Jurnal Ilmiah.
Evaluasi
Pengetahuan dan Sikap Petani tentang Pemupukan Berimbang tanaman padi di Desa
Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima..
Raodah, Suhirmanto, Ma’ruf.
Polbangtan Malang
Agustus 2023
RINGKASAN
Raodah NIM. 04.01.21.153, Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani tentang
Pemupukan Berimbang tanaman padi di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima..
Komisi Pembimbing
Luki Amar, S.Pt, M.Sc Dan Ma’ruf, S.St
Kecamatan
Madapangga sebagai salah satu wilayah pengembangan komoditas padi di Kabupaten
Bima dengan luas tanam padi pada tahun 2021 adalah 6082 Ha dengan total produksi
sebesar 33.450 ton Gabah Kering Panen. Produktivitas rata-rata padi di Kecamatan Madapangga
masih rendah yakni 5,5 ton gabah kering
panen dibanding hasil demonstrasi plot pemupukan berimbang yang dilakukan di lahan BPP
Madapangga tahun 2021 bahwa produkasi padi masih
dapat ditingkatkan menjadi 7,2 ton gabah kering panen/ha.
Rendahnya rata-rata produktivitas
padi di Kecamatan Madapangga karena petani belum menerapkan teknologi
budidaya padi yang baik dan benar seperti pemupukan berimbang. Secara umum petani di Kecamatan Madapangga dalam
melakukan pemupukan padi mengandalkan pemupukan urea dosis tinggi tanpa
diimbangi pemupukan phosfat dan Kalium atau unsur hara mikro lainnya serta
waktu pemupukan dilakukan hanya satu kali.
Berdasarkan hal
tersebut pada Tugas Akhir (TA) perlu
disusun Laporan penelitian yang berjudul“ Evaluasi
Pengetahuan dan Sikap Petani Tentang
Pemupukan Berimbang di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima”.
Tujuan yang hendak dicapai adalah : Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada
tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Untuk
mengetahui tingkat
sikap petani tentang pemupukan berimbang pada
tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima.
Tingkat
pengetahuan petani responden terhadap pemupukan berimbang
pada tanaman padi sawah dengan responden sebanyak 16 orang (62%) kategori tinggi dan temasuk
tingkat pengetahuan tinggi
Hasil evaluasi
sebelum penyuluhan dari 30 sasaran memiliki sikap positif hanya 20%, setelah
dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan
peningkatan 43%.
Untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada
tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Materi penyuluhan yang disampaikan yaitu pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah, Tujuan penyuluhan adalah untuk merubah sikap petani
agar mau menanam padi sawah dengan menerapkan pemupukan berimbang, Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung
dalam Gapoktan sebanyak 30 orang, Metode penyuluhan yang digunakan
adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan demonstrasi cara dengan teknik
pendekatan kelompok dan individu, Media penyuluhan
yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan
adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi yang dilakukan
adalah evaluasi pengetahuan dan sikap.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman padi
merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena lebih dari setengah
penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok. Sementara itu kebutuhan
beras setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan laju perkembangan penduduk.
Berdasarkan data BPS tahun 2023
penduduk Indonesia diperkirakan 275 juta
jiwa dengan pola konsumsi beras 113,48 kg perkapita pertahun sehingga kebutuhan
beras setahun sekitar 31,21 juta
ton/tahun.
Laju pertumbuhan
penduduk rata-rata 1,7% per tahun dengan kebutuhan per kapita sebanyak 113,48 kg
maka pada tahun 2025 Indonesia harus mampu memproduksi padi sebesar 78 juta ton
GKG untuk mencukupi kebutuhan beras Nasional. Oleh karena itu usaha peningkatan
produksi beras melalui peningkatan produktivitas padi dan peningkatan
pendapatan petani menjadi prioritas utama kebijakan pembangunan pertanian
(Aribawa, 2012)
Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian dalam upaya pencapaian target program peningkatan
produksi padi, jagung dan kedelai telah banyak mengeluarkan rekomendasi inovasi
untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu inovasi yang direkomendasikan saat
ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pemupukan berimbang.
Kecamatan
Madapangga sebagai salah satu wilayah pengembangan komoditas padi di Kabupaten
Bima dengan luas tanam padi pada tahun 2021 adalah 6082 Ha dengan total produksi
sebesar 33.450 ton Gabah Kering Panen (BPS, 2023). Produktivitas rata-rata padi di Kecamatan Madapangga
masih rendah yakni 5,5 ton gabah kering
panen dibanding hasil demonstrasi plot pemupukan berimbang yang dilakukan di lahan BPP
Madapangga tahun 2021 bahwa produkasi padi masih
dapat ditingkatkan menjadi 7,2 ton gabah kering panen/ha (BPP Madapangga, 2021).
Rendahnya rata-rata produktivitas
padi di Kecamatan Madapangga karena petani belum menerapkan teknologi
budidaya padi yang baik dan benar seperti pemupukan berimbang. Secara umum petani di Kecamatan Madapangga dalam
melakukan pemupukan padi mengandalkan pemupukan urea dosis tinggi tanpa
diimbangi pemupukan phosfat dan Kalium atau unsur hara mikro lainnya serta
waktu pemupukan dilakukan hanya satu kali.
Balai Penyuluhan
Madapangga Kabupaten Bima dalam rangka percepatan diseminasi informasi
teknologi peningkatan produksi padi di Kecamatan Madapangga telah
melakukan penyuluhan pertanian tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi. Namun teknologi pemupukan berimbang masih merupakan gerakan yang sangat
terbatas karena tingkat
pengetahuan dan sikap petani masih rendah serta karakteristk inovasi pemupukan berimbang sangat sulit dan rumit untuk dilaksanakan,
memerlukan tambahan biaya tenaga kerja sehingga petani belum mau menerapkan
teknologi pemupukan
berimbang.
Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang. Pengetahuan adalah segenap
apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan
adalah kesan dalam pikiran manusia hasil dari penggunaan panca inderanya yang
berbeda dengan kepercayaan, tahyul dan penerangan yang keliru (Soekanto,1990).
Adanya
pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan
perilaku sebagaimana yang dikatakan oleh Ancok (1997), bahwa adanya pengetahuan
tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap
hal tersebut. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan, sangat tergantung
pada apakah seseorang mempunyai sikap positif terhadap kegiatan itu. Adanya
niat yang sungguh -sungguh untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya dapat
menentukan apakah kegiatan itu betul - betul dilakukan. Menurut
Walgito (1999), Sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan
tertentu, dan memberikan sadar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau
berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Berdasarkan hal
tersebut pada Tugas Akhir (TA) perlu
disusun Proposal penelitian yang berjudul“ Evaluasi
Pengetahuan dan Sikap Petani Tentang
Pemupukan Berimbang di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan
masalahnya adalah :
2. Bagaimana
sikap petani tentang pemupukan berimbang pada
tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
3.
Bagaimana cara
meningkatkan pengetahuan
dan sikap petani tentang pemupukan berimbang pada
tanaman padi di kecamatan Madapangga Kabupaten BimaTujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah :
1.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima
2.
Untuk mengetahui tingkat sikap petani
tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima.
3.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima
Manfaat
1. Sebagai
bahan informasi dan masukan bagi petani dalam meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi .
2. Sebagai
bahan pembelajaran atau referensi bagi peneliti
lainnya yang inging mengetahui pengaruh penerapan pupuk berimbang pada
tanaman padi.
3. Bagi
dunia akademis, penelitian ini merupakan bentuk inplementasi studi RPL dan
sebagai bagian dari proses belajar yang harus di tempuh dan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Terapan di Jurusan Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan Polbangtan Malang .
4. Bahan
informasi penentu kebijakan yang ada diwilayah dalam mengembangkan budidaya
tanaman padi.
METODE PELAKSANAAN
Lokasi dan Waktu
Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu pada petani padi sawah di Desa
Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima NTB, dari tanggal 8 Juli s/d 15 Juli 2023 sedangkan kegiatan penyuluhan
dilakukan pada tanggal 17 Juli 2023.
Metode Kajian dan Alur Kajian
Metode Kajian
Kajian
ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan
berimbang
pada tanaman padi sedangkan metode yang digunakan pada kajian ini
adalah metode deskriptif survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah
Populasi dan
Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah 10 kelompok tani padi pelaksana SL-IPDMIP Di Desa
Monggo Kecamatan Madapangga kabupaten Bima dengan jumlah anggota 121 orang.
Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugyono,2007). Pengambilan sampel dalam kajian ini menggunakan teknik
simple random sampling yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara acak dari jumlah populasi yang ada tanpa
memperhatikan strata dari populasi yang ada.
Jumlah
sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari jumlah populasi yaitu 30 orang. Arikunto (2008), menyatakan
apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 55 %
atau lebih
Tabel 1 Pengambilan sampel
No |
Nama Kelompok |
Jumlah
anggota |
Sampel
(25%) |
1 |
Muncul Baru I |
14 |
4 |
2 |
Jembatan
Makosa |
11 |
3 |
3 |
Mangge Kompo I |
13 |
3 |
4 |
Tamlento |
12 |
3 |
5 |
Mpungga |
10 |
3 |
6 |
Madabure |
14 |
3 |
7 |
Dana Kala |
11 |
3 |
8 |
Mangge Kompo II |
13 |
3 |
9 |
Rasa Bou |
10 |
2 |
10 |
Muncul Baru II |
13 |
3 |
Jumlah |
121 |
30 |
Jenis dan
Sumber Data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data
Primer.
Data Primer
merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden kajian yaitu dari
anggota Kelompok Tani di
Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
Data yang
dibutuhkan pada kajian ini adalah data identifikasi aspek pengetahuan dan sikap petani tentang pemupukan
beimbang pada tanaman padi sawah
2. Data Sekunder
Data sekunder
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain) berupa data profil desa, data keadaan kelompok, atau data yang
relevan dengan kajian yang akan dijadikan sebagai pendukung untuk memahami
masalah dan sebagai alternative pemecahan masalah.
3.2.4 Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara secara semi terstruktur mengenai topik yang
dibahas namun memberikan kesempatan pada responden untuk jujur dan terbuka
menggunakan kuisioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden
untuk dijawab atau menggunakan angket yaitu memberikan daftar pertanyaan pada
responden untuk diisi secara santai dirumah sehingga diperoleh data apa adanya
tanpa tekanan.
Daftar
pertanyaan menggunakan tes obyektif pilihan ganda biasa dengan alternative tiga
jawaban (Widoyono, 2012) dengan instrument sebagai berikut
Tabel 2 Instrumen
Pengetahuan
Dimensi |
Indikator |
Butir |
Tahu. |
1.
Responden dapat menyebutkan
jenis - jenis pupuk 2. Responden tahu menyebukkan kapan waktu melakukan
pemupukan |
1,2 |
Memahami. |
3.
Responden paham pupuk urea, sp36, KCL sebagai
pupuk an organik 4.
Responden paham kandungan unsur hara apa pada masing jenis pupuk |
3,4 |
Aplikasi. |
5. Responden dapat menetapkan dosis pemupukan padi
sesuai petunjuk 6. Responden dapat
mengaplikasikan pupuk secara berimbang |
5,6 |
Analisis. |
7. Responden menganalisis
keuntungan aplikasi pupuk berimbang pada tanaman padi 8. Responden dapat mengelompokaan fungsi masing jenis
pupuk |
7.8 |
Sintesis. |
9. Responden dapat mengkategorikan
atau mengaitkan fungsi masing – masing jenis pupuk |
9 |
Evaluasi. |
10. Responden dapat menilai dan
menjastifikasi keunggulan penerapan
pupuk berimbang pada tanaman padi |
10 |
Tabel 3 Instrument
Sikap
Dimensi |
Indikator |
Butir |
Menerima |
1. Responden
mau menerapkan pemupukan berimbang 2. Responden
mau melakukan pemupukan sesuai
dosis |
1,2 |
Menanggapi |
3. Responden
yakin bahwa pemupukan berimbang memperbaiki mutu produksi 4. Responden
yakin bahwa pemupukan berimbang mudah dilakukan |
3,4 |
Menilai |
5. Responden
menilai bahwa pupuk berimbang menguntungkan 6. Responden
menilai bahwa pemupukan berimbang meningkatkan produksi |
5,6 |
Mengelola |
7. Responden mau mengembangkan pemupukan berimbang 8. Responden mau menyampaikan inforrmasi
kepada petani lain |
7,8, |
Karakteristik |
9. Responden
mau melayani petani
lain yang konsultasi tentang pemupukan berimbang 10. Responden
mau membantu petani
lain Dalam memecahkan masalah pemupukan |
9,10 |
Uji
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kajian
Uji validitas instrument kajian dilakukan dengan
pengajuan validitas isi, konstruksi dilanjutkan dengan uji validitas butir. Uji
validitas isi dilakukan melalui kisi-kisi instrument sebelum menyusun daftar
pertanyaan. Uji validitas dilakuan
dengan mencari nilai korelasi product
moment menggunakan program Ms
exel for windows 7 (Sugyono, 2012).
Uji Reliabilitas Instrument adalah indeks yang
menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau memiliki
reliabilitas tinggi dan dapat digunakan berkali-kali pada orang yang sama.
Analisis realiilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
koofisien relalibilitas ccronbach Alpha dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
r11 =
Nilai realibilitas reliabilitas
Sî = Varian skor
tap item
St = Varian
Total
K = jumlah item
pertanyaan
Analsis Data
Data
yang diperoleh dalam kajian ini diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel
frekuensi/tabulasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
1.
Pengetahuan petani tentang aspek teknis pemupukan berimbang pada
tanaman padi sawah.
Untuk mengukur
tingkat pengetahuan petani maka digunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban
benar menggunakan rumus skor tanpa denda
menurut Widoyono (2012) sebagai
berikut: Sk = B
Keterangan :
Sk =
Skor yang diperoleh peserta.
B =
Jumlah jawaban benar.
Setelah jawaban
benar dihitung dibagi menjadi 3(tiga) kategori yaitu kategori 1 – 10, 11 – 20
dan 21 - 30 jawaban benar, jika setiap responden memiliki jawaban benar
sebanyak 1 – 10 maka termasuk kategori rendah, jawaban benar 11 – 20 termasuk
kategori sedang dan jika jawaban benar 21 – 30 termasuk kategori tinggi.
2. Sikap petani tentang pemupukan berimbang
Menurut
Azwar (2013), cara mengukur sikap dengan menggunakan Model Skala Likert
yakni variabel yang diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dan dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub
variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut kemudian dibuat pernyataan atau
pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai
berikut:
Pernyataan Positif: Sangat
Setuju (SS) = 4 Setuju (S) = 3 Tidak
Setuju (TS) = 2 Sangat
Tidak Setuju ( STS) =1 |
Pernyataan
Negatif: Sangat Setuju (SS) = 1 Setuju (S) = 2 Tidak Setuju (TS) = 3 Sangat Tidak Setuju (STS = 4 |
Suatu
cara untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating
yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga
rata-rata atau mean skor kelompok dimana responden itu termasuk. Perbandingan relative ini akan menghasilkan
interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang favorable dibandingkan
dengan rata-rata kelompoknya. Agar
perbandingan itu menjadi punya arti, haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi
standar kelompok itu sendiri yang berarti kita harus mengubah skor individual
menjadi skor standar.
Salah
satu skor standar yang digunakan dalam skala likert adalah skor T, yaitu :
X =
Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
= Mean Skor
kelompok
s =
Deviasi standar skor kelompok
Pengambilan
kesimpulan didasarkan pada nilai skor T, jika total skor responden lebih kecil
dari 50 maka responden tersebut memiliki sikap negative (unfavorable) dan jika sokre responden lebih besar atau sama dengan
50 maka responden memiliki sikap positif
terhadap pemupukan berimbang pada tanaman
padi sawah.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Keadaan Wilayah
Desa Monggo merupakan salah satu
dari 11 Desa di bawah administratif Kecamatan Madapangga yang terdiri dari 18
RT, 6 RW dan 4 Dusun yang terletak diketinggian 400 m di atas permukaan laut. Wilayah kerja Desa
Monggo Kecamatan Madapangga mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Ø Sebelah Utara : Desa Dena
Ø Sebelah Selatan : Kecamatan Donggo
Ø Sebelah Barat : Desa Ndano
Ø Sebelah Timur : Desa Ncandi
Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Wilayah
ini termasuk iklim tropis Type E4
(menurut Smith dan Ferguson,
1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 27 s/d 300C dan
suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata
berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.
Curah Hujan
rata-rata Kecamatan Monta selama lima tahun terakhir 87 mm dengan hari hujan 89
hari, curah hujan terbanyak terjadi pada bulan November, Desember, Januari,
Pebruari, Maret setiap bulannya dengan kalsifikasi 5 bulan basah dan 7 bulan kering
kedalaman gambut hingga 1 meter dan asal pembentukan tanahnya dari endapan abu
vulkanik.
Tekstur
tanah terdiri dari tanah lempung liat
hingga lempung berpasir, PH sangat bervariasi tergantung kondisi tanahnya. pada
tanah kebun dan tanah tegalan kisaran PH tanahnya antara 5 – 6, pada lahan
sawah irigasi PH rata-rata 4. Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter
dengan kondisi drainase kurang baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan
abu vulkanik sedangkan kandungan organik tanah hanya 1,2 % sementara tanah
ideal adalah tanah yang mengandung bahan organik sebesar 5 % hal ini disebabkan
karena pola tanam yang terus-menerus tanpa diberikan bahan organik seperti
pupuk kandang, pupuk kompos atau pupuk organik lainnya.
Tabel
4.
Tabel Curah Hujan 6 Tahun Terakhir
No |
Tahun |
Curah Hujan (mm) |
1. |
2017 |
768 |
2. |
2018 |
1.471 |
3. |
2019 |
1.674 |
4. |
2020 |
2.640 |
5. |
2021 |
1.292.5 |
6. |
2022 |
1.265 |
Jumlah |
9.100,5 |
|
Rata – rata |
1.518,42 |
Sumber Data :
Penakar Curah Hujan
Tabel diatas
menggambarkan bahwa curah hujan selama 6 (Enam) tahun terakhir sangat mendukung
dalam kegiatan budidaya berbagai jenis tanaman terutama komoditi yang perlu
pengairan cukup.
Luas Lahan Menurut Ekosistem
Luas lahan menurut
ekosistem Desa Monggo Kecamatan Madapangga dapat disajikan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5. Luas Lahan
Menurut Ekosistem
No |
Desa |
Sawah (Ha) |
Lahan Kering (Ha) |
Total (Ha) |
|
Sederhana |
T. Hujan |
||||
1. |
Monggo |
522 |
430 |
505 |
1457 |
Sumber Data :
Monografi Desa Tahun 2022
Tabel di atas
menunjukan bahwa total lahan usaha tani Desa Monggo Kecamatan Madapangga adalah
1457 Ha yang terdiri dari Lahan Sawah Sederhana 522 Ha, Sawah Tadah Hujan 430
Ha dan Tegalan 505 Ha.
Luas Lahan Menurut Penggunaan
Berdasarkan
hasil identifikasi potensi wilayah tahun 2022, penggunaan lahan di Desa Monggo
Kecamatan Madapangga secara terperinci dapat disajikan pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Luas Lahan
Menurut Penggunaan
NO |
DESA |
Pekarangan |
Tegal |
Padang Rumput |
Empang |
Lahan Tidur |
Hutan |
sawah |
TOTAL |
1. |
MONGGO |
102 |
703 |
75 |
1 |
398 |
467 |
952 |
2698 |
Sumber data : Profil desa Monggo
2022
Tabel
di atas menunjukan bahwa luas lahan menurut penggunaan adalah 2.689 Ha yang
terdiri dari Pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman 102 Ha,
Tegal/kebun/ladang/huma 546 Ha, Padang rumput 143 Ha, Kolam/tebat/empang 1 Ha, Tanah yang sementara tidak
diusahakan 564 Ha, tanah untuk kayu-kayuan 467 Ha dan Sawah 952 Ha.
Sumber Daya Manusia
Jumlah
Penduduk
Penduduk
sebagai sumberdaya manusia adalah salah
satu faktor utama yang mutlak diperlukan untuk menggerakan pembangunan termasuk
pembangunan di sektor pertanian.
Jumlah penduduk Desa Monggo
tahun 2022 sebanyak 3926 Jiwa yang terdiri dari Laki-laki 1935 Jiwa dan
Perempuan 1991 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1244 KK. Secara terperinci
gambaran keadaan
penduduk Desa Monggo sebagai berikut :
Tabel 7. Jumlah
Penduduk Menurut Golongan Umur
NO |
DESA |
JUMLAH PENDUDUK YANG BERUMUR |
TOTAL |
JUMLAH KK |
||||||
0-10 |
11-20 |
21-30 |
31-40 |
41-50 |
51-60 |
>60 |
||||
1. |
MONGGO |
378 |
302 |
997 |
857 |
550 |
445 |
397 |
3926 |
1521 |
Sumber
Data : Monografi Desa Tahun 2022
Dari
tabel di atas menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada kelompok
umur 21-30 tahun sebanyak 997 Jiwa, kelompok umur 31-40 sebanyak 857 jiwa,
kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 550 Jiwa, kelompok umur 51-60 sebanyak 445
jiwa dan kelompok umur 11-20 sebanyak 302 jiwa, kelompok umur 0-10 sebanyak
378, dan kelompok umur > 60 sebanyak 397 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa
potensi SDM pertanian di Desa Monggo sangat produktif dan berpeluang untuk
keberlanjutan pembangunan pertanian di masa yang akan datang.
4.2.2 Jumlah
Penduduk Menurut Pendidikan
Secara
umum tingkat pendidikan masyarakat Desa Tanggulangin relative cukup baik.
Mudahnya akses terhadap lembaga pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi yang terdapat di Desa Monggo maupun di
Ibukota Kecamatan madapangga
atau di Ibukota Kabupaten Bima
dan kota-kota sekitarnya turut mendukung perbaikan tingkat pendidikan penduduk.
Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Jumlah
Penduduk Menurut Pendidikan
NO |
DESA |
JUMLAH PENDUDUK |
|||||
Belum/ Tidak sekolah |
SD |
SLTP |
SLTA |
AKADEMI |
Perguruan Tinggi |
||
1. |
MONGGO |
491 |
1.087 |
1.171 |
1.079 |
40 |
58 |
Sumber Data :
Monografi Desa Tahun 2022
Dari
tabel di atas menunjukan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan masih
didominasi oleh tingkat SLTP sebanyak 1.171 jiwa dan yang paling sedikit
tingkat Akademi sebanyak 40 Jiwa. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan non
formal melalui kegiatan penyuluhan pertanian sangat dibutuhkan, secara khusus
pada kegiatan-kegiatan meningkatkan kompetensi baik pengetahuan keterampilan
maupun sikap (PKS) dibidang pertanian.
Untuk
dapat mendukung dan menggerakan pembangunan termasuk pembangunan di sektor
pertanian di suatu daerah, maka kualitas sumberdaya manusia daerah tersebut
harus baik. Perbaikan/peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan
melalui pendidikan. Persentase jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi di
Desa Monggo
perlu ditingkatkan agar bisa lebih mendukung berbagai program pembangunan
termasuk pembangunan
di sektor pertanian. Dengan pendidikan yang semakin tinggi diharapkan petani
dapat lebih mengembangkan usahataninya dengan memanfaatkan segala sumber daya
yang ada. Semakin luas wawasan pengetahuan yang dimiliki oleh petani diharapkan
petani dapat memaksimalkan segala bentuk sumber daya yang ada di sekitarnya
sehingga akan mendukung dalam pengelolaan usahatani yang dilakukan, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani pada umumnya
4.2.3 Jumlah Penduduk
Menurut Pekerjaan
Secara umum penduduk di Desa Monggo Kecamatan Madapangga bermata penaharian
sebagai petani, pekebun dan peternak. Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut
pekerjaan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Jumlah
Penduduk Menurut Pekerjaan
NO |
DESA |
PEKERJAAN |
TOTAL |
||||
Petani |
Pekebun |
Peternak |
Nelayan |
Lain-lain |
|||
1. |
MONGGO |
967 |
60 |
129 |
- |
365 |
1.521 |
Sumber
Data : Monografi Desa Tahun 2022
Seiring
dengan terus berkurangnya
lahan pertanian karena konversi/alih fungsi lahan yang berdampak pada
menurunnya pendapatan dari sektor pertanian sementara di sisi lain terjadi
peningkatan kebutuhan hidup menjadikan penduduk Desa Monggo juga berusaha mencari alternatif pekerjaan
lain seperti menjadi pengusaha dan karyawan di perusahaan swasta di sekitar
Desa Monggon.
Oleh karena itu peningkatan efisiensi usahatani menjadi syarat mutlak agar
usaha dibidang pertanian dapat tetap menjadi penopang utama peningkatan
penadapatan penduduk Desa Monggo.
Peningkatan efisiensi usahatani ini salah satunya dapat dilakukan dengan
penerapan berbagai inovasi teknologi seperti teknologi pengaturan jarak tanam pemupukan berimbang dan pengelolan hama secara terpadu.
4.3 Data Keadaan pertanian
4.3.1 Tanaman Pangan
Komoditas
tanaman pangan utama desa teke terdiri dari padi kedele, jagung dan kacang
hijau. Untuk mengetahui komoditi utama Desa teke dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 10. Data Luas Tanam,
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2022
No |
Komoditi |
Luas Tanam (Ha) |
Luas Panen (Ha) |
Produktivitas (Kw/Ha) |
Produksi (Ton) |
1. |
Padi |
1.176 |
1.117,2 |
58.75 |
6.563,55 |
2. |
Kedelai |
602 |
571,9 |
13.50 |
772,065 |
3. |
Jagung |
770 |
731,5 |
58.25 |
4.260,99 |
4. |
Kacang
Hijau |
160 |
152 |
8.00 |
121,6 |
Sumber Data : Monografi Desa Tahun 2022
Dari tabel di atas,
tanaman pangan komoditi Padi mendominasi dilihat dari luasan pengusahaanya
yaitu sejumlah 1176 Ha diikuti dengan jagung 770 Ha, Kedelai 602 Ha, Kacang
Hijau 160 Ha dan padi gogo 10 Ha.
4.3.2 Peternakan
Usaha
peternakan merupakan usaha yang tengah dikembangkan dan telah memberikan dampak
positif terhadap peningkatan pendapatan petani di Desa Monggo Kecamatan
Madapangga seperti ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan ayam. Untuk
mengetahui komoditas ternak yang diusahakan petani peternak di desa Monggo
dapat dilihat pada tabel 11..
Tabel 11.
Populasi Ternak Tahun 2022
No |
Jenis Ternak |
Jumlah |
1. |
Sapi |
1.008 |
2. |
Kerbau |
595 |
3. |
Kuda |
250 |
4. |
Kambing |
2.149 |
5. |
Domba |
243 |
6. |
Ayam Buras |
2.180 |
7. |
Ayam Broiler |
3.000 |
8. |
Itik |
367 |
Sumber Data :
Monografi Desa Tahun 2022
Dari tabel di atas populasi
ternak yang mendominasi adalah Ayam Broile sebanyak 3.000 ekor kemudian Ayam
Buras sebanyak 2180 Ekor, Kambing sebanyak 2.149 Ekor, Sapi sebanyak 1008 Ekor,
Kerbau 595 ekor, Itik sebanyak 367 Ekor, Kuda sebanyak 250 ekor dan domba
sebanyak 243 ekor. Hal ini menunjukan bahwa populasi ternak di Desa Monggo tiap
tahun mengalami peningkatan jumlah
4.3 Identifikasi Karakteristik Sasaran
4.3.1 Tingkat Pendidikan Responden
Pertumbuhan
ekonomi tidak akan lepas dari banyak faktor yang memengaruhi sukses tidaknya
suatu wilayah. Beberapa faktor yang memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah antara lain kualitas sumber daya manusia (SDM),
penguasaan teknologi, hingga ketersediaan modal.
Dari hasil
survei di Kecamatan Madapangga kajian
Desa Monggo jumlah responden 30 orang
yang menjadi sampel untuk mengukur Pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah.
Distribusi tingkat pendidikan responden dapat
dilihat pada Tabel 12 :
Tabel 12. Distribusi
Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan |
Jumlah Responden |
Pernsetase (%) |
SD |
6 |
20 |
SMP |
12 |
40 |
SMA |
11 |
37 |
PT |
1 |
3 |
Jumlah |
30 |
100 |
Sumber: Data diolah, 2023
Tabel 7
menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kategori pendidikan SMP 40% dan
SMA 37% Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada
bangku SMP dan SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan
masih cenderung sedang. Tingkat pendidikan yang cenderung sedang
sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir,
penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas yang diusahakan.
Faktor
kualitas SDM merupakan satu dari beberapa faktor yang paling penting dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia (Hamdan et al.,
2020). Kualitas SDM suatu wilayah yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti tingkat pendidikan, akses kesehatan dan
standar hidup layak. Dari beberapa aspek tersebut, salah satu indikator yang
paling berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia adalah pada tingkat pendidikan.
Akses sumber daya manusia terhadap pendidikan akan berpengaruh terhadap
kualitas output yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,
maka akan semakin tinggi pula kualitas produksi yang dihasilkan.
Lama Usahatani Responnden
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi
cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta
penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Distribusi lama usaha petani
responden dapat dilihat pada Tabel 13 :
Tabel 13. Distribusi
Lama Usahatani Responden
Lama Usaha |
Interval |
Jumlah |
Persentase |
(tahun) |
Responden |
(%) |
|
Baru |
1 -13 |
9 |
30 |
Sedang |
14 – 27 |
14 |
47 |
Lama |
28 – 40 |
7 |
23 |
Jumlah |
|
30 |
100 |
Sumber: Data
diolah, 2023
Tabel
13
menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak pada kategori lama usaha
diatas > 20 tahun sebanyak 15 orang atau 50%. Hal ini menunjukkan bahwa
petani responden sudah berpengalaman dalam berusaha tani padi sawah.
4.3.3 Umur Responden
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan
respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Distribusi
umur responden dapat dilihat pada Tabel 14 :
Tabel 14. Distribusi
Umur Responden
Umur (tahun) |
Jumlah (Orang) |
Presentasi (%) |
0-15 |
0 |
0 |
16 – 64 |
30 |
100 |
>64 |
0 |
0 |
Jumlah |
30 |
100 |
Sumber:
Data diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan
bahwa responden memiliki umur antara 16 S/D 64 tahun. tahun Hal ini menunjukkan bahwa responden
memiliki usia produktif sehingga sangat mempengaruhi
pengetahuan dan sikap dalam penerapan pemupukan berimbang pada
tanaman padi sawah.
Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani
Pelaksanaan
kajian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap responden/sampel
terhadap penerapan pemupukan berimbang pada tanaman
padi sawah pada tanaman padi sawah. Kajian yang dilakukan pada tanggal 07 Juli
s/d 20 Juli 2023
dengan cara survei atau melakukan wawancara secara tertutup pada 30 orang
responden anggota kelompoktani di Desa Monggo
dengan mangajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
Pengetahuan Petani tentang Pemupukan Berimbang
Kajian terhadap pengetahuan responden diukur dengan cara mengajukan
sebanyak 10
pertanyaan. Setiap soal jawaban yang benar nilainya 1 dan salah nilainya
0, sehingga akan diperoleh interpretasi skor / nilai minimal 0 dan nilai
maksimal 10. Dari interpretasi skor minimal dan
maksimal maka tingkat pengetahuan
responden dapat dikategorikan seperti disajikan dalam Tabel 15:
Tabel 15 Kategori
Pengetahuan Petani
No |
Kategori Penilaian |
Skor |
Jumlah Responden |
Total Skore |
Persentase (%) |
1 |
Rendah |
0-3 |
1 |
10 |
1,57 |
2 |
Sedang |
4-7 |
13 |
232 |
36,42 |
3 |
Tinggi |
8-10 |
16 |
395 |
62,01 |
Jumlah |
|
30 |
637 |
100,00 |
Sumber : Data diolah, 2023.
Tabel
15 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
petani responden terhadap aspek pemupukan berimbang
pada tanaman padi sawah temasuk kategori
tinggi. Tingginya tingkat pengetahuan petani
di juga dipengaruhi oleh pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh Tim
penyuluhan pertanian Kecamatan Madapangga dengan penerapan metode dan media
yang sesuai dengan kondisi wilayah dan agroekosistem serta kemampuan penyuluh
dalam komunikasi penyuluhan melalui program SL-IPDMIP.
Hal ini sesuai pendapat Nurhayati
(2011), penyuluh yang terampil dalam berkomunikasi tidak akan mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya didorong oleh perasaan dari dalam dirinya
untuk mengabdi ditempat manapun ditugaskan. Kemampuan berkomunikasi penyuluh
berhasil dengan baik karena didukung dengan pendekatan kepada petani jauh
sebelum penyuluh menjadi pemandu lapang SL PTT padi.
Sikap Petani terhadap pemupukan berimbang
Survei terhadap
sikap petani responden terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah
dilakukan dengan melalui wawancara menggunakan kuisioner pernyataan sebanyak 10
pernyataan dengan hasil kajian Sikap dapat
dilihat pada tabel 16 sebagai berikut :
Tabel 16 Hasil
Kajian survei sikap petani
Sikap |
Kriteria |
Jumlah
Responden |
(%) |
Positif Negatif |
T > 50 T < 50 |
5 25 |
17 83 |
Jumlah |
|
30 |
100 |
Dari data
tersebut menunjukkan bahwa petani sasaran sebanyak 5
orang atau 17% memiliki sikap positif terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah sedangkan
sebanyak 25 orang responden 83%
yang memiliki sikap negative terhadap pemupukan berimbang pada
tanaman padi sawah.
Untuk memecahkan
masalah tersebut maka perlu dilakukan penyuluhan melalui perancangan penyuluhan
menggunakan media dan metode yang sesuai karakteristik sasaran sehingga terjadi
perubahan sikap petani terhadap pemupukan berimbang. Hal ini sesuai pernyataan Azwar,
(1995) Sikap
Sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari
pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota
kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi
di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik
yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota
masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara
individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis disekelilingnya.
RANCANGAN DAN
PELAKSANAN PENYULUHAN
Rancangan Penyuluhan
Waktu dan Tempat
Kegiatan
penyuluhan pertanian dilaksanakan tanggal 17 juli 2023 di
Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.
Materi Penyuluhan
Materi
penyuluhan yang disampaikan
yaitu pemupukan
berimbang pada
tanaman padi sawah. Materi ini
didasarkan atas hasil identifikasi masalah yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran. Materi penyuluhan yang ditetapkan pada kegiatan
kajian adalah teknik penerapan pemupukan berimbang pada
tanaman padi sawah.
Penetapan Materi
Penyuluhan pertanian berdasarkan musyawarah bersama petani mitra dan gapoktan
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi serta permasalahan yang berkembang pada
saat kajian.
Hal ini sesuai
dengan amanat UU SP3K, 2006 Pasal 27 menyatakan bahwa (1)materi penyuluhan
dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha
dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian,
perikanan dan kehutanan. (2)Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber
daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan, informasi,
ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan, pendapat Soekartawi (2008), bahwa materi penyuluhan harus sesuai
dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani akan tertarik
perhatiannya dan akan termotifasi untuk mempraktikkannya. Materi yang menarik
perhatian para petani adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan
usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.
Materi
penyuluhan pertanian yang digunakan pada kajian Penyuluhan disusun berdasarkan
hasil Rekomendasi Badan Litbang Pertanian Tahun 2008 tentang Budidaya Padi.
Materi penyuluhan pertanian disusun dalam bentuk sinopsis yang merupakan uraian
singkat mengenai teknik penerapan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi
sawah.
Guna mempermudah
pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu disusun langkah-langkah yang ditempuh
dalam melakukan kegiatan penyuluhan menyusun Lembar Persiapan Menyuluh (LPM).
Lembar persiapan menyuluh disusun bersama Penyuluh Pertanian Desa Monggo
Kecamatan Madapangga
Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan ini adalah untuk
merubah sikap petani agar mau menanam padi sawah dengan menerapkan pemupukan berimbang.
Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung
dalam Gapoktan Sumber Soke sebanyak 30 orang pada Tabel 17
:
Tabel 17 Keadaan
Sasaran Penyuluhan
No |
Nama |
Umur |
Pendidikan |
Lama Usaha Tani (TH) |
Luas Lahan (Ha) |
1 |
Sunardin |
57 |
SMP |
30 |
1,00 |
2 |
Muhsin, SH |
50 |
PT |
25 |
2,00 |
3 |
Syafrudin |
45 |
SMA |
25 |
0,50 |
4 |
Ruslan |
40 |
SMP |
10 |
2,00 |
5 |
Amirudin |
36 |
SMP |
15 |
1,00 |
6 |
M.Kadafi |
30 |
SMA |
10 |
2,00 |
7 |
Mayor |
27 |
SMA |
5 |
1,50 |
8 |
Yasin |
25 |
SD |
3 |
1,00 |
9 |
Sirajudin |
56 |
SMA |
10 |
1,00 |
10 |
Maman |
26 |
SMA |
5 |
1,50 |
11 |
Radiman |
35 |
SMA |
3 |
1,00 |
12 |
Sarujin |
50 |
SMA |
15 |
0,75 |
13 |
Arsyad |
55 |
SD |
25 |
2,00 |
14 |
A.Majid |
56 |
SMA |
30 |
1,00 |
15 |
Rifaid |
41 |
SMA |
31 |
1,00 |
16 |
Junaidin |
46 |
SMA |
15 |
2,00 |
17 |
Azwan |
50 |
SD |
20 |
1,50 |
18 |
Suherman |
25 |
SMP |
30 |
2,00 |
19 |
Muhtar |
42 |
SMP |
10 |
1,00 |
20 |
A.haris |
50 |
SD |
25 |
2,00 |
21 |
Abubakar |
42 |
SMP |
40 |
1,50 |
22 |
Nurma |
30 |
SMP |
15 |
1,00 |
23 |
Nuraeni |
45 |
SMA |
25 |
2,00 |
24 |
Kalisom |
56 |
SMP |
30 |
1,50 |
25 |
Hadijah |
50 |
SMP |
35 |
1,00 |
26 |
St rahma |
46 |
SMP |
20 |
1,00 |
27 |
Junari |
56 |
SD |
25 |
2,00 |
28 |
Hafiah |
50 |
SMP |
15 |
0,75 |
29 |
Maemunah |
46 |
SMP |
10 |
0,60 |
30 |
Aisah |
55 |
SD |
25 |
0,55 |
Jumlah |
1318 |
582 |
39,65 |
||
Rata-rata |
44 |
11 |
1,32 |
Sumber : Data Primer diolah, 2023.
Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rara umur sasaran penyuluhan 44 tahun, tingkat pendidikan rata-rata adalah SMP 40% dan SMA 36 %, Pengalaman usaha 11 tahun dan pemilikan lahan ra-rata 1,32
ha.
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan
respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut
Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan
pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara
hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap
hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya.
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan
menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan
situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses
semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya
pengalaman penggunaan teknologibaru (Purwanto, 2005).
Soekartawi
(1988), mengatakan, perilaku penerapan inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor dari dalam diri petani maupun faktor dari luar lingkungan. Faktor
dari dalam diri meliputi umur, pendidikan, status sosial, pola hubungan sikap
terhadap pembaharuan, keberanian mengambil resiko, fatalisme, aspirasi dan
dogmatis (sistem kepercayaan tertutup). Termasuk faktor lingkungan antara lain:
kosmopolitas, jarak ke sumber informasi, frekuensi mengikuti penyuluhan,
keadaan prasarana dan sarana dan proses memperoleh sarana produksi.
Metode dan Teknik
Penyuluhan
Metode
penyuluhan yang digunakan adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan
demonstrasi cara dengan teknik pendekatan kelompok dan individu. Metode ceramah
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam terhadap keunggulan dan
keuntungan pemupukan
berimbang. Disamping
itu pelaksanaan penyuluhan melalui Kunjungan rumah atau anjang sana dimaksudkan
agar menimbulkan keakraban antara penyuluh dan petani serta memberikan
pemahaman yang mendalam terhadap petani yang belum mau menerima dan pemupukan berimbang. Sedangkan
demonstrasi cara untuk
mendemonstrasikan cara uji PUTS, uji BWD dan cara pemupukan. Pemilihan
metode dan teknik penyuluhan tersebut diatas berdasarkan hasil kontektualisasi
penerapan dan pemilihan metode penyuluhan.
Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang ditetapkan
dalam rancangan penyuluhan adalah
media folder, peta
singkap dan media sesungguhnya. Folder dipilih dengan alasan untuk
memberikan penjelasan yang mendalam terhadap teknik pemupukan padi serta keuntungan pemupukan berimbang menambah
daya tarik karena dilengkapi gambar-gambar serta analisa usahatani padi sawah dengan pemupukan berimbang. Alasan lain adalah walaupun petani sebagian memiliki tingkat pendidikan yang rendah namun para petani
memiliki kemampuan dalam membaca dan menulis sehingga mempermudah dalam
penerimaan materi yang disampaikan.
Penggunaan peta singkap pada kegiatan penyuluhan sebagai
bahan pembuatan ilustrasi teknis uji PUTS, BWD dan cara pemupukan sedangkan media sesungguhnya yang digunakan adalah lahan
sawah, bibit padi yang digunakan pada saat demonstrasi cara penanaman sehingga
memudahkan pemahaman dan berdampak pada perubahan sikap petani.
Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan di Desa Monggo Kecamatan Madapangga adalah
berdasarkan hasil kajian dan disampaikan melalui materi, media dan metode yang
telah ditetapkan yaitu penyuluhan tentang teknis pemupukan
berimbang pada tanaman padi sawah. Penyuluhan pertanian
dilakukan sebanyak1 (satu)
kali dengan menerapkan kombinasi metode Ceramah, Demonstrasi cara.
Evaluasi Sikap Petani.
Pengukuran
sikap petani sasaran
terhadap inovasi pemupukan berimbang
pada tanaman padi sawah dilakukan
dengan mengajukan pernyataan untuk mengetahui tanggapan atau respon evaluatif
petani sebelum penyuluhan
dan sebelum penyuluhan.
Hasil
perhitungan T skore pada skala sikap dapat dilihat pada Tabel 18 sebagai
berikut :
Tabel 18
Hasil Uji T Skore Pada Skala Sikap Petani
|
|
Free Test |
Post test |
|
||
Sikap |
Kriteria |
Jumlah
Responden |
(%) |
Jumlah
Responden |
(%) |
Peningkatan |
Positif Negatif |
T > 50 T < 50 |
5 25 |
17 83 |
19 11 |
63 37 |
44 -44 |
Jumlah |
|
30 |
100 |
30 |
100 |
|
Sumber : Data diolah, 2023
Dari data
tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi
sebelum penyuluhan dari 30 sasaran memiliki sikap positif hanya 17%, setelah
dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan
peningkatan 44%.
Untuk mengetahui
perubahan sikap masing-masing sasaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
:
Tabel 14 Perubahan
sikap Individu
No |
Nama Petani |
Free Test |
Post Test |
Peningkatan (%) |
||||||
Jml |
rata-rata |
SD |
T Skore |
Jml |
rata-rata |
SD |
T Skore |
|||
1 |
Sunardin |
27 |
2,7 |
0,46 |
53,03 |
32 |
3,2 |
0,40 |
72,00 |
18,97 |
2 |
Muhsin, SH |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
33 |
3,3 |
0,46 |
64,81 |
4,44 |
3 |
Syafrudin |
24 |
2,4 |
0,92 |
23,57 |
32 |
3,2 |
0,60 |
48,00 |
24,43 |
4 |
Ruslan |
25 |
2,5 |
0,81 |
27,91 |
30 |
3 |
0,63 |
42,69 |
14,78 |
5 |
Amirudin |
16 |
1,6 |
0,49 |
29,39 |
29 |
2,9 |
0,30 |
87,00 |
57,61 |
6 |
M.Kadafi |
13 |
1,3 |
0,46 |
25,53 |
20 |
2 |
0,45 |
40,25 |
14,72 |
7 |
Mayor |
28 |
2,8 |
0,60 |
42,00 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
18,37 |
8 |
Yasin |
13 |
1,3 |
0,46 |
25,53 |
27 |
2,7 |
0,46 |
53,03 |
27,50 |
9 |
Sirajudin |
12 |
1,2 |
0,40 |
27,00 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
33,37 |
10 |
Maman |
12 |
1,2 |
0,60 |
18,00 |
28 |
2,8 |
0,40 |
63,00 |
45,00 |
11 |
Radiman |
16 |
1,6 |
0,92 |
15,71 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
44,66 |
12 |
Sarujin |
16 |
1,6 |
0,66 |
21,71 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
38,67 |
13 |
Arsyad |
27 |
2,7 |
0,46 |
53,03 |
29 |
2,9 |
0,54 |
48,47 |
-4,56 |
14 |
A.Majid |
31 |
3,1 |
0,54 |
51,81 |
28 |
2,8 |
0,40 |
63,00 |
11,19 |
15 |
Rifaid |
14 |
1,4 |
0,49 |
25,72 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
34,65 |
16 |
junaidin |
17 |
1,7 |
0,78 |
19,59 |
22 |
2,2 |
0,40 |
49,50 |
29,91 |
17 |
azwan |
16 |
1,6 |
0,80 |
18,00 |
26 |
2,6 |
0,49 |
47,77 |
29,77 |
18 |
Suherman |
17 |
1,7 |
1,00 |
15,22 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
45,15 |
19 |
Muhtar |
17 |
1,7 |
0,64 |
23,89 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
36,48 |
20 |
A.haris |
17 |
1,7 |
0,64 |
23,89 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
36,48 |
21 |
Abubakar |
28 |
2,8 |
0,40 |
63,00 |
29 |
2,9 |
0,30 |
87,00 |
24,00 |
22 |
Nurma |
20 |
2 |
0,89 |
20,12 |
29 |
2,9 |
0,54 |
48,47 |
28,34 |
23 |
Nuraeni |
11 |
1,1 |
0,30 |
33,00 |
28 |
2,8 |
0,40 |
63,00 |
30,00 |
24 |
Kalisom |
15 |
1,5 |
0,50 |
27,00 |
26 |
2,6 |
0,49 |
47,77 |
20,77 |
25 |
Hadijah |
15 |
1,5 |
0,50 |
27,00 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
33,37 |
26 |
St rahma |
17 |
1,7 |
0,78 |
19,59 |
26 |
2,6 |
0,49 |
47,77 |
28,18 |
27 |
Junari |
14 |
1,4 |
0,66 |
19,00 |
30 |
3 |
0,45 |
60,37 |
41,38 |
28 |
Hafiah |
12 |
1,2 |
0,40 |
27,00 |
18 |
1,8 |
0,40 |
40,50 |
13,50 |
29 |
Maemunah |
10 |
1 |
0,45 |
20,12 |
23 |
2,3 |
0,46 |
45,17 |
25,05 |
30 |
Aisah |
20 |
2 |
0,89 |
20,12 |
28 |
2,8 |
0,40 |
63,00 |
42,88 |
Jml |
550 |
55 |
4,56 |
1000,561 |
843 |
84,3 |
8,59 |
1725,915 |
725,35 |
|
18,33 |
1,83 |
0,15 |
33,35 |
28,1 |
2,81 |
0,29 |
57,53 |
24,18 |
Tingginya sikap
positif petani sasaran tidak terlepas dari beberapa komponen pembentuk sikap
yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif, terbentuknya sikap tersebut
sangat dipengaruhi stimulus yang diberikan melalui penyuluhan yang terus
menerus dan berkelanjutan melalui metode pendekatan kelompok maupun perorangan.
Syafruddin, dkk (2006) dalam Astuti dan Honorita (2012), menyatakan bahwa setiap individu
memiliki kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter
yang melekat pada individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku
tersendiri dengan cara yang berbeda pula. Pengetahuan sebagai alat jaminan yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman, dan hasil
penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih
langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Tingkat pengetahuan petani responden
terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah dengan responden sebanyak 16 orang (62%) kategori tinggi dan temasuk
tingkat pengetahuan tinggi
2.
Hasil evaluasi sebelum penyuluhan dari
30 sasaran memiliki sikap positif hanya 20%, setelah dilakukan penyuluhan
terjadi peningkatan sikap positif menjadi 63 % dengan peningkatan 43%.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman padi di Kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima, Materi
penyuluhan yaitu pemupukan
berimbang pada
tanaman padi sawah, Tujuan
penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan
penyuluhan ini adalah untuk merubah sikap petani agar mau menanam padi sawah
dengan menerapkan pemupukan
berimbang, Sasaran penyuluhan dalam rancangan penyuluhan adalah petani padi sawah yang tergabung
dalam Gapoktan sebanyak 30 orang, Metode penyuluhan yang digunakan
adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, dan demonstrasi cara dengan teknik
pendekatan kelompok dan individu, Media penyuluhan
yang ditetapkan dalam rancangan penyuluhan
adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi yang dilakukan
adalah evaluasi pengetahuan dan sikap..
6.2 Saran
1. Bagi petani dengan pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan.
2. Bagi Penyuluh bahwa dalam penetapan materi,
metode dan media penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan sasaran.
3. Bagi Pemerintah dan pengambil kebijakan di wilayah guna percepatan adopsi inovasi pemupukan berimbang pada tanaman padi sawah diperlukan sebuah kebijakan atau gerakan peningkatan produksi padi melalui pengembangan metode penyuluhan melalui berbagai pendekatan.esmana ,
DAFTAR PUSTAKA
Dina Lesmana , Margareta. 2017.
Tingkat Pengetahuan Petani Padi Sawah (Oryza sativa L.) Terhadap Pertanian
Organik di Desa Manunggal Jaya Kecamatan Tenggarong Seberang. Program Studi
Agribisnis Fakultas Perrtanian Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan
Timur 1Email : dinalesmana78@gmail.com.
Siswani Dwi Daliani dan Nasriati 2015. PENGETAHUAN
PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI
KABUPATEN SELUMA. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km.6,5
Bengkulu 38119 e-mail :siswanisudarli@yahoo.co.id
Putu Fajar K. L, I Gusti Ng. W.W. , Dian T. 2017. PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN PETANI
TERHADAP PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI PADI SAWAH , (Studi kasus di Subak Anyar
Sidembunut, Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli)
Andi Fardi (2018) TINGKAT PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN PETANI DALAM USAHA TANI BUAH NAGA (Studi Kasus Di Desa Sukamaju
Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sinjai).
Sih
Nugrahini W. Yayan S. Agung Pr. 2018.
evaluasi terhadap tingkat kemampuan petani dalam pembuatan dan penggunaan
kompos jerami padi dilaksanakan di kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering
Ilir (OKI)
file:///D:/TINJAUAN%20PUSTAKA%20TA%20RAUDAH/5.BAB%20III.pdf
Widiastuti, S. N., Suryana, Y., &
Prabowo, A. (2018). Evaluasi Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Petani
Dalam Pembuatan Kompos Jerami Padi di Kelompok Karya Bersama Pampangan Kab.
Ogan Komering Ilir. Jurnal Triton, 9(1), 51-58.
Wardana, I. G. N. W., Tariningsih, D.,
& Lestari, P. F. K. (2017). Pengetahuan dan Keterampilan Petani terhadap
Pupuk Organik pada USAhatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Anyar Sidembunut,
Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli). Agrimeta, 7(13),
195587.
Ma’suf, A., Kunta, T., & Hidayat,
G. W. PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI TENTANG INOVASI TEKNOLOGI CABAI DI
KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
Jusriadi, J., Rustam, R., & Nuranisa, N. (2022). PENINGKATAN KETERAMPILAN PETANI DALAM MEMANFAATKAN LIMBAH HASIL PENYULINGAN NILAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI DESA PADANG TUMBUO. Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram, 4(1), 75-80.
Komentar
Posting Komentar