Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Jagung di Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

 

Evaluasi Pengetahuan Petani Tentang  Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Jagung  

di Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

Oleh :

 Jufrin, Kartika Budi Utami, dan  Ma’ruf.

Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

22 Juli 2023


 

RINGKASAN

Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi. Jagung merupakan komoditi unggulan nasional maupun unggulan daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena kondisi agroekosistemnya yang mendukung sehingga banyak diusahakan oleh petani di daerah ini, baik pada lahan sawah maupun pada lahan kering. Tujuan peneltian ini untuk mengetahui karakteristik petani,mengetahui pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di Kelompok tani setelah dilakukan penyuluhan, dan mengetahui perbaikan rancangan penyuluhan tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di desa Sondo Kecamatan Monta.

Kegiatan pelaksanaan kajian dilaksanakan di lokasi lahan kelompok tani So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta dilaksanakan pada bulan April 2023 s/d Mei 2023 dengan pertimbangan bahwa anggota kelompoktani So Nteli 75% belum menerapkan teknologi pemupukan berimbang. Sedangkan pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada bulan Mei 2023 saat panen tanaman jagung.

Kajian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei, yaitu untuk mengkaji pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani So Nteli teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu petani yang telah memperoleh penyuluhan teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara  secara semi terstruktur.

Berdasarkan hasil survei dan identifikasi karakteristik keadaan responden memiliki umur antara 28 S/D 70 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 28 s/d 57 tahun sebanyak 20 orang atau sebanyak 67%.  Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbanyak terdapat pada kategori  pendidikan SD 27%, SMP 20 % dan SMA 43% dan perguruan tinggi 10 % Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi, sedangkan berdasarkan pengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 63 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 44 tahun,  sebanyak 22 orang atau 74%.

Hasil survei tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis Pemupukan berimbang pada tanaman jagung temasuk Pengetahuan tinggi  sebanyak 60 %, Pegetahuan sedang  20 %.,dan pengetahuan rendah 20% namun secara umum  berdasarkan skor total termasuk kategori pengetahuan tinggi Untuk meningkatkan pengetahuan petani maka perlu disusun rancangan penyuluhan Materi Pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di kelompok tani Tani So Nteli  memiliki pengetahuan positif terhadap teknik Pemupukan berimbang pada tanaman jagung.  Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum memiliki pengetahuan positif terhadap pemupukan berimbang tanaman jagung diKelompoktani Tani So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta Kab. Bima  dengan jumlah petani yakni 30 orang. Metode penyuluhan berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi Lapangan maka metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara. Media yang digunakan adalah media tercetak berupa leaflet, peta singkap dan media sesungguhnya.Bagi petani yang berpengetahuan rendah perlu disusun rancangan penyuluhan pertanian dengan materi Tehnik pemupukan berimbang pada tanaman jagung sehingga outputnya diharapkan agar dapat menerapkan inovasi sistem pemupukan berimbang pada tanaman jagung karena terbukti dapat meningkatkan produksi dan pendapatan serta dapat mengefisiensi biaya usaha taninya.Bagi Pemerintah dan pengambil kebijakan di wilayah guna percepatan adopsi inovasi oleh petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung maka diperlukan sebuah kebijakan atau gerakan peningkatan produksi jagung melalui pengembangan media dan metode yang lebih tepat kepada petani sasaran.

 Kata kunci: jagung, pemupukan berimbang, kecamatan monta

 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupanmanusia karena berfungsi sebagai penyedia pangan,pakan untuk ternak, dan bioenergi. Peran pertaniansangat strategis dalam mendukung perekonomiannasional, terutama mewujudkan ketahanan pangan,peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja danpenanggulangan kemiskinan. Selain itu, mendorongpertumbuhan agroindusti di hilir dan memacu eksporkomoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara. Disisi lain, penyediaan kebutuhan panganmasyarakat merupakan tugas utama yang tidak ringan,yaitu diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun2050 mencapai 322 juta jiwa, terbesar kelima di duniasetelah Tiongkok, India, Nigeria dan Amerika (Kementan, 2020)

petani hanya mencapai 6,9 Ton. (Ratnah dan Yanti, 2017)Hingga saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan tingkat produktivitas dan pendapatan usaha yang relatif rendah, sehingga kemiskinan, pengangguran dan rawan pangan banyak terdapat di perdesaan. Berdasarkan data BPS (2018), penghasilan utama penduduk Indonesia di 73 ribu desa (87%) berasal dari sektor pertanian. Kondisi ini mengindikasikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan harus dilakukan dengan membangun pertanian dan perdesaan.

