Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

Oleh :

Rostinah, Kartika Budi Utami dan Ma’ruf

Malang, 29 Juli 2023

 POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) MALANG

Alamat : Jl. Dr. Cipto 144 A Bedali Lawang Malang

Telp. (0341) 427771 – 427773, 427379 Fax. (0341) 427774 Kotak Pos144

 

RINGKASAN

Kerusakan tanaman padi yang disebabkan serangan hama penggerek batang mengakibatkan kerugian yang besar, sehingga perlu dilakukannya pengendalian terhadap hama penggerek batang. Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani adalah dengan penyemprotan pestisida yang memiliki bahan aktifklorantraniliprol 50 g/l. Namun, penyemprotan pestisida terutama pestisida sintetik akan meninggalkan residu dan berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Selain hal tersebut penggunaan pestisida sintetik akan menimbulkan resistensi terhadap hama.

Beberapa usaha dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek batang dengan aman, salah satunya dengan penggunaan pestisida organik. Pengendalian menggunakan pestisida organik telah banyak diteliti dan terbukti mampu mengendalikan beberapa hama diantaranya berdasarkan penelitian bahwa aplikasi biji mimba, ekstrak nanas dan ekstrak bawang merah mampu mengendalikan hama penggerak batang padi kuning. Tanaman maja merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan karena ketersediaannya sangat melimpah. Bagian tanaman maja yang banyak dimanfaatkan adalah daun, daging buah, dan kulit buah.Setiap bagian tanaman yang dimanfaatkan memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati.

Penyuluhan pertanian tentang Pengendalian Hama Penggerak Batang pada tanaman jagung menggunakan pestisida nabati telah  dilakukan sehingga perlu “Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

Karakteristik sasaran penyuluhan kategori pendidikan SD 17%, SMP 13 % dan SMA 70%. Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. pengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 13 tahun,sebanyak 18 orang atau 78%.,umur antara 22 S/D 60 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 22 s/d 48 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 57%., luas pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan Monta.

Hasil survei dan evaluasi tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi sebelum penyuluhan temasuk Pengetahuan rendah dengan skore  free test 685 (29%) dan setelah penyuluhan termasuk kategori tinggi dengan skore post test 1970 (85%) sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 56%.

Untuk meningkatkan pengetahuan petani maka perlu disusun rancangan penyuluhan Materi Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan Pestisida Nabati. Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di kelompok tani Tani makmur I mengetahui teknik pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dengan pestisida nabati.Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian OPT hama penggerek padi atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah pada Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kab. Bima dengan jumlah petani yakni 23 orang. Metode penyuluhan berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi Lapangan maka metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara. Media yang digunakan adalah media tercetak berupa folder dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi penyuluhan menggunakan evaluasi sumatif untuk mengukur tingkat pengetahuan menggunakan kuisioner melalui pretest dan postestsebanyak 20 pertanyaan

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Luas tanam padi di Kecamatan Monta setiap tahun adalah seluas 4919,69 dari luas sawah 5223,75 ha dengan produktivitas rata-rata 53,26 kw/ha gabah kering panen. Produksi ini masih sangat rendah dibanding hasil Kaji Terap dilakukan oleh BPP Monta bahwa produksi padi dengan teknologi sistem jajar legowo, penerapan teknologi penggunaan Benih bersertifikat, pemupukan berdasarkan perangkat Uji Tanah sawah dan Bagan Warna Daun mampu meningkatkan produktivitas padi mencapai 70 KWT /ha gabah kering panen. (BPP Monta, 2021). Rendahnya produktivitas padi di Kecamatan Monta disebabkan oleh kurangnya pemahaman petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi yang baik dan benar, salah satunya pada pemupukan lebih cenderung menggunakan pupuk anorganik dibandingkan organik sehingga mengurangi ketersedian unsur hara pada tanaman yang dapat mengurangi produktivitas hasil panen.

Kerusakan tanaman padi yang disebabkan serangan hama penggerek batang mengakibatkan kerugian yang besar, sehingga perlu dilakukannya pengendalian terhadap hama penggerek batang. Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani adalah dengan penyemprotan pestisida yang memiliki bahan aktifklorantraniliprol 50 g/l. Namun, penyemprotan pestisida terutama pestisida sintetik akan meninggalkan residu dan berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Selain hal tersebut penggunaan pestisida sintetik akan menimbulkan resistensi terhadap hama. Jika hama telah mengalami resistensi maka akan mengakibatkan pemberian dosis semakin meningkat untuk pengendaliannya dan residu yang ditinggalkan semakin meningkat juga. Kelemahan-kelemahan pestisida sintetik tersebut menjadikan penggunaan pestisida sintetik dibatasi dan mulai dilakukannya pengendalian terhadap hama penggerek batang padi dengan lebih aman.

Beberapa usaha dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek batang dengan aman, salah satunya dengan penggunaan pestisida organik. Pengendalian menggunakan pestisida organik telah banyak diteliti dan terbukti mampu mengendalikan beberapa hama diantaranya berdasarkan penelitian Desi dkk. (2016) bahwa aplikasi biji mimba, ekstrak nanas dan ekstrak bawang merah mampu mengendalikan hama penggerak batang padi kuning. Tanaman maja merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan karena ketersediaannya sangat melimpah. Bagian tanaman maja yang banyak dimanfaatkan adalah daun, daging buah, dan kulit buah.Setiap bagian tanaman yang dimanfaatkan memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati.Menurut Devi (2011) daging buah maja memiliki senyawa flavonoid, tanin, dan saponin, pada kulit buah maja memiliki senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin, serta pada bagian daun memiliki senyawa tanin dan saponin (Nurcahyati, 2008).

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Montapada tahun 2021 sampai 2022 dalam rangka percepatan diseminasi informasi teknologi telah melakukan penyuluhan pertanian Pengendalian Hama Penggerak Batang pada tanaman jagung menggunakan pestisida nabati. Namun petani belum mau menerapkan atau mengadopsi teknologi pestsida nabati pada pengendalian hama tanaman karena karakteristk inovasi pembuatan dan aplikasi pestisida nabati dianggap tidak efisien,sulit dan rumit untuk dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan “Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

 RumusanMasalah

1.      Bagaimana karakteristik petani di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima?

2.      Bagaimana pengetahuan petani tentang materi penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I di Desa Sie Kec.Monta Kab. Bima?

3.      Bagaimana rancangan penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima?

Tujuan

1.      Untuk mengetahui karakteristik petani di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

2.      Untuk mengetahui pengetahuan petani tentang materi penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

3.      Untuk mengetahui rancangan penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima

Manfaat

1.      Sebagai bahan informasi para penulis serta pembaca terkait pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi di kelompoktani Tani Makmur I di desa Sie Kec.Monta Kabupaten Bima

2.      Sebagai acuan para kelompoktani serta petani dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengandalian hama penggerek batang pada tanaman padi.

METODE PELAKSANAAN

Lokasi dan Waktu

Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan bulan Januari s/d Mei 2023 di Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive yaitu dengan pertimbangan tertentu. Penyuluhan inidilakukan di Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima adalah salah satu daerah yang jarang pestisida nabati sebagai pengendalian hama ksusunya pada tanaman padi.

Metode Kajian

Metode kajian dalam Tugas Akhir ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey, yaitu suatu cara mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan petani tentang pengedalian hama penggerek padi dengan pemanfaatan pestisida nabati di Kecamatan Monta

Populasi dan sampel

Populasi dalam kajian ini adalah diambil secara sengaja (purposive sampling) dari anggota kelompok tani Tani makmur I desa Sie Kecamatan Monta dengan jumlah anggota sebanyak 78 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugyono,2007). Pengambilan sampel dalam kajian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dari jumlah populasi yang ada tanpa memperhatikan strata dari populasi yang ada.

Jumlah sampel dalam kajian ini adalah diambil sebanyak 50 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 78 orang.Arikunto (2008), menyatakan apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi.Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 55 % atau lebih. Perhitungan Jumlah sampel sebagai berikut :30 % x 78 = 23,4 orang, sehingga sampel diambil sebanyak 23 orang.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1.    Data Primer.

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden kajian yaitu dari 23 anggotakelompok yang diambil secara acak sebanyak 78 orang sebagai sampel

Data yang dibutuhkan pada kajian ini adalah data karakteristik petani danPengetahuan terhadap pengendalian penggerek batang tanaman padi menggunakan pestisida nabati.

2.    Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa data profil desa, data keadaan kelompok, atau data yang relevan dengan kajian yang akan dijadikan sebagai pendukung untuk memahami masalah dan sebagai alternative pemecahan masalah.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara secara semi terstruktur mengenai topik yang dibahas namun memberikan kesempatan pada responden untuk jujur dan terbuka menggunakan kuisioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab atau menggunakan angket yaitu memberikan daftar pertanyaan pada responden menggunakan kuisoner untuk diisi secara santai dirumah sehingga diperoleh data apa adanya tanpa tekanan.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, pedoman wawancara dan form pengumpulan dokumen. Kuesioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasidari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto (2006).

Alat yang digunakan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan petani dalam menerapkan teknologi pengendalian hama penggerek batang tanaman padi menggunakan pestisida nabati menggunakan kusioner sebanyak 20 pertanyaan.

Analsis Data

Data yang diperoleh dalam kajian ini diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel frekuensi/tabulasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan petani maka digunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban benar menggunakan rumus skor tanpa denda menurutWidoyono (2012).

Sk = B

Keterangan :

Sk = Skor yang diperoleh peserta.

B = Jumlah jawaban benar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan pada diri seseorang. Tingkat pendidikan dapat dikatakan sebagai pendidikan terakhir formal seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi yang pernah ditempuh seseorang. Pendidikan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pola pikir seseorang.

Distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan

Jumlah Responden

Pernsetase (%)

SD

4

17

SMP

3

13

SMA

16

70

Jumlah

23

100

                 Sumber: Datadiolah, 2023

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kategori pendidikan SD 17%, SMP 13 % dan SMA 70%. Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. Tingkat pendidikan yang cenderung tinggi sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir, penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas yang diusahakan.

Petani dengan tingkat pendidikan lebih tinggi umumnya memiliki pola pikir yang lebih terbuka dalam menerima inovasi baru dan lebih cepat mengerti dalam menerapkan teknologi baru sehingga dapat mengembangkan dan membawa hasil pertanian ke arah yang lebih baik. Hal ini selaras dengan pendapat Soekartawi (2006) yang menyatakan bahwa pendidikan umumnya akan mempengaruhi pola pikir petani dalam menerima inovasi dan menerapkan ide – ide. Selaras dengan hal tersebut, petani dengan pendidikan yang lebih tinggi lebih cepat mengerti dan memahami penggunaan teknologi baru sehingga semakin tinggi pendidikan petani maka semakin efisien dalam bekerja serta lebih bijak dalam mengambil keputusan dalam kegiatan berusahatani. Hal tersebut didukung oleh pendapat Novia, (2011) yang menyatakan bahwa petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerima penjelasan – penjelasan yang diberikan sehingga petani dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih baik dalam aspek pemahaman, perasaan dan kecenderungan bertindak. Selain itu. petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih aktif bertanya, mengeluarkan pendapat di fourm serta mencari informasi seputar pertanian.

Lama Usahatani Responnden

Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Distribusi lama usaha petani responden dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Distribusi Lama Usahatani Responden

Lama Usaha

(tahun)

 

Interval

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Baru

5-13

18

78

Sedang

14-22

4

17

Lama

23-30

1

5

Jumlah

 

23

100

Sumber: Data diolah, 2023

            Tabel 3 menunjukkan bahwa secara umum pengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 13 tahun,sebanyak 18 orang atau 78%. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden sudah berpengalaman dalam berusaha tani Padi.

Menurut Manyamsari & Mujiburrahmad (2014) yang menyatakan bahwa lama berusahatani terbagi menjadi 3 kategori yakni baru (kurang dari 10 tahun), sedang (10 sampai 20 tahun), dan lama (lebih dari 20 tahun). Terkait dengan program kartu tani, lama bertani dapat mempengaruhi petani dalam menggunakan dan memanfaatkan kartu taninya. Petani yang telah lama berkecimpung dalam kegiatan berusahatani biasanya memiliki tingkat pengalaman danketrampilan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatannya dalam berusahatani.

Umur Responden

Umur salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatanberusahatani. Petani yangmemilikiumuryangproduktif biasanya akan bekerja lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan petani yang sudah berusia tidak produktif.Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Distribusi umur responden dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Distribusi Umur Responden

No

Umur (tahun)

Jumlah (Orang)

Presentasi (%)

1

2

3

22-34

35-48

49-60

7

6

10

31

26

43

 

Jumlah

23

100

Sumber: Data diolah, 2023

              Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa responden memiliki umur antara 22 S/D 60 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 22 s/d 48 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 57%.Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia produktif yang terbanyak sehingga sangat mempengaruhi pengetahuan tentang pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi.

              Menurut Hasyim (2006) dalam Ryan et al., (2018), petani dengan usia produktif akan bekerja lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan petani non produktif. Namun, petani yang usianya lebih tua dapat memahami kondisi lapangan dengan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Novia (2011) yang menyatakan bahwa petani yang usianya lebih tua biasanya memiliki pemahaman yang relatif kurang, namun memiliki kelebihan dalam mengenali kondisi lahan usahatani.

Pemilikan Lahan

            Luas pemilikan lahan akan berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Untuk mengetahui luas pemilikan lahan petani responden dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5 Luas Pemilikan lahan

No

Luas Pemlikan lahan

Jumlah (Orang)

Presentasi (%)

1

2

3

0,15 – 0,24 (Kecil)

0,25-0,36(sedang

0,35 – 0,45 (Luas)

14

7

2

60,87

30,43

8,70

 

Jumlah

23

100

Sumber : data diolah 2023

              Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa luas pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan Monta.

Evaluasi Awal Tingkat Pengetahuan Petani

Pelaksanaan kajian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden/sampel terhadap pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi sebelum penyuluhan dilakukan. Kajian yang dilakukan pada tanggal 25 Januari s/d 30 Januari 2023 dengan cara survei atau melakukan wawancara secara tertutup pada 23 orang responden anggota kelompoktani Tani Makmur I dengan mangajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

Kajian pengetahuan responden diukur dengan cara mengajukan sebanyak 20pertanyaan. Setiap soal jawaban yang benar nilainya 5 dan salah nilainya 1, sehingga akan diperoleh interpretasi skor / nilai minimal 100 dan nilai maksimal 2300. Dari interpretasi skor minimal dan maksimal maka tingkat pengetahuanresponden dapat dikategorikan seperti disajikan dalam Tabel 6:

Tabel 6 Hasil Survei  Pengetahuan Petani Penyuluhan

No

Aspek

Nilai

Maksimal

Nilai

Miniml

Skor yang

diperoleh

Presentasi

Keteranggan

1

Pengetahuan

2300

100

685

29 %

Rendah

Sumber : Data diolah, 2023.

            Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi temasuk Pengetahuan rendah dengan skor yang diperoleh 680 atau 29% Rendahnya tingkat pengetahuan petani di Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie juga dipengaruhi oleh teknologi pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi menggunakan Pestisida nabati merupakan teknologi baru. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang teknologi pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi menggunakan Pestisida nabati

Hal sesuai pendapat putri permatasari 2021 yang menyatakan bahwa karakteristik teknologi berpengaruh terhadap perubahan prilaku petani sedangkan menurut menurut Mundy (2000), adopsi inovasi teknologi dapat dievaluasi berdasarkan sifat-sifatnya yaitu (1) keuntungan nisbi (relative advantage), (2) kesesuaian (compatibility), (3) kerumitan (complexity), (4) kemudahan untuk di uji coba (triability) dan (5) kemudahan untuk diamatai (observability).

Perancangan Penyuluhan

Penetapan Materi Penyuluhan

Materi yang ditetapkanpada kegiatan penyuluhan di kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kab.Bimayaitu Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan Pestisida Nabati.

Penetapan materi tersebut didasarkan pada hasil survei pengetahuan petani tentang pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi menujukkan tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi temasuk pengetahuan rendah dengan skor yang diperoleh 780 atau 34% dari skor maksimal 2300.

Penggunaan pestisida nabati sebagai pengendali hama penggerek batang pada tanaman padi merupakan salah satu bentuk upaya dalam mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan.pestisida nabati menjadi solusi terbaik dalam pengendalian,siapapun bisa dengan mudah membuat pestisids nabati,karena pembuatannya tidak memerlukan tehnologi yang rumit.bahan-bahannya juga mudah di dapat di sekitar kita sehingga tidak memerlukan banyak biaya,

 UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan. sedangkan materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan

Penetapan Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di kelompok tani Tani makmur I mengetahui teknik pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dengan pestisida nabati.

Penetapan tujuan penyuluhan mengacu pada Permentan Nomor 43 Tahun 2013 tentang standar kompetensi kerja Nasional Indonesia bagi Penyuluh pertanian bahwa dalam menetapkan tujuan penyuluhan mengacu pada rumusan ABCD yaitu Audenc, Behavior, Condition, Degree dan SMART yaitu Specifik, Measurable, Actionary, Realistik, time bound.

Soedarmanto, 2001, menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian ditujukan untuk membantu petani dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dengan cara-cara baru yang terbukti lebih baik dari cara lama. Dapat dirumuskan secara jelas, singkat dan mudah dipahami petani, sehingga petani sebagai sasaran utama dapat mengetahui hasil akhir yang ingin dicapai. Secara khusus tujuan penyuluhan merupakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motifasinya, meskipun ada faktor yang sangat berpengaruh yang harus dihadapi dalam pencapaian tujuan ini adalah faktor pendorong, faktor penghambat, dan faktor penggangu.

Penetapan Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian OPT hama penggerek padi atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah pada Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima dengan jumlah petani yakni 23 orang.

            Hal ini sesuai dengan amanat UU. No. 16 Tahun 2006, bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah:

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.

2.Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat

Penetapan Metode Penyuluhan

   Untuk mencapai tujuan penyuluhan perlu ditetapkan metode penyuluhan perlu mempertimbangkan: musim, keadaan usahatani, permasalahan di lapangan, fasilitas sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu, sangat diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode. Pertimbangan akan menghasilkan permilihan ini satu atau lebih metode penyuluhan.

Berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi Lapangan maka metode penyuluhan yang ditetapkan adalah metode ceramah dan demonstrasi cara.

Wahyuti, 2013 menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian secara efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) agar bisa belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas sasaran bisa meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

Penetapan Media Penyuluhan

Penetapan Media yakni merubah perilaku dan pengetahuan petani dengan segala sesuatu yang dapat digunakan agar menambah pengetahuan petani yang dapat merubah perlakuan, sehingga dalam menetapkan media penyuluhan perlu memperhatikan karakteristik sasaran ( Umur, Pendidikan, Luas Uaha, Lama usaha), Tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, tingkat adopsi dan psiko social dalam masyarakat.

Media penyuluhan yang di tetapkan adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya. Tujuan pemeilihan media folder untuk memberikan informasi secara singkat tentang hama penggerek batang dan gejala serangan disertai gambar tanaman yang terserang hama penggerek batang, teknik dan cara pengendalian menggunakan pestisida nabati, media peta singkap sebagai bahan pegangan bagi penyuluh dalam mempermudah dengan menunjukkan gambar dan ururan kegiatan pembuatan pestisda,aplikasi pestisida nabati pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung seadangkan media sesungguhnya seperti tanaman yang terserang penggerek batang, alat dan bahan pembuatan pestisida digunakan pada saat demonstrasi cara pembuatan dan aplikasi pestisida nabati.

Hal ini sesuai pendapat Rustandi dan Warnaen 2019, Media merupakan saluran atau perantara yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting antaralain dalam memberikan pengalaman yang kongkrit dan sesuai dengan tujuan penyuluhan. Kemampuan literasi visual sangat penting dalam bidang pendidikan,pelatihan dan penyuluhan, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya.

Penetapan Evaluasi Penyuluhan

1. Metode Evaluasi

Evaluasi penyuluhan yang digunakan pada kegiatan penyuluhan tentang pengendalian hama penggerek tanaman padi dengan pestisida nabati adalah menggunakan metode Evaluasi Sumatif. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui hasil pencapaian tujuan penyuluhan yaitu perubahan / peningkatan pengetahuan petani tentang pengendalian hama penggerek batang tananam padi meggunakan pestisida nabati.

2. AnalisisEvaluasi Penyuluhan.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan petani menggunakan kuisioner melalui pretest dan postestsebanyak 20 pertanyaan. Datadianalisis menggunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban benar menggunakan rumus skor tanpa dendamenurut Widoyono (2012) sebagai berikut: Sk = B

Keterangan :

Sk = Skor yang diperoleh peserta.

B = Jumlah jawaban benar.

Setiap jawaban benar diberi nilai 5 sedangkan setiap jawaban salah diberi nilai 0. Jika 1 jawaban benar akan memperoleh nilai 5,jika benar semua akan memperoleh nilai 20 x 5 = 100 sedangkan jika jawaban salah semua 20 x 0 = 0. Selanjutnya masing-masing nilai diberi skor sebagai berikut :

1.      Jika jawaban salah semua = (0/20) x 100 = 0

2.      Jika 1 jawaban benar = (1/20) x 100 = 5

3.      Jika jawaban benar semua = (20/20) x 100 = 100

Setelah jawaban benar dihitung dibagi menjadi 3(tiga) kategori dengan rumus sebagai berikut :

Sehingga diperoleh kategori pada tabel sebagai berikut sebagai berikut :

Tabel 7. Kategori Evaluasi Pengetahuan petani

No

Interval

Kategori

1

67 - 100

Pengetahuan Tinggi

2

33 - 66

Pengetahuan sedang

3

0 - 32

Pengetahuan Rendah

Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

Persiapan

1. Konsultasi dan koordinasi

            Untuk memudahkan pelaksanaan penyuluhan maka perlu dilakukan koordinasi dengan kepala BPP dan ketua kelompok tani Makmur I tentang kesiapan waktu dan tempat, penetapan sasaran dan penyebaran undangan serta pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Waktu dan tempat pelaksanaan

Pelaksanaan penyuluhan tentang pengendalian hama penggerek batang tanaman padi dilaksanaan pada hari Rabu, tanggal 10 Mei 2023 di Poktan Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta. Pemilihan tempat dan waktu didasarkan hasil konsultasi dengan pengurus kelompoktani.

3. Penetapan Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan yang ditetapkan adalah anggota kelompok tani Makmur I sebanyak 23 orang merupakan hasil survei tingkat pengetahuan petani baik yang tingkat pengetahuan yang tinggi maupun yang tingkat pengetahuan yang rendah, lalu di sebarkan undangan.

4.        Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut :

Tabel 8 Alat Tulis Kegiatan Penyuluhan

No

Alat / bahan

Jumlah (Unit)

Kegunaan

I

Alat Tulis

 

 

1

Folder

25

Bahan bacaan

2

Peta Singkap

1

Bahan Bacaan

3

Daftar Hadir

5

Barbuk

4

Berita acara penyuluhan

5

Barbuk

5

Buku Tulis

23

ATK

6

Bolpoin

23

ATK

II

Alat/Bahan Praktek

 

 

1

Daun Mimba

1 kg

Demcar

2

Detergen

100gr

Demcar

3

Lesung

1 unit

Alat tumbuk

4

Saringan

1 unit

Penyaring pesnab

5

Ember

1 unit

Pencampur pesnab

6

Handsprayer

1 unit

Demcar aplikasi

7

Sendok

1 unit

pengaduk

 

 

Pelaksanan Penyuluhan

1.      Susunan Acara Penyuluhan

-          Pembukaan oleh Ketua kelompok

-          Ceramah Pengenalan hama penggerek batang dan teknik pengendalian

-          Pengertian dan prinsip.keunggulan dan kelemahan pestisida nabati

-          Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan menjelaskan pengalamannya

-          Demonstrasi Cara pembuatan dan aplikasi pestisida nabati

2.      Beri kesempatan masing-masing peserta untuk mencoba melakukan

3.      Penyusunan rencana tindak lanjut

4.      Penutup

Evaluasi Akhir Pengetahuan

Pelaksanaan evaluasi akhir dilakukan setelah kegiatan penyuluhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sasaran penyuluhan tentang Pengendlian Hama Penggerek Batang pada tanaman padi menggunakan Pestisida nabati. Evaluasi dilakukan dengan cara membagikan kuisioner evaluasi pengetahuan kepada 23 orang sasaran penyuluhan pada kegiatan temu lapang.

Dari interpretasi skor minimal dan maksimal maka tingkat pengetahuan sasaran dapat dikategorikan seperti disajikan dalam Tabel 9:

Tabel 9 Kategori Pengetahuan Setelah Penyuluhan

No

Aspek

Nilai

Maksimal

Nilai

Miniml

Skor yang

diperoleh

Presentasi

Keteranggan

1

Pengetahuan

2300

100

1970

85%

Tinggi

 

Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil evaluasi pengetahuan petani Pengendlian Hama Penggerek Batang pada tanaman padi menggunakan Pestisida nabati setelah dilakukan penyuluhan termasuk kategori pengetahuan tinggi dengan skore yang diperoleh 1970 atau 85%. Tingginya pengetahuan petani sasaran dipengaruhi oleh pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan dengan penerapan metode dan media yang sesuai dengan kondisi wilayah dan agroekosistem serta kemampuan penyuluh dalam komunikasi penyuluhan. Hal ini sesuai pendapat Nurhayati (2011), penyuluh yang terampil dalam berkomunikasi tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya didorong oleh perasaan dari dalam dirinya untuk mengabdi ditempat manapun ditugaskan.

Peningkatan Pengetahuan

Berdasarkan hasil evaluasi awal ( free test ) dan evaluasi akhir (post test) maka dapat diperoleh peningkatan pengetahuan sebagai berikut :

Tabel 10 Peningkatan Pengetahuan

Aspek

Nilai

Maksimal

free  test

Postest

Peningkatan

 

 

Skor

%

Skor

%

 

Pengetahuan

2300

685

29 %

1970

85%

56%

 Berdasarkan tabel 10 menunjukkan pengetahuan petani terhadap pengendalian hama penggerek batang padi dengan pestisida nabati dari free test dengan skore 685 (29%) dan post test 1970 (85%) sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 56%. Peningkatan pengetahuan petani mengenai suatu inovasi teknologi pertanian merupakan bagian dari pemberdayaan petani. Dimana petani diberi kuasa, kekuatan, dan motivasi untuk meningkatkan pengetahunnya. Sadono, D (2008) dalam Astuti dan Honorita (2012), menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan masyarakat menekankan kemandirian masyarakat itu sebagai suatu sistem yang mampu mengorganisir dirinya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus mampu mengembangkan teknik - teknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran masyarakat. Peningkatan pengetahuan petani merupakan bagian yang penting dalam proses adopsi inovasi.Diharapkan pengembangan berbagai inovasi teknologi yang terkait dengan aplikasi pestisida nabati dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.      Karakteristik sasaran penyuluhan kategori pendidikan SD 17%, SMP 13 % dan SMA 70%. Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. pengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 13 tahun,sebanyak 18 orang atau 78%.,umur antara 22 S/D 60 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 22 s/d 48 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 57%., luas pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan Monta.

2.      Berdasarkan hasil survei dan evaluasi aspek pengetahuan petani Kelompoktani Makmur I terhadap pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi sebelum dan sesudah penyuluhan dari free test dengan skore 685 (29%) dan post test 1970 (85%) sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 56%.

3.      Materi Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan Pestisida Nabati. Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani mengetahui teknik pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dengan pestisida nabati. Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian OPT hama penggerek padi atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah sebanyak 23 orang. Metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara. Media yang digunakan adalah media tercetak berupa folder, peta singkap dan media sesungguhnya, sedangkan evaluasi penyuluhan menggunakan evaluasi sumatif untuk mengukur pengetahuan menggunakan kuisioner melalui pretest dan postest sebanyak 20 pertanyaan.

Saran

1.      Penyusunan rancangan penyuluhan perlu memperhatikan karakteristik sasaran penyuluhan, hal ini akan berpengaruh terhadap penetapan media penyuluhan yang sesuai dengan keadaan sasaran

2.      Untuk mengetahui kemajuan dalam pelaksanaan penyuluhan perlu dilakukan evaluasi.

3.      Untuk meningkatkan pengetahuan maka perlu dirancang materi, metode, dan media penyuluhan yang sesuai dengan hasil identifikasi keadaan sasaran serta kebijakan pemerintah.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmadi, 2009.Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, 2006.Metodologi Penelitian. Bina Aksara, Yogyakarta.

Arsyad, 2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian (dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Bhinekha, Surabaya.

 

Erwin, 2012. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor.

Amiranti, P. (2005). Studi Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Perkembagan Pra Dewasa nyamuk Culex pipiensq. Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Kedokteran Hewan.Institut Pertanian Bogor. Bogor

 

BPP Monta, 2022, Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Monta Tahun 2023.

 

Erwin, 2012. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor.

 

Hendarsih dan N. Usyati.2015. Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Indonesia. Penggerek Batang pada Kuning : 324 – 340

 

Henny, Makal and Turang, D. (2011).Pemanfaatan Ekstrak Kasar Batang Serai dan Lengkuas Untuk Pengendalian Larva Crosidolomia binotalis Zell Pada Tanaman Kubis. Universitas Sam Ratulangi,Manado.

 

Kardinan, A. (1999). Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

 

Kartasapoetra A.G, 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

 

Kementan 2019.Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2019-2024

 

Mardikanto T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.

 

___________,2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.

 

Munandar, 2003.Pengembangan SDM Pertanian untuk Pembangunan Pertanian Sistem dan Usaha Agribisnis dalam Era OtonomiDaerah.Jakarta

 

Nazir M, 2008. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

 

Notoatmodjo, 2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

 

Peraturan Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian.

 

Permentan Nomor 3 /permentan/OT.140/2/2015 tentang Pedoman Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2015.Salikin A.K, 2003.SistemPertanianBerkelanjutan, Penerbit Kanisius Yogyakarta

 

Ramdani, Sagita, Rustandi dan Utami, 2019. Perubahan Pengetahuan KSTM Al-Maun 2, 3 an Darul Multadlo Tentang Pemeliharaan Ayam Joper di Kota Pasuruan Jawa Timur . Polbangtan Malang.Jurnal Agriekstensia Vol.18 No.2 Desember 2019.

 

Samsudin, 1989.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian dan Modernsiasi Pertanian. Penerbit: Bina Cipta. Bandung

 

Setiana, 2005.Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Gahlia Indonesia. Bogor.

 

Samsudin, 1989.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian dan Modernsiasi Pertanian. Penerbit: Bina Cipta. Bandung

 

Silalahi U, 2012. Metode Penelitian Sosial. PT Rafika Aditama, Bandung.

Soedarmanto, 1992.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya

 

Setiana, 2005.Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.Gahlia Indonesia. Bogor.

 

Silalahi U, 2012. Metode Penelitian Sosial. PT Rafika Aditama, Bandung.

 

Soedarmanto, 1992.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya: Malang

 

Soekartawi, 2008.Teknologi Penyuluhan Pertanian, Bina Aksara,. Jakarta.

 

Soekanto S, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sonia AH, 2018. Efektivitas Trichoderma sp. yang Ditambahkan pada
Kompos Daun untuk Pengendalian Penyakit Layu
Fusarium pada Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) di Desa
Pancasari Kabupaten Buleleng
.E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 3, Juli 2018

 

Sugiyono, 2007.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..Alfabeta. Bandung.

 

Sutarto, 2008.Hubungan Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Komoditas Jagung Di Sidoharjo Wonogiri.

Agritex No 24 November 2008.

 

Tanzil, Kartikasari dan Basuki, 2020, Sosialisasi teknologi pestisida nabati di kelompok tani Arapan, Desa slateng, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.Fakultas Pertanian Universitas Jember Journal.Vol.6 .$ Desember 2022.

 

Teguh DB. 2021, Cara Gampang Isolasi Trichoderma, Pake Media Nasi. Tabloit Sinar Tani, Reportase Nattasya, 02 Maret 2021.

 

Utami, Hidayah dan Isyunani (2019).Pengetahuan dan sikap peternak sapi potong tentangteknologi pengolahan jerami padi. Polbangtan Malang Jurnal Vol 1 Nomor 2 Tahun 2019

 

UU RI No.16, 2006.Sistem Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan. Yayasan pengembangan Sinar Tani, Jakarta

 

Wahjuti U, 2007. Metodologi penyuluhan Partisipatif. STPP Malang

 

________2013, Modul Metoda Penyuluhan Pertanian I, STPP Malang.

 

Walgito B, 1999. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Andi offset, Yogyakarta.

 

Wawan dan Dewi, 2011.Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.

 

Widoyoyo E.P, 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar

 

Wirartha I. M, 2005.Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit: Andi.

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang