Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima
Oleh :
Rostinah, Kartika Budi Utami
dan Ma’ruf
Alamat
: Jl. Dr. Cipto 144 A Bedali Lawang Malang
Telp.
(0341) 427771 – 427773, 427379 Fax. (0341) 427774 Kotak Pos144
RINGKASAN
Kerusakan
tanaman padi yang disebabkan serangan hama penggerek batang mengakibatkan
kerugian yang besar, sehingga perlu dilakukannya pengendalian terhadap hama
penggerek batang. Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani adalah dengan
penyemprotan pestisida yang memiliki bahan aktifklorantraniliprol
50 g/l. Namun, penyemprotan pestisida terutama pestisida sintetik akan
meninggalkan residu dan berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Selain
hal tersebut penggunaan pestisida sintetik akan menimbulkan resistensi terhadap
hama.
Beberapa
usaha dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek batang dengan aman, salah
satunya dengan penggunaan pestisida organik. Pengendalian menggunakan pestisida
organik telah banyak diteliti dan terbukti mampu mengendalikan beberapa hama
diantaranya berdasarkan penelitian bahwa aplikasi biji mimba, ekstrak nanas dan
ekstrak bawang merah mampu mengendalikan hama penggerak batang padi kuning.
Tanaman maja merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan karena ketersediaannya
sangat melimpah. Bagian
tanaman maja yang banyak dimanfaatkan adalah daun, daging buah, dan kulit
buah.Setiap bagian tanaman yang dimanfaatkan memiliki kandungan senyawa yang
berpotensi sebagai bahan pestisida nabati.
Penyuluhan pertanian tentang Pengendalian Hama Penggerak Batang pada
tanaman jagung menggunakan pestisida nabati telah dilakukan sehingga perlu “Evaluasi
Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi
Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima”
Karakteristik
sasaran penyuluhan kategori pendidikan SD 17%, SMP 13 % dan SMA 70%. Jumlah responden dengan tingkat
kelulusan pada bangku SMA menggambarkan
bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. pengalaman usaha tani responden
jumlah responden
termasuk
kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak
pada kategori lama usaha 5 s/d 13 tahun,sebanyak 18 orang atau 78%.,umur antara 22 S/D 60 tahun, namun berdasarkan kategori umur
didominasi umur antara umur 22 s/d 48 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 57%., luas
pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi
dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan
Monta.
Hasil survei dan
evaluasi tingkat
pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi sebelum penyuluhan temasuk Pengetahuan rendah dengan skore free test 685 (29%) dan setelah penyuluhan
termasuk kategori tinggi dengan skore post test 1970 (85%) sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan sebesar 56%.
Untuk meningkatkan pengetahuan petani maka perlu disusun rancangan
penyuluhan Materi Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan
Pestisida Nabati. Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di
kelompok tani Tani makmur I mengetahui teknik pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi dengan pestisida nabati.Sasaran
penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian
OPT hama penggerek padi atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang
masih rendah pada Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kab. Bima dengan jumlah petani yakni 23 orang. Metode penyuluhan berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi
Lapangan maka
metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara.
Media yang digunakan adalah media tercetak berupa folder dan media sesungguhnya,
sedangkan evaluasi penyuluhan menggunakan evaluasi sumatif untuk mengukur
tingkat pengetahuan menggunakan kuisioner melalui pretest dan postestsebanyak
20 pertanyaan
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Luas tanam padi
di Kecamatan Monta setiap tahun adalah seluas 4919,69 dari luas sawah 5223,75
ha dengan produktivitas rata-rata 53,26 kw/ha gabah kering panen. Produksi ini
masih sangat rendah dibanding hasil Kaji Terap dilakukan oleh BPP Monta bahwa
produksi padi dengan teknologi sistem jajar legowo, penerapan teknologi
penggunaan Benih bersertifikat, pemupukan berdasarkan perangkat Uji Tanah sawah
dan Bagan Warna Daun mampu meningkatkan produktivitas padi mencapai 70 KWT /ha
gabah kering panen. (BPP Monta, 2021). Rendahnya
produktivitas padi di Kecamatan Monta disebabkan oleh kurangnya pemahaman
petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi yang baik dan benar, salah
satunya pada pemupukan lebih cenderung menggunakan pupuk anorganik dibandingkan
organik sehingga mengurangi ketersedian unsur hara pada tanaman yang dapat
mengurangi produktivitas hasil panen.
Kerusakan
tanaman padi yang disebabkan serangan hama penggerek batang mengakibatkan kerugian
yang besar, sehingga perlu dilakukannya pengendalian terhadap hama penggerek
batang. Pengendalian yang banyak dilakukan oleh petani adalah dengan
penyemprotan pestisida yang memiliki bahan aktifklorantraniliprol
50 g/l. Namun, penyemprotan pestisida terutama pestisida sintetik akan
meninggalkan residu dan berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Selain
hal tersebut penggunaan pestisida sintetik akan menimbulkan resistensi terhadap
hama. Jika hama telah mengalami resistensi maka akan mengakibatkan pemberian
dosis semakin meningkat untuk pengendaliannya dan residu yang ditinggalkan
semakin meningkat juga. Kelemahan-kelemahan pestisida sintetik tersebut
menjadikan penggunaan pestisida sintetik dibatasi dan mulai dilakukannya
pengendalian terhadap hama penggerek batang padi dengan lebih aman.
Beberapa usaha
dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek batang dengan aman, salah satunya
dengan penggunaan pestisida organik. Pengendalian menggunakan pestisida organik
telah banyak diteliti dan terbukti mampu mengendalikan beberapa hama
diantaranya berdasarkan penelitian Desi dkk. (2016) bahwa aplikasi biji mimba,
ekstrak nanas dan ekstrak bawang merah mampu mengendalikan hama penggerak
batang padi kuning. Tanaman maja merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan
karena ketersediaannya sangat melimpah. Bagian
tanaman maja yang banyak dimanfaatkan adalah daun, daging buah, dan kulit
buah.Setiap bagian tanaman yang dimanfaatkan memiliki kandungan senyawa yang
berpotensi sebagai bahan pestisida nabati.Menurut Devi (2011) daging buah maja
memiliki senyawa flavonoid, tanin, dan saponin, pada kulit buah maja memiliki
senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin, serta pada bagian
daun memiliki senyawa tanin dan saponin (Nurcahyati, 2008).
Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Montapada tahun 2021 sampai 2022 dalam
rangka percepatan diseminasi informasi teknologi telah
melakukan penyuluhan pertanian Pengendalian Hama Penggerak Batang pada tanaman
jagung menggunakan pestisida nabati. Namun petani belum mau menerapkan atau mengadopsi
teknologi pestsida nabati pada pengendalian hama tanaman karena karakteristk inovasi pembuatan dan
aplikasi pestisida nabati dianggap tidak efisien,sulit dan rumit untuk dilaksanakan, sehingga perlu
dilakukan “Evaluasi
Pengetahuan Petani Tentang Pengendalian Hama Penggerek Batang Pada Tanaman Padi Dengan Pestisida NabatiDi
Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima”
RumusanMasalah
1.
Bagaimana karakteristik petani di Desa
Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima?
2.
Bagaimana pengetahuan petani tentang
materi penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I di
Desa Sie Kec.Monta Kab.
Bima?
3.
Bagaimana rancangan penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani
Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui karakteristik petani di Desa Sie
Kecamatan Monta Kabupaten Bima
2.
Untuk mengetahui pengetahuan petani tentang
materi penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani Makmur I di
Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima
3.
Untuk mengetahui rancangan penyuluhan pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi dikelompoktani Tani
Makmur I di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima
Manfaat
1.
Sebagai bahan informasi para penulis
serta pembaca terkait pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi di
kelompoktani Tani Makmur I di desa Sie Kec.Monta Kabupaten Bima
2.
Sebagai acuan para kelompoktani serta petani
dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengandalian hama penggerek
batang pada tanaman padi.
METODE PELAKSANAAN
Lokasi dan Waktu
Kegiatan Tugas
Akhir (TA) dilaksanakan bulan Januari s/d Mei
2023 di Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive
yaitu dengan pertimbangan tertentu. Penyuluhan inidilakukan di Kelompoktani
Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima adalah salah satu daerah
yang jarang pestisida nabati sebagai pengendalian hama ksusunya pada tanaman
padi.
Metode Kajian
Metode kajian dalam
Tugas Akhir ini menggunakan metode diskriptif
kuantitatif dengan
pendekatan survey, yaitu suatu cara mengumpulkan
informasi yang dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada
responden yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan
tingkat pengetahuan petani tentang pengedalian hama penggerek padi dengan
pemanfaatan pestisida nabati di Kecamatan Monta
Populasi dan sampel
Populasi dalam
kajian ini adalah diambil secara sengaja (purposive
sampling) dari anggota
kelompok tani Tani makmur I desa Sie Kecamatan Monta dengan jumlah anggota
sebanyak 78 orang.
Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugyono,2007). Pengambilan sampel dalam kajian ini menggunakan teknik
simple random sampling yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara acak dari jumlah populasi yang ada tanpa
memperhatikan strata dari populasi yang ada.
Jumlah
sampel dalam kajian ini adalah diambil sebanyak 50 % dari jumlah populasi yaitu
sebanyak 78 orang.Arikunto (2008), menyatakan apabila kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi.Jika jumlah subyeknya
besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 55 % atau lebih. Perhitungan Jumlah
sampel sebagai berikut :30 % x 78 = 23,4 orang, sehingga sampel diambil
sebanyak 23 orang.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1.
Data Primer.
Data Primer
merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden kajian yaitu dari
23 anggotakelompok yang diambil secara acak sebanyak 78 orang sebagai sampel
Data yang
dibutuhkan pada kajian ini adalah data karakteristik petani danPengetahuan
terhadap pengendalian penggerek batang tanaman padi menggunakan
pestisida nabati.
2.
Data Sekunder
Data sekunder
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain) berupa data profil desa, data keadaan kelompok, atau data yang
relevan dengan kajian yang akan dijadikan sebagai pendukung untuk memahami
masalah dan sebagai alternative pemecahan masalah.
Teknik Pengumpulan dan
Analisis Data
Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan
data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara secara
semi terstruktur mengenai topik yang dibahas namun memberikan kesempatan pada
responden untuk jujur dan terbuka menggunakan kuisioner dengan cara memberikan
daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab atau menggunakan angket yaitu
memberikan daftar pertanyaan pada responden menggunakan kuisoner untuk diisi
secara santai dirumah sehingga diperoleh data apa adanya tanpa tekanan.
Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner, pedoman wawancara dan form pengumpulan dokumen.
Kuesioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasidari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia
ketahui Arikunto (2006).
Alat yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan petani dalam menerapkan teknologi pengendalian hama penggerek batang
tanaman padi menggunakan pestisida nabati menggunakan kusioner sebanyak 20 pertanyaan.
Analsis
Data
Data
yang diperoleh dalam kajian ini diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel
frekuensi/tabulasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
Untuk mengukur
tingkat pengetahuan petani maka digunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban
benar menggunakan rumus skor tanpa denda menurutWidoyono (2012).
Sk = B
Keterangan
:
Sk = Skor yang
diperoleh peserta.
B = Jumlah
jawaban benar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tingkat
Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan
kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan pada diri seseorang.
Tingkat
pendidikan dapat
dikatakan sebagai pendidikan terakhir
formal seperti SD,
SMP, SMA dan perguruan tinggi yang pernah ditempuh
seseorang. Pendidikan dapat memberikan
pengaruh yang besar terhadap pola pikir seseorang.
Distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 2 :
Tabel 2. Distribusi Tingkat Pendidikan
Responden
Pendidikan |
Jumlah Responden |
Pernsetase (%) |
SD |
4 |
17 |
SMP |
3 |
13 |
SMA |
16 |
70 |
Jumlah |
23 |
100 |
Sumber: Datadiolah, 2023
Tabel 2
menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kategori pendidikan SD 17%,
SMP 13 % dan SMA 70%.
Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA
menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi.
Tingkat pendidikan yang cenderung tinggi
sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir,
penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat
produktivitas yang diusahakan.
Petani dengan tingkat
pendidikan lebih tinggi umumnya memiliki pola
pikir yang lebih terbuka dalam menerima inovasi
baru dan lebih cepat mengerti dalam menerapkan teknologi baru sehingga
dapat mengembangkan dan membawa hasil
pertanian ke arah yang lebih baik. Hal ini selaras dengan pendapat Soekartawi (2006)
yang menyatakan bahwa pendidikan
umumnya akan mempengaruhi pola pikir
petani dalam menerima inovasi
dan menerapkan
ide – ide. Selaras dengan hal
tersebut, petani dengan pendidikan yang
lebih tinggi lebih cepat mengerti
dan memahami penggunaan teknologi baru
sehingga semakin tinggi pendidikan
petani maka semakin efisien
dalam bekerja serta
lebih bijak dalam mengambil
keputusan
dalam kegiatan berusahatani. Hal tersebut didukung oleh pendapat Novia, (2011) yang menyatakan bahwa petani dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerima penjelasan – penjelasan yang
diberikan sehingga petani dengan pendidikan formal yang
lebih tinggi akan lebih baik dalam aspek
pemahaman, perasaan
dan kecenderungan bertindak.
Selain
itu. petani dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi cenderung lebih aktif
bertanya,
mengeluarkan pendapat di fourm serta mencari informasi seputar
pertanian.
Lama
Usahatani Responnden
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi
cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta
penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Distribusi lama usaha petani responden
dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Distribusi Lama Usahatani Responden
Lama Usaha (tahun) |
Interval |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
Baru |
5-13 |
18 |
78 |
Sedang |
14-22 |
4 |
17 |
Lama |
23-30 |
1 |
5 |
Jumlah |
|
23 |
100 |
Sumber: Data
diolah, 2023
Tabel
3 menunjukkan bahwa secara umum
pengalaman usaha tani responden jumlah responden
termasuk kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak
pada kategori lama usaha 5 s/d 13
tahun,sebanyak 18 orang atau 78%.
Hal ini menunjukkan bahwa petani responden sudah berpengalaman dalam berusaha
tani Padi.
Menurut Manyamsari &
Mujiburrahmad (2014) yang
menyatakan
bahwa lama berusahatani terbagi menjadi 3
kategori yakni baru (kurang
dari 10 tahun), sedang
(10 sampai 20 tahun), dan lama
(lebih dari 20 tahun). Terkait dengan
program kartu tani, lama
bertani dapat
mempengaruhi petani dalam menggunakan dan
memanfaatkan kartu taninya. Petani yang
telah lama berkecimpung
dalam kegiatan
berusahatani biasanya memiliki tingkat pengalaman danketrampilan yang
tinggi
dalam melaksanakan
kegiatannya dalam
berusahatani.
Umur
Responden
Umur salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatanberusahatani. Petani yangmemilikiumuryangproduktif biasanya akan bekerja
lebih
baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan
petani yang
sudah berusia tidak produktif.Umur
petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru
dalam menjalankan usaha taninya. Distribusi umur responden dapat dilihat pada
Tabel 4 :
Tabel 4. Distribusi Umur
Responden
No |
Umur
(tahun) |
Jumlah (Orang) |
Presentasi (%) |
1 2 3 |
22-34 35-48 49-60 |
7 6 10 |
31 26 43 |
|
Jumlah |
23 |
100 |
Sumber:
Data diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
bahwa responden memiliki umur antara 22 S/D 60
tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 22
s/d 48 tahun sebanyak 13
orang atau sebanyak 57%.Hal ini menunjukkan bahwa responden
memiliki usia produktif yang terbanyak sehingga sangat mempengaruhi pengetahuan
tentang pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi.
Menurut Hasyim (2006) dalam Ryan et
al., (2018), petani dengan usia produktif
akan
bekerja
lebih baik dan lebih maksimal
dibandingkan dengan
petani non produktif. Namun, petani yang
usianya lebih tua dapat memahami kondisi lapangan dengan lebih baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Novia
(2011) yang
menyatakan bahwa petani yang
usianya lebih tua
biasanya memiliki
pemahaman yang relatif kurang, namun memiliki kelebihan dalam mengenali kondisi lahan usahatani.
Pemilikan Lahan
Luas pemilikan
lahan akan berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Untuk
mengetahui luas pemilikan lahan petani responden dapat dilihat pada tabel 5
sebagai berikut :
Tabel 5 Luas Pemilikan lahan
No |
Luas
Pemlikan lahan |
Jumlah (Orang) |
Presentasi (%) |
1 2 3 |
0,15 – 0,24 (Kecil) 0,25-0,36(sedang 0,35 – 0,45
(Luas) |
14 7 2 |
60,87 30,43 8,70 |
|
Jumlah |
23 |
100 |
Sumber
: data diolah 2023
Berdasarkan
tabel 5 menunjukkan bahwa luas pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil
sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi
dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan
Monta.
Evaluasi Awal Tingkat Pengetahuan Petani
Pelaksanaan kajian bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan responden/sampel terhadap pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi
sebelum penyuluhan dilakukan. Kajian yang dilakukan pada tanggal 25 Januari s/d
30 Januari 2023 dengan cara survei atau melakukan wawancara secara tertutup
pada 23
orang responden anggota kelompoktani Tani Makmur I dengan
mangajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.
Kajian pengetahuan responden diukur
dengan cara mengajukan sebanyak 20pertanyaan. Setiap soal jawaban yang benar
nilainya 5 dan
salah nilainya 1,
sehingga akan diperoleh interpretasi skor / nilai minimal 100 dan nilai maksimal 2300. Dari interpretasi skor minimal dan
maksimal maka tingkat pengetahuanresponden dapat dikategorikan seperti
disajikan dalam Tabel 6:
Tabel 6 Hasil Survei Pengetahuan
Petani Penyuluhan
No |
Aspek |
Nilai Maksimal |
Nilai Miniml |
Skor yang diperoleh |
Presentasi |
Keteranggan |
1 |
Pengetahuan |
2300 |
100 |
685 |
29 % |
Rendah |
Sumber : Data
diolah, 2023.
Tabel
6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi
temasuk Pengetahuan rendah dengan skor yang diperoleh 680 atau 29% Rendahnya tingkat pengetahuan petani di Kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie juga dipengaruhi oleh teknologi pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi menggunakan
Pestisida nabati merupakan teknologi baru. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang
teknologi pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi menggunakan
Pestisida nabati
Hal
sesuai pendapat putri permatasari 2021 yang menyatakan bahwa karakteristik
teknologi berpengaruh terhadap perubahan prilaku petani sedangkan menurut
menurut Mundy (2000), adopsi inovasi teknologi dapat dievaluasi berdasarkan
sifat-sifatnya yaitu (1) keuntungan nisbi (relative
advantage), (2) kesesuaian (compatibility),
(3) kerumitan (complexity), (4)
kemudahan untuk di uji coba (triability) dan
(5) kemudahan untuk diamatai (observability).
Perancangan
Penyuluhan
Penetapan Materi Penyuluhan
Materi yang ditetapkanpada kegiatan
penyuluhan di kelompoktani Tani Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kab.Bimayaitu
Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan Pestisida Nabati.
Penetapan materi tersebut didasarkan pada hasil
survei pengetahuan petani tentang pengendalian hama penggerek batang pada
tanaman padi menujukkan tingkat
pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi
temasuk pengetahuan rendah dengan skor yang diperoleh 780 atau 34% dari skor maksimal 2300.
Penggunaan pestisida nabati sebagai
pengendali hama penggerek batang pada tanaman padi merupakan salah satu
bentuk upaya dalam mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan.pestisida nabati
menjadi solusi terbaik dalam pengendalian,siapapun bisa dengan mudah membuat
pestisids nabati,karena pembuatannya tidak memerlukan tehnologi yang
rumit.bahan-bahannya juga mudah di dapat di sekitar kita sehingga tidak
memerlukan banyak biaya,
UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan
bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku
utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber
daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur
pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu
pengetahuan. sedangkan materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai
bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh
para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang
meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan
kelestarian lingkungan
Penetapan Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di
kelompok tani Tani makmur I mengetahui teknik pengendalian hama penggerek batang
pada tanaman padi dengan pestisida nabati.
Penetapan tujuan penyuluhan
mengacu pada Permentan Nomor 43 Tahun 2013 tentang standar
kompetensi kerja Nasional Indonesia bagi Penyuluh pertanian bahwa dalam
menetapkan tujuan penyuluhan mengacu pada rumusan ABCD
yaitu Audenc, Behavior, Condition, Degree dan
SMART yaitu Specifik, Measurable,
Actionary, Realistik, time bound.
Soedarmanto,
2001, menyatakan bahwa Penyuluhan
pertanian ditujukan untuk membantu petani dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi dengan cara-cara baru yang terbukti lebih baik dari cara lama. Dapat
dirumuskan secara jelas, singkat dan mudah dipahami petani, sehingga petani
sebagai sasaran utama dapat mengetahui hasil akhir yang ingin dicapai. Secara
khusus tujuan penyuluhan merupakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan motifasinya, meskipun ada faktor yang sangat berpengaruh yang harus
dihadapi dalam pencapaian tujuan ini adalah faktor pendorong, faktor
penghambat, dan faktor penggangu.
Penetapan Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum
mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian OPT hama penggerek padi atau petani
yang memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah pada Kelompoktani Tani
Makmur I Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima dengan jumlah petani yakni 23 orang.
Hal
ini sesuai dengan amanat UU. No. 16 Tahun 2006, bahwa sasaran
penyuluhan pertanian adalah:
1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat
penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.
2.Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan
pelaku usaha.
3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang
meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan
serta generasi muda dan tokoh masyarakat
Penetapan Metode Penyuluhan
Untuk mencapai tujuan penyuluhan perlu ditetapkan metode penyuluhan perlu mempertimbangkan:
musim, keadaan usahatani,
permasalahan di lapangan, fasilitas sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan
terdahulu, sangat diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode. Pertimbangan
akan menghasilkan permilihan ini satu atau lebih metode penyuluhan.
Berdasarkan Kontekstualisasi
Hasil Identifikasi Lapangan maka
metode penyuluhan yang ditetapkan adalah metode ceramah dan demonstrasi cara.
Wahyuti,
2013 menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara
lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian secara
efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku
usaha) agar bisa belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas
sasaran bisa meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya
sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e)
mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian
Penetapan Media Penyuluhan
Penetapan Media yakni merubah perilaku dan
pengetahuan petani dengan segala
sesuatu yang dapat digunakan agar menambah pengetahuan petani yang dapat
merubah perlakuan, sehingga dalam menetapkan media penyuluhan perlu
memperhatikan karakteristik sasaran ( Umur, Pendidikan, Luas Uaha, Lama usaha),
Tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, tingkat adopsi dan psiko social dalam
masyarakat.
Media
penyuluhan yang di tetapkan adalah media folder, peta singkap dan media sesungguhnya. Tujuan pemeilihan media
folder untuk memberikan informasi secara singkat tentang hama penggerek batang
dan gejala serangan disertai gambar tanaman yang terserang hama penggerek
batang, teknik dan cara pengendalian menggunakan pestisida nabati, media peta
singkap sebagai bahan pegangan bagi penyuluh dalam mempermudah dengan
menunjukkan gambar dan ururan kegiatan pembuatan pestisda,aplikasi pestisida
nabati pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung seadangkan media sesungguhnya
seperti tanaman yang terserang penggerek batang, alat dan bahan pembuatan
pestisida digunakan pada saat demonstrasi cara pembuatan dan aplikasi pestisida
nabati.
Hal ini sesuai pendapat Rustandi dan Warnaen 2019, Media merupakan saluran atau perantara
yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan. Tujuan penggunaan media adalah untuk
memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan
penting antaralain dalam memberikan pengalaman yang kongkrit dan sesuai dengan
tujuan penyuluhan. Kemampuan literasi visual sangat penting dalam bidang
pendidikan,pelatihan dan penyuluhan, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh,
maupun pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih
efektif dan efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan,
pelajaran/pelatihannya.
Penetapan Evaluasi Penyuluhan
1. Metode Evaluasi
Evaluasi penyuluhan yang digunakan pada
kegiatan penyuluhan tentang pengendalian hama penggerek tanaman padi dengan
pestisida nabati adalah menggunakan metode Evaluasi Sumatif. Evaluasi sumatif
bertujuan untuk mengetahui hasil pencapaian tujuan penyuluhan yaitu perubahan /
peningkatan pengetahuan petani tentang pengendalian hama penggerek batang
tananam padi meggunakan pestisida nabati.
2. AnalisisEvaluasi Penyuluhan.
Untuk
mengukur tingkat pengetahuan petani menggunakan kuisioner melalui pretest dan
postestsebanyak 20 pertanyaan. Datadianalisis menggunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban
benar menggunakan rumus skor tanpa dendamenurut Widoyono (2012) sebagai
berikut: Sk = B
Keterangan :
Sk = Skor yang diperoleh peserta.
B = Jumlah jawaban benar.
Setiap jawaban benar diberi
nilai 5 sedangkan setiap jawaban salah diberi nilai 0. Jika 1 jawaban benar
akan memperoleh nilai 5,jika benar semua akan memperoleh nilai 20 x 5 = 100
sedangkan jika jawaban salah semua 20 x 0 = 0. Selanjutnya masing-masing nilai
diberi skor sebagai berikut :
1.
Jika jawaban salah semua = (0/20) x 100 = 0
2.
Jika 1 jawaban benar = (1/20) x 100 = 5
3.
Jika jawaban benar semua = (20/20) x 100 = 100
Setelah jawaban benar dihitung dibagi
menjadi 3(tiga) kategori dengan rumus sebagai berikut :
Sehingga
diperoleh kategori pada tabel sebagai berikut sebagai berikut :
Tabel 7. Kategori Evaluasi Pengetahuan petani
No |
Interval |
Kategori |
1 |
67 - 100 |
Pengetahuan Tinggi |
2 |
33 - 66 |
Pengetahuan sedang |
3 |
0 - 32 |
Pengetahuan Rendah |
Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Persiapan
1. Konsultasi dan koordinasi
Untuk
memudahkan pelaksanaan penyuluhan maka perlu dilakukan koordinasi dengan kepala
BPP dan ketua kelompok tani Makmur I tentang kesiapan waktu dan tempat,
penetapan sasaran dan penyebaran undangan serta pengadaan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
Pelaksanaan
penyuluhan tentang pengendalian hama penggerek batang tanaman padi dilaksanaan
pada hari Rabu, tanggal 10 Mei 2023 di Poktan Makmur I Desa Sie Kecamatan
Monta. Pemilihan tempat dan waktu didasarkan hasil konsultasi dengan pengurus
kelompoktani.
3. Penetapan Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan yang ditetapkan adalah anggota
kelompok tani Makmur I sebanyak 23 orang merupakan hasil survei tingkat
pengetahuan petani baik yang tingkat pengetahuan yang tinggi maupun yang
tingkat pengetahuan yang rendah, lalu di sebarkan undangan.
4.
Persiapan
alat dan bahan
Alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut :
Tabel 8 Alat
Tulis Kegiatan Penyuluhan
No |
Alat
/ bahan |
Jumlah
(Unit) |
Kegunaan |
I |
Alat Tulis |
|
|
1 |
Folder |
25 |
Bahan
bacaan |
2 |
Peta Singkap |
1 |
Bahan
Bacaan |
3 |
Daftar Hadir |
5 |
Barbuk |
4 |
Berita acara
penyuluhan |
5 |
Barbuk |
5 |
Buku Tulis |
23 |
ATK |
6 |
Bolpoin |
23 |
ATK |
II |
Alat/Bahan
Praktek |
|
|
1 |
Daun Mimba |
1
kg |
Demcar |
2 |
Detergen |
100gr |
Demcar |
3 |
Lesung |
1
unit |
Alat
tumbuk |
4 |
Saringan |
1
unit |
Penyaring
pesnab |
5 |
Ember |
1
unit |
Pencampur
pesnab |
6 |
Handsprayer |
1
unit |
Demcar
aplikasi |
7 |
Sendok |
1
unit |
pengaduk |
Pelaksanan Penyuluhan
1.
Susunan Acara Penyuluhan
-
Pembukaan oleh Ketua kelompok
-
Ceramah Pengenalan hama penggerek
batang dan teknik pengendalian
-
Pengertian dan prinsip.keunggulan dan
kelemahan pestisida nabati
-
Beri kesempatan peserta untuk bertanya
dan menjelaskan pengalamannya
-
Demonstrasi Cara pembuatan dan aplikasi
pestisida nabati
2.
Beri kesempatan masing-masing peserta
untuk mencoba melakukan
3.
Penyusunan rencana tindak lanjut
4.
Penutup
Evaluasi Akhir Pengetahuan
Pelaksanaan
evaluasi akhir dilakukan setelah kegiatan penyuluhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sasaran penyuluhan tentang
Pengendlian Hama Penggerek Batang pada tanaman padi menggunakan Pestisida
nabati. Evaluasi dilakukan dengan cara membagikan kuisioner evaluasi pengetahuan
kepada 23
orang sasaran penyuluhan pada kegiatan temu lapang.
Dari
interpretasi skor minimal dan maksimal maka tingkat pengetahuan sasaran dapat dikategorikan seperti disajikan
dalam Tabel 9:
Tabel 9 Kategori Pengetahuan Setelah Penyuluhan
No |
Aspek |
Nilai Maksimal |
Nilai Miniml |
Skor yang diperoleh |
Presentasi |
Keteranggan |
1 |
Pengetahuan |
2300 |
100 |
1970 |
85% |
Tinggi |
Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil evaluasi pengetahuan petani Pengendlian Hama Penggerek Batang pada
tanaman padi menggunakan Pestisida nabati setelah dilakukan penyuluhan termasuk kategori
pengetahuan tinggi dengan skore yang diperoleh 1970 atau 85%. Tingginya
pengetahuan petani sasaran dipengaruhi oleh pelaksanaan penyuluhan yang
dilakukan dengan penerapan metode dan media yang sesuai dengan kondisi wilayah
dan agroekosistem serta kemampuan penyuluh dalam komunikasi penyuluhan. Hal ini
sesuai pendapat Nurhayati
(2011), penyuluh yang terampil dalam berkomunikasi tidak akan mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya didorong oleh perasaan dari dalam dirinya
untuk mengabdi ditempat manapun ditugaskan.
Peningkatan Pengetahuan
Berdasarkan hasil evaluasi awal ( free test ) dan evaluasi akhir (post
test) maka dapat diperoleh peningkatan pengetahuan sebagai berikut :
Tabel 10 Peningkatan Pengetahuan
Aspek |
Nilai Maksimal |
free test |
Postest |
Peningkatan |
||
|
|
Skor |
% |
Skor |
% |
|
Pengetahuan |
2300 |
685 |
29 % |
1970 |
85% |
56% |
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Karakteristik sasaran penyuluhan kategori pendidikan SD 17%, SMP 13 % dan SMA 70%. Jumlah responden dengan tingkat
kelulusan pada bangku SMA menggambarkan
bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. pengalaman usaha tani responden
jumlah responden
termasuk
kategori antara 5 s/d 30 tahun.dan terbanyak
pada kategori lama usaha 5 s/d 13 tahun,sebanyak 18 orang atau 78%.,umur antara 22 S/D 60 tahun, namun berdasarkan kategori umur
didominasi umur antara umur 22 s/d 48 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 57%., luas
pemilikan lahan responden didominasi lahan kecil sebanyak 91,30 % hal ini perpengaruh terhadap produksi
dan pendapatan petani padi di Desa Sie Kecamatan
Monta.
2.
Berdasarkan hasil survei dan evaluasi aspek pengetahuan petani Kelompoktani Makmur I terhadap pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi sebelum dan sesudah penyuluhan dari
free test dengan skore 685 (29%) dan post test 1970 (85%) sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan sebesar 56%.
3.
Materi
Pengendalian Hama Penggerek Padi dengan Pestisida Nabati. Tujuan
penyuluhan adalah agar 65% petani mengetahui teknik pengendalian hama penggerek
batang pada tanaman padi dengan pestisida nabati. Sasaran
penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhan tentang pengendalian
OPT hama penggerek padi atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang
masih rendah sebanyak 23 orang. Metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara.
Media yang digunakan adalah media tercetak berupa folder, peta singkap dan media
sesungguhnya, sedangkan evaluasi penyuluhan menggunakan evaluasi sumatif untuk
mengukur pengetahuan menggunakan kuisioner melalui pretest dan postest sebanyak
20 pertanyaan.
Saran
1.
Penyusunan rancangan penyuluhan perlu memperhatikan
karakteristik sasaran penyuluhan, hal ini akan berpengaruh terhadap penetapan
media penyuluhan yang sesuai dengan keadaan sasaran
2.
Untuk mengetahui kemajuan dalam pelaksanaan penyuluhan
perlu dilakukan evaluasi.
3.
Untuk meningkatkan pengetahuan maka perlu dirancang
materi, metode, dan media penyuluhan yang sesuai dengan hasil identifikasi
keadaan sasaran serta kebijakan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2009.Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta
Arikunto, 2006.Metodologi Penelitian.
Bina Aksara, Yogyakarta.
Arsyad,
2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian
(dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Bhinekha, Surabaya.
Erwin,
2012. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bahan
Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor.
Amiranti,
P. (2005). Studi Pengaruh Ekstrak Bawang
Putih (Allium sativum L.) Terhadap Perkembagan Pra Dewasa nyamuk Culex pipiensq.
Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Kedokteran Hewan.Institut Pertanian
Bogor. Bogor
BPP
Monta, 2022, Programa Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Monta Tahun 2023.
Erwin,
2012. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bahan
Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor.
Hendarsih
dan N. Usyati.2015. Pengendalian Hama
Penggerek Batang Padi.Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Indonesia.
Penggerek Batang pada Kuning : 324 – 340
Henny,
Makal and Turang, D. (2011).Pemanfaatan
Ekstrak Kasar Batang Serai dan Lengkuas Untuk Pengendalian Larva Crosidolomia
binotalis Zell Pada Tanaman Kubis. Universitas Sam Ratulangi,Manado.
Kardinan, A. (1999). Pestisida
Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kartasapoetra A.G, 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Kementan
2019.Rencana
Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2019-2024
Mardikanto T, 1993. Penyuluhan Pembangunan
Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
___________,2009. Sistem Penyuluhan
Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Munandar,
2003.Pengembangan SDM Pertanian untuk
Pembangunan Pertanian Sistem dan Usaha Agribisnis dalam Era OtonomiDaerah.Jakarta
Nazir
M, 2008. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo,
2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
Peraturan
Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian.
Permentan
Nomor 3 /permentan/OT.140/2/2015 tentang Pedoman
Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2015.Salikin
A.K, 2003.SistemPertanianBerkelanjutan,
Penerbit Kanisius Yogyakarta
Ramdani,
Sagita, Rustandi dan Utami, 2019. Perubahan
Pengetahuan KSTM Al-Maun 2, 3 an Darul Multadlo Tentang Pemeliharaan Ayam Joper
di Kota Pasuruan Jawa Timur . Polbangtan Malang.Jurnal Agriekstensia Vol.18
No.2 Desember 2019.
Samsudin, 1989.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian dan
Modernsiasi Pertanian. Penerbit: Bina Cipta. Bandung
Setiana,
2005.Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat.Gahlia Indonesia. Bogor.
Samsudin,
1989.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian
dan Modernsiasi Pertanian. Penerbit: Bina Cipta. Bandung
Silalahi
U, 2012. Metode Penelitian Sosial.
PT Rafika Aditama, Bandung.
Soedarmanto,
1992.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya
Setiana,
2005.Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat.Gahlia Indonesia. Bogor.
Silalahi
U, 2012. Metode Penelitian Sosial.
PT Rafika Aditama, Bandung.
Soedarmanto,
1992.Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya: Malang
Soekartawi,
2008.Teknologi Penyuluhan Pertanian,
Bina Aksara,. Jakarta.
Soekanto S,
2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sonia AH, 2018. Efektivitas Trichoderma sp. yang
Ditambahkan pada
Kompos Daun untuk Pengendalian Penyakit Layu
Fusarium pada Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) di Desa
Pancasari Kabupaten Buleleng.E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 3, Juli 2018
Sugiyono,
2007.Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D..Alfabeta. Bandung.
Sutarto,
2008.Hubungan Sosial Ekonomi Petani
Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Komoditas Jagung Di Sidoharjo Wonogiri.
Agritex
No 24 November 2008.
Tanzil,
Kartikasari dan Basuki, 2020, Sosialisasi
teknologi pestisida nabati di kelompok tani Arapan, Desa slateng, Kecamatan
Ledokombo, Kabupaten Jember.Fakultas Pertanian Universitas Jember
Journal.Vol.6 .$ Desember 2022.
Teguh DB. 2021, Cara Gampang Isolasi Trichoderma,
Pake Media Nasi. Tabloit Sinar Tani, Reportase Nattasya, 02 Maret 2021.
Utami, Hidayah dan Isyunani (2019).Pengetahuan
dan sikap peternak sapi potong tentangteknologi
pengolahan jerami padi. Polbangtan
Malang Jurnal Vol 1 Nomor 2 Tahun 2019
UU
RI No.16, 2006.Sistem Penyuluhan
Pertanian,Perikanan dan Kehutanan. Yayasan pengembangan Sinar Tani, Jakarta
Wahjuti U, 2007. Metodologi penyuluhan Partisipatif. STPP Malang
________2013, Modul Metoda Penyuluhan Pertanian I, STPP Malang.
Walgito
B, 1999. Psikologi Sosial Suatu
Pengantar. Andi offset, Yogyakarta.
Wawan
dan Dewi, 2011.Teori dan pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.
Widoyoyo
E.P, 2012. Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Pustaka Pelajar
Wirartha I. M,
2005.Metodelogi Penelitian Sosial
Ekonomi. Penerbit: Andi.
Komentar
Posting Komentar