          Jagung merupakan komoditi unggulan nasionalmaupun unggulandaerah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) karena kondisiagroekosistemnya yang mendukung sehingga banyakdiusahakan oleh petani di daerah ini, baik pada lahansawah maupun pada lahan kering. Pada tahun 2020 walaupun Dunia sedang dilanda pandemi Covid 19 namun produksi jagung Propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2.6 juta ton dengan total perputaran uang mencapai 9,1 Triliun, (Dinas Pertanian dan Perkebunan Povinsi NTB, 2020).Untuk dapat memenuhi target produksi tersebut perlu dilakukan strategi tertentu, diantaranya melaluipeningkatan Indeks Pertananam jagung dan perluasann areal.      

          Kabupaten Bima khususnya di Kecamatan Monta juga sangat potensial dalam pengembangan komoditi jagung yang diusahakan baik dilahan sawah pada musim kemarau dan pada musim hujan dilahan kering telah memberikan sumbangan terhadap ketahanan pangan dan pendapatan petani. Luas tanam jagung di Kecamatan Monta pada Tahun 2021 adalah 718 ha dengan produksi  5399 atau setara dengan produktifitas 7.5 ton/ha pipilan kering. Dari data tersebut menunjukan bahwa produktivitas jagung di Kecamatan Monta masih sangat rendah, dibanding hasil penelitian KJF Kabupaten Bima bulan Agustus  2022 di Desa Mbawa Kecamatan Donggo Kabupaten Bima produksi jagung mencapai 8.28 ton/ha. Untuk varitas Bisi 18, pioner 8.12 ton/ha, ADV Jos 10.62 ton/ha, NK 6501 9.68 ton/ha (Distanbun Kab.Bima 2022)

          Sedangkan hasil Penelitian tentang Penerapan Teknologi PTT dalam Peningkatan Produksi Jagung di daerah Propinsi NTB. Dengan teknologi Pemupukan berdasarkan PUTS dengan dosis 200kg NPK Phonska dan 200 kg Urea, meningkatkan produksi mencapai 9.1 ton dibanding perlakukan

          Rendahnya produksi jagung di Kecamatan Monta dik arenakan petani belum menerapkan teknologi produksi jagung sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan Good agricultural practices (GAP) atau usaha budidaya yang baik dan benar seperti penggunaan benih unggul bermutu, pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan penaanganan panen dan pasca panen yang baik.

          Tim penyuluh pertanian Kecamatan Monta dalam rangka percepatan adopsi inovasi teknologi budidaya jagung telah melakukan penyuluhan tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung, namun penyuluhan yang dilakukan merupakan sebuah gerakan yang terbatas karena belum mampu meningkatkanadopsi inovasi teknologi ditingkat petani. Memperhatikan masalah tersebut maka perlu dilakukan kajian tentang evaluasi penyuluhanyang sudah dilaksanakan khususnya mengenai pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

Rumusan Masalah

           1.       Bagaimana karakteristik petani di Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima

           2.       Bagaimana pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima setelah dilakukan penyuluhan.

           3.       Bagaimana perbaikan rancangan penyuluhan tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di desa Sondo Kecamatan Monta?

Tujuan

1.      Untuk mengetahui karakteristik petani di Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima

2.      Untuk mengetahui pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima setelah dilakukan penyuluhan.

3.      Untuk mengetahui perbaikan rancangan penyuluhan tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung di Desa Sondo Kecamatan Monta

Manfaat

1.    Sebagai bahan informasi dan sumber referensi bagi penyuluh pertanian di Kecamatan Monta dalam menetapkan metode dan media penyuluhan pertanian yang sesuai dengan keadaan sasaran.

2.    Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah dan stekholder lainnya dalam mengambil kebijakan.

METODE PELAKSANAAN

Lokasi dan Waktu

            Kegiatan pelaksanaan kajian dilaksanakan di lokasi lahan kelompok tani So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta dilaksanakan pada bulan April 2023 s/d Mei 2023 dengan pertimbangan bahwa anggota kelompoktani So Nteli 75% belum menerapkan teknologi pemupukan berimbang. Sedangkan pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada bulan Mei 2023 saat panen tanaman jagung.

Metode Kajian dan alur kajian

Kajian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei, yaitu untuk mengkaji pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani So Nteli teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu petani yang telah memperoleh penyuluhan teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung.

Aspek pengetahuan yang dievaluasi meliputi pengetahuan petani tentang pengertian pemupukan, tujuan pemupukan, jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan dan cara pemupukan

Populasi dan sampel

Populasi dalam kajian ini adalah seluruh anggota yang berjumlah 102 orang dari kelompoktani So Nteli, Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima.Jumlah sampel dalam kajian ini adalah diambil sebanyak 30 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 30 orang. Arikunto (2008), menyatakan apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 55 % atau lebih.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1.    Data Primer.

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden kajian yaitu dari anggota kelompok tani So Nteli   Desa Sondo Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

Data yang dibutuhkan pada kajian ini adalah data identifikasi aspek teknis dan aspek ekonomi pemupukan berimbang pada tanaman jagung aspek sosial meliputi pengetahuan petani tentang pengertian pemupukan, tujuan pemupukan, jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan dan cara pemupukan

2.    Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa data profil desa, data keadaan kelompok, atau data yang relevan dengan kajian yang akan dijadikan sebagai pendukung untuk memahami masalah dan sebagai alternative pemecahan masalah.

Instrumen dan kuesioner

Instrumen dan kisi-kisi intrumen dalam penelitian ini adalah mengacu pada tujuan evaluasi penyuluhan.

Teknik pengumpulan dan analisis data

Pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan dengan cara wawancara  secara semi terstruktur mengenai topik yang dibahas namun memberikan kesempatan pada responden untuk jujur dan terbuka menggunakan kuisioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab atau menggunakan angket yaitu memberikan daftar pertanyaan pada responden untuk diisi secara santai dirumah sehingga diperoleh data apa adanya tanpa tekanan.

Daftar pertanyaan menggunakan tes obyektif pilihan ganda biasa dengan alternative tiga jawaban (Widoyono, 2012).

            Data yang diperoleh dalam kajian ini diolah dan dianalisis dalam bentuk  tabel frekuensi/tabulasi dan disajikan dalam bentuk deskriptif. yaitu Pengetahuan petani tentang aspek teknis pemupukan berimbang pada tanaman jagung.

Metode Perancangan Penyuluhan

Penetapan Tujuan

Tujuan penyuluhan dilaksanakan agar 65 % petani mau dan mampu menerapkan teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung.  Sehingga berdampak terjadinya peningkatan produksi dan pendapatan

Penetapan Sasaran

            Sasaran penyuluhan adalah petani di anggota kelompoktani So Nteli  Desa Sondo, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima yang ditetapkan sebanyak 30 orang. Petani yang belum memahami dan belum menerima penyuluhan teknologi pemupukan berimbang pada tanaman Jagung sedangkan petani yang sudah menerapkan sebagai agen yang membantu peneliti dan penyuluh dalam meningkatkan perubahan sikap dan keterampilan petani terhadap teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung.

Penetapan Materi

Materi yang disuluhkan adalah paket teknologi pemupukan berimbang pada budidaya tanaman jagung yang belum dikuasai oleh petani sasaran. Penetapan materi dilaksanakan setelah diadakan identifikasi kebutuhan penyuluhan petani tentang pemupukan berimbang jagung. Dengan penyuluhan paket pemupukan berimbang jagung diharapkan dapat membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan.

PenetapanMetode

Metode penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah kombinasi metode ceramah.Demonstrasi cara kaji terap dan temu lapang dengan menggunakan teknik pendekatan kelompok. Metode ceramah digunakan untuk memberikan pemahaman secara mendalam terhadap materi penyuluhan agar terjadi peningkatan pengetahuan , metode kaji terap merupakan metode penyampaian materi penyuluhan melalui uji coba yang dilakukan petani sebelum disebarluaskan sedangkan metode demonstrasi cara bertujuan untuk mendemonstrasikan cara pemupukan jagung sedangkan metode temu lapang dilakukan pada saat panen jagung dilokasi kaji terap untuk melihat dan mendiskusikan hasil kaji terap.

PenetapanMedia

Media penyuluhan yang digunakan pada penyuluhan pemupukan berimbang pada tanaman jagung adalah media Liflet dan peta singkap serta media sesungguhnya seperti tanaman jagung di lahan kaji terap. Penggunaan media tersebut didasarkan pada keadaan sasaran yang dianggap mampu membaca karena rata-rata petani berpendidikan SMA.

Penetapan Evaluasi Penyuluhan

1. Evaluasi Pengetahuan

Alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaansebanyak 20 (dua puluh) soal, dengan ketentuan skor penilaian, benar diberi nilai 5 (lima) dan salah diberi nilai 0 (nol). Sehingga jika jawaban benar semua maka nilainya adalah 5 x 20 = 100 lalu di analisis menggunakan analisis deskriptif rata-rata (mean) dengan menghitung jumlah jawaban benar menggunakan rumus skor tanpa denda  menurut Widoyono (2012) sebagai berikut:

Sk = B

Keterangan :

Sk = Skor yang diperoleh peserta.

B = Jumlah jawaban benar.

Tabel 2. Interval dan katergori sebagai berikut :

No

Interval

Kategori

1

2

3

68 - 100

34 - 67

0 – 33

Pengetahuan tinggi

Pengetahuan sedang

Pengetahuan rendah

 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan

Jumlah Responden

Pernsetase (%)

SD

8

27

SMP

6

20

SMA

13

43

PT

3

10

Jumlah

30

100

                 Sumber: Data  diolah, 2023

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kategori  pendidikan SD 27%, SMP 20 % dan SMA 43% dan perguruan tinggi 10 % Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. Tingkat pendidikan yang cenderung tinggi sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir, penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas yang diusahakan.

Lama Usahatani  Responnden

Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Distribusi lama usaha petani responden dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4. Distribusi Lama Usahatani Responden

Lama Usaha

(tahun)

Interval

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Baru

5-24

11

37

Sedang

25-44

11

37

Lama

45-63

8

26

Jumlah

 

30

100

Sumber: Data diolah, 2023

            Tabel 4 Menunjukkan bahwa secara umumpengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 63 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 44 tahun,  sebanyak 22 orang atau 74%. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden sudah berpengalaman dalam berusaha tani jagung.

Umur Responden

Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Distribusi umur responden dapat dilihat pada Tabel 5 :

Tabel 5. Distribusi Umur Responden

No

Umur (tahun)

Jumlah (Orang)

Presentasi (%)

1

2

3

28-42

43-57

58-70

9

11

10

30

37

33

 

Jumlah

30

100

Sumber: Data diolah, 2023

              Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa responden memiliki umur antara 28 S/D 70 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 28 s/d 57 tahun sebanyak 20 orang atau sebanyak 67%.  Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia produktif yang terbanyak sehingga sangat mempengaruhi pengetahuan tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung.

Pemilikan Lahan

            Luas pemilikan lahan akan berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Untuk mengetahui luas pemilikan lahan petani responden dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel .6 Luas Pemilikan lahan

No

Luas Pemlikan lahan

Jumlah (Orang)

Presentasi (%)

1

2

3

0,10 – 0,50(Sempit)

0,51-0,95(sedang )

0,96 – 1,99 (Luas)

7

17

6

23,33

56.67

20.00

 

Jumlah

30

100

Sumber : data diolah 2023

              Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa luas pemilikan lahan responden didominasi lahan Sedang sebanyak 17 responden atau 56,67% hal ini berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani jagung di Desa Sondo Kecamatan Monta.

Tingkat Pengetahuan Petani

Pelaksanaan kajian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden/sampel terhadap Pemupukan berimbang pada tanaman jagungsebelum penyuluhan dilakukan. Kajian yang dilakukan pada tanggal 1April s/d 14Mei 2023 dengan cara survei atau melakukan wawancara secara tertutup pada 30 orang responden anggota kelompoktani So Nteli dengan mangajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

          Kajian pengetahuan responden diukur dengan cara mengajukan sebanyak 20  pertanyaan. Setiap soal jawaban yang benar nilainya 5 dan salah nilainya 0, sehingga akan diperoleh interpretasi skor / nilai minimal 0 dan nilai maksimal 100. Dari interpretasi skor minimal dan maksimal maka tingkat pengetahuan  responden dapat dikategorikan seperti disajikan dalam Tabel 7:

Tabel 7 Kategori Pengetahuan Petani Berdasarkan Rentang  Skor

No

Kategori

Skor

Responden

Total Skore

%

1

Rendah

0-33

6

160

20

2

Sedang

34-67

6

280

20

3

Tinggi

68-100

18

1430

60

Jumlah

 

30

1870

100

Sumber : Data diolah, 2023.

            Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis Pemupukan berimbang pada tanaman jagungtemasuk Pengetahuan tinggi  sebanyak 60 % , Pengetahuan sedang 20% dan pengetahuan rendah 20 %., namun secara umum  berdasarkan skor total termasuk kategori pengetahuan tinggi, Tingginya  tingkat pengetahuan petani di Kelompoktani Tani So Nteli Desa Sondo juga dipengaruhi oleh petani sudah banyak yang menerapkan teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Sehingga pada petani yang berpengetahuan rendah dan sedang perlu dilakukan penyuluhan lanjutan tentang teknologi Pemupukan berimbang pada tanaman jagung

Implementasi Rancangan Penyuluhan

Penetapan Materi Penyuluhan

Materi yang ditetapkan  pada kegiatan penyuluhan di kelompoktani Tani So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta Kab.Bima  yaitu Pemupukan berimbang pada tanaman jagung

Penetapan materi tersebut didasarkan pada hasil survei pengetahuan petani tentang Pemupukan berimbang pada tanaman jagung menujukkan tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis Pemupukan berimbang pada tanaman jagung temasuk Pengetahuan tinggi sebanyak 60 % pengetahuan sedang20% dan pengetahuan rendah 20%

UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan. sedangkan materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan  disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan

Penetapan Tujuan Penyuluhan

Memperhatikan tingkat pengetahuan petani sudah termasuk kategori tinggi namun belum memiliki sikap positif terhadap sistem pemupukan berimbang maka perlu ditetapkan tujuan penyulauah untuk merubah sikap petani yang mengacu pada prinsip ABCD.

Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di kelompok tani Tani So Nteli memiliki sikap positif terhadap teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung.

Penetapan tujuan penyuluhan mengacu pada Permentan Nomor 43 Tahun 2013 tentang standar kompetensi kerja Nasional Indonesia bagi Penyuluh pertanian bahwa dalam menetapkan tujuan penyuluhan mengacu pada rumusan ABCD yaitu Audenc, Behavior, Condition, Degreedan SMART yaitu Specifik, Measurable, Actionary, Realistik, time bound.

Soedarmanto, 2001, menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian ditujukan untuk membantu petani dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dengan cara-cara baru yang terbukti lebih baik dari cara lama. Dapat dirumuskan secara jelas, singkat dan mudah dipahami petani, sehingga petani sebagai sasaran utama dapat mengetahui hasil akhir yang ingin dicapai. Secara khusus tujuan penyuluhan merupakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motifasinya, meskipun ada faktor yang sangat berpengaruh yang harus dihadapi dalam pencapaian tujuan ini adalah faktor pendorong, faktor penghambat, dan faktor penggangu.

Penetapan Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum mendapatkan penyuluhantentangpemupukan beriumbang pada tanaman jagung atau petani yang memiliki tingkat pengetahuan yang masih rendah pada Kelompoktani Tani So Nteli I Desa Sondo Kecamatan Monta Kab. Bima  dengan jumlah petani yakni 30 orang.

            Hal ini sesuai dengan amanat UU. No. 16 Tahun 2006, bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah:

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara.

2.  Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang   meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat

Penetapan Metode Penyuluhan

   Untuk mencapai tujuan penyuluhan perlu ditetapkan metode penyuluhan perlu mempertimbangkan: musim, keadaan usahatani, permasalahan di lapangan, fasilitas sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu, sangat diperlukan dalammenetapkankombinasi metode. Pertimbangan akan menghasilkanpermilihan ini satu atau lebih metode penyuluhan.

Berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi Lapangan dan tingkat adopsi bahwa petani sudah memiliki pengetahuan termasuk kategori tinggi sedangkan untuk merubah pengetahuan diperlukan metode penyuluhan yang ditetapkan adalah metode ceramah dan demonstrasi cara (demcar)..

Wahyuti, 2013 menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian secara efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) agar bisa belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas sasaran bisa meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian

Penetapan Media

Penetapan Media yakni merubah perilaku dan pengetahuan petani dengan segala sesuatu yang dapat digunakan agar menambah pengetahuan petani yang dapat merubah perlakuan, sehingga dalam menetapkan media penyuluhan perlu memperhatikan karakteristik sasaran ( Umur, Pendidikan, Luas Uaha, Lