oleh perasaan dari dalam dirinya untuk mengabdi ditempat manapun ditugaskan. Kemampuan berkomunikasi penyuluh berhasil dengan baik karena didukung dengan pendekatan kepada petani jauh sebelum penyuluh menjadi pemandu lapang SL PTT padi.

Sikap Petani terhadap pemupukan berimbang

Survei terhadap sikap petani responden terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah dilakukan dengan melalui wawancara menggunakan kuisioner pernyataan sebanyak 10 pernyataan  dengan hasil  kajian Sikap dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut :

Tabel 16 Hasil Kajian survei sikap petani

Sikap

Kriteria

Jumlah Responden

(%)

Positif

Negatif

T > 50

T < 50

5

25

17

83

Jumlah

 

30

100

 

Dari data tersebut menunjukkan bahwa petani sasaran sebanyak 5 orang atau 17% memiliki sikap positif terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah sedangkan sebanyak 25 orang responden 83% yang memiliki sikap negative terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

Untuk memecahkan masalah tersebut maka perlu dilakukan penyuluhan melalui perancangan penyuluhan menggunakan media dan metode yang sesuai karakteristik sasaran sehingga terjadi perubahan sikap petani terhadap pemupukan berimbang. Hal ini sesuai pernyataan Azwar, (1995) Sikap Sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu.  Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis disekelilingnya.

 

 

 

RANCANGAN DAN PELAKSANAN PENYULUHAN

Rancangan Penyuluhan

Waktu dan Tempat

Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan tanggal 17 juli 2023 di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Materi Penyuluhan

   Materi penyuluhan yang disampaikan yaitu pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.  Materi ini didasarkan atas hasil identifikasi masalah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sasaran. Materi penyuluhan yang ditetapkan pada kegiatan kajian adalah teknik penerapan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.

Penetapan Materi Penyuluhan pertanian berdasarkan musyawarah bersama petani mitra dan gapoktan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi serta permasalahan yang berkembang pada saat kajian.

Hal ini sesuai dengan amanat UU SP3K, 2006 Pasal 27 menyatakan bahwa (1)materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. (2)Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan, pendapat Soekartawi  (2008), bahwa materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani akan tertarik perhatiannya dan akan termotifasi untuk mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.

Materi penyuluhan pertanian yang digunakan pada kajian Penyuluhan disusun berdasarkan hasil Rekomendasi Badan Litbang Pertanian Tahun 2008 tentang Budidaya Padi. Materi penyuluhan pertanian disusun dalam bentuk sinopsis yang merupakan uraian singkat mengenai teknik penerapan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi sawah.

Guna mempermudah pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu disusun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan kegiatan penyuluhan menyusun Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Lembar persiapan menyuluh disusun bersama Penyuluh Pertanian Desa Monggo Kecamatan  Madapangga

Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan ini adalah untuk merubah sikap petani agar mau menanam padi sawah dengan menerapkan pemupukan berimbang.

Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung dalam Gapoktan Sumber Soke sebanyak 30 orang pada Tabel 17 :

Tabel 17 Keadaan Sasaran Penyuluhan

No

Nama

Umur

Pendidikan

Lama Usaha Tani (TH)

Luas Lahan (Ha)

1

Sunardin

57

SMP

30

1,00

2

Muhsin, SH

50

PT

25

2,00

3

Syafrudin

45

SMA

25

0,50

4

Ruslan

40

SMP

10

2,00

5

Amirudin

36

SMP

15

1,00

6

M.Kadafi

30

SMA

10

2,00

7

Mayor

27

SMA

5

1,50

8

Yasin

25

SD

3

1,00

9

Sirajudin

56

SMA

10

1,00

10

Maman

26

SMA

5

1,50

11

Radiman

35

SMA

3

1,00

12

Sarujin

50

SMA

15

0,75

13

Arsyad

55

SD

25

2,00

14

A.Majid

56

SMA

30

1,00

15

Rifaid

41

SMA

31

1,00

16

Junaidin

46

SMA

15

2,00

17

Azwan

50

SD

20

1,50

18

Suherman

25

SMP

30

2,00

19

Muhtar

42

SMP

10

1,00

20

A.haris

50

SD

25

2,00

21

Abubakar

42

SMP

40

1,50

22

Nurma

30

SMP

15

1,00

23

Nuraeni

45

SMA

25

2,00

24

Kalisom

56

SMP

30

1,50

25

Hadijah

50

SMP

35

1,00

26

St rahma

46

SMP

20

1,00

27

Junari

56

SD

25

2,00

28

Hafiah

50

SMP

15

0,75

29

Maemunah

46

SMP

10

0,60

30

Aisah

55

SD

25

0,55

Jumlah

1318

582

39,65

Rata-rata

44

11

1,32

 Sumber : Data Primer diolah, 2023.

Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rara umur sasaran penyuluhan 44 tahun, tingkat pendidikan rata-rata adalah SMP 40% dan SMA 36 %, Pengalaman usaha 11 tahun dan pemilikan lahan ra-rata 1,32 ha.

Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya.

Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya pengalaman penggunaan teknologibaru (Purwanto, 2005).

Soekartawi (1988), mengatakan, perilaku penerapan inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam diri petani maupun faktor dari luar lingkungan. Faktor dari dalam diri meliputi umur, pendidikan, status sosial, pola hubungan sikap terhadap pembaharuan, keberanian mengambil resiko, fatalisme, aspirasi dan dogmatis (sistem kepercayaan tertutup). Termasuk faktor lingkungan antara lain: kosmopolitas, jarak ke sumber informasi, frekuensi mengikuti penyuluhan, keadaan prasarana dan sarana dan proses memperoleh sarana produksi.  

Metode dan Teknik Penyuluhan

              Metode penyuluhan yang digunakan adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan demonstrasi cara dengan teknik pendekatan kelompok dan individu. Metode ceramah bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam terhadap keunggulan dan keuntungan pemupukan berimbang. Disamping itu pelaksanaan penyuluhan melalui Kunjungan rumah atau anjang sana dimaksudkan agar menimbulkan keakraban antara penyuluh dan petani serta memberikan pemahaman yang mendalam terhadap petani yang belum mau menerima dan pemupukan berimbang. Sedangkan demonstrasi cara untuk mendemonstrasikan cara uji PUTS, uji BWD dan cara pemupukan. Pemilihan metode dan teknik penyuluhan tersebut diatas berdasarkan hasil kontektualisasi penerapan dan pemilihan metode penyuluhan.

Media Penyuluhan

Media penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya. Folder dipilih dengan alasan untuk memberikan penjelasan yang mendalam terhadap teknik pemupukan padi serta keuntungan pemupukan berimbang menambah daya tarik karena dilengkapi gambar-gambar serta analisa usahatani padi sawah dengan pemupukan berimbang. Alasan lain adalah walaupun petani sebagian memiliki tingkat pendidikan yang rendah namun para petani memiliki kemampuan dalam membaca dan menulis sehingga mempermudah dalam penerimaan materi yang disampaikan.

Penggunaan peta singkap pada kegiatan penyuluhan sebagai bahan pembuatan ilustrasi teknis uji PUTS, BWD dan cara pemupukan sedangkan media sesungguhnya yang digunakan adalah lahan sawah, bibit padi yang digunakan pada saat demonstrasi cara penanaman sehingga memudahkan pemahaman dan berdampak pada perubahan sikap petani.

Pelaksanaan Penyuluhan

Penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di Desa Monggo Kecamatan Madapangga adalah berdasarkan hasil kajian dan disampaikan melalui materi, media dan metode yang telah ditetapkan yaitu penyuluhan tentang teknis pemupukan berimbang  pada tanaman padi sawah. Penyuluhan pertanian dilakukan sebanyak1 (satu) kali dengan menerapkan kombinasi metode Ceramah, Demonstrasi cara.

Evaluasi Sikap Petani.

Pengukuran sikap petani sasaran terhadap inovasi pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah dilakukan dengan mengajukan pernyataan untuk mengetahui tanggapan atau respon evaluatif petani sebelum penyuluhan dan sebelum penyuluhan.

Hasil perhitungan T skore pada skala sikap dapat dilihat pada Tabel 18 sebagai berikut :

Tabel  18 Hasil Uji T Skore Pada Skala Sikap Petani

 

 

Free Test

Post test

 

Sikap

Kriteria

Jumlah Responden

(%)

Jumlah Responden

(%)

Peningkatan

Positif

Negatif

T > 50

T < 50

5

25

17

83

19

11

63

37

44

-44

Jumlah

 

30

100

30

100

 

Sumber : Data diolah, 2023

Dari data tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebelum penyuluhan dari 30 sasaran memiliki sikap positif hanya 17%, setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan peningkatan 44%.

Untuk mengetahui perubahan sikap masing-masing sasaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 14 Perubahan sikap Individu

No

Nama Petani

Free Test

Post Test

Peningkatan (%)

Jml

rata-rata

SD

T Skore

Jml

rata-rata

SD

T Skore

1

Sunardin

27

2,7

0,46

53,03

32

3,2

0,40

72,00

18,97

2

Muhsin, SH

30

3

0,45

60,37

33

3,3

0,46

64,81

4,44

3

Syafrudin

24

2,4

0,92

23,57

32

3,2

0,60

48,00

24,43

4

Ruslan

25

2,5

0,81

27,91

30

3

0,63

42,69

14,78

5

Amirudin

16

1,6

0,49

29,39

29

2,9

0,30

87,00

57,61

6

M.Kadafi

13

1,3

0,46

25,53

20

2

0,45

40,25

14,72

7

Mayor

28

2,8

0,60

42,00

30

3

0,45

60,37

18,37

8

Yasin

13

1,3

0,46

25,53

27

2,7

0,46

53,03

27,50

9

Sirajudin

12

1,2

0,40

27,00

30

3

0,45

60,37

33,37

10

Maman

12

1,2

0,60

18,00

28

2,8

0,40

63,00

45,00

11

Radiman

16

1,6

0,92

15,71

30

3

0,45

60,37

44,66

12

Sarujin

16

1,6

0,66

21,71

30

3

0,45

60,37

38,67

13

Arsyad

27

2,7

0,46

53,03

29

2,9

0,54

48,47

-4,56

14

A.Majid

31

3,1

0,54

51,81

28

2,8

0,40

63,00

11,19

15

Rifaid

14

1,4

0,49

25,72

30

3

0,45

60,37

34,65

16

junaidin

17

1,7

0,78

19,59

22

2,2

0,40

49,50

29,91

17

azwan

16

1,6

0,80

18,00

26

2,6

0,49

47,77

29,77

18

Suherman

17

1,7

1,00

15,22

30

3

0,45

60,37

45,15

19

Muhtar

17

1,7

0,64

23,89

30

3

0,45

60,37

36,48

20

A.haris

17

1,7

0,64

23,89

30

3

0,45

60,37

36,48

21

Abubakar

28

2,8

0,40

63,00

29

2,9

0,30

87,00

24,00

22

Nurma

20

2

0,89

20,12

29

2,9

0,54

48,47

28,34

23

Nuraeni

11

1,1

0,30

33,00

28

2,8

0,40

63,00

30,00

24

Kalisom

15

1,5

0,50

27,00

26

2,6

0,49

47,77

20,77

25

Hadijah

15

1,5

0,50

27,00

30

3

0,45

60,37

33,37

26

St rahma

17

1,7

0,78

19,59

26

2,6

0,49

47,77

28,18

27

Junari

14

1,4

0,66

19,00

30

3

0,45

60,37

41,38

28

Hafiah

12

1,2

0,40

27,00

18

1,8

0,40

40,50

13,50

29

Maemunah

10

1

0,45

20,12

23

2,3

0,46

45,17

25,05

30

Aisah

20

2

0,89

20,12

28

2,8

0,40

63,00

42,88

Jml

550

55

4,56

1000,561

843

84,3

8,59

1725,915

725,35

18,33

1,83

0,15

33,35

28,1

2,81

0,29

57,53

24,18

 

Tingginya sikap positif petani sasaran tidak terlepas dari beberapa komponen pembentuk sikap yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif, terbentuknya sikap tersebut sangat dipengaruhi stimulus yang diberikan melalui penyuluhan yang terus menerus dan berkelanjutan melalui metode pendekatan kelompok maupun perorangan.

Syafruddin, dkk (2006) dalam Astuti dan Honorita (2012), menyatakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter yang melekat pada individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku tersendiri dengan cara yang berbeda pula. Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman, dan hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.      Tingkat pengetahuan petani responden terhadap pemupukan berimbang  pada tanaman padi sawah dengan responden sebanyak 16 orang (62%) kategori tinggi dan temasuk tingkat pengetahuan tinggi

2.      Hasil evaluasi sebelum penyuluhan dari 30 sasaran memiliki sikap positif hanya 20%, setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan peningkatan 43%.

 Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima,  Materi penyuluhan yaitu pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah, Tujuan penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan ini adalah untuk merubah sikap petani agar mau menanam padi sawah dengan menerapkan pemupukan berimbang, Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung dalam Gapoktan sebanyak 30 orang, Metode penyuluhan yang digunakan adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan demonstrasi cara dengan teknik pendekatan kelompok dan individu, Media penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi pengetahuan dan sikap..

 

 

6.2  Saran

1.        Bagi petani dengan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah dapat meningkatkan produksi dan pendapatan.

2.        Bagi Penyuluh bahwa dalam penetapan materi, metode dan media penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan sasaran.

3.        Bagi Pemerintah dan pengambil kebijakan di wilayah guna percepatan adopsi inovasi pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah diperlukan sebuah kebijakan atau gerakan peningkatan produksi padi melalui pengembangan metode penyuluhan melalui berbagai pendekatan.esmana ,

DAFTAR PUSTAKA

Dina Lesmana , Margareta. 2017. Tingkat Pengetahuan Petani Padi Sawah (Oryza sativa L.) Terhadap Pertanian Organik di Desa Manunggal Jaya Kecamatan Tenggarong Seberang. Program Studi Agribisnis Fakultas Perrtanian Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur 1Email : dinalesmana78@gmail.com.

Siswani Dwi Daliani dan Nasriati 2015. PENGETAHUAN PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN SELUMA. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 e-mail :siswanisudarli@yahoo.co.id

Putu Fajar K. L, I Gusti Ng. W.W. , Dian T.  2017. PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN PETANI TERHADAP PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI PADI SAWAH , (Studi kasus di Subak Anyar Sidembunut, Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli)

Andi Fardi (2018) TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PETANI DALAM USAHA TANI BUAH NAGA (Studi Kasus Di Desa Sukamaju Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sinjai).

Sih Nugrahini W.  Yayan S. Agung Pr. 2018. evaluasi terhadap tingkat kemampuan petani dalam pembuatan dan penggunaan kompos jerami padi dilaksanakan di kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)

file:///D:/TINJAUAN%20PUSTAKA%20TA%20RAUDAH/5.BAB%20III.pdf

Widiastuti, S. N., Suryana, Y., & Prabowo, A. (2018). Evaluasi Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Petani Dalam Pembuatan Kompos Jerami Padi di Kelompok Karya Bersama Pampangan Kab. Ogan Komering Ilir. Jurnal Triton9(1), 51-58.

Wardana, I. G. N. W., Tariningsih, D., & Lestari, P. F. K. (2017). Pengetahuan dan Keterampilan Petani terhadap Pupuk Organik pada USAhatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Anyar Sidembunut, Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli). Agrimeta7(13), 195587.

Ma’suf, A., Kunta, T., & Hidayat, G. W. PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI TENTANG INOVASI TEKNOLOGI CABAI DI KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA.

Jusriadi, J., Rustam, R., & Nuranisa, N. (2022). PENINGKATAN KETERAMPILAN PETANI DALAM MEMANFAATKAN LIMBAH HASIL PENYULINGAN NILAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI DESA PADANG TUMBUO. Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram, 4(1), 75-80.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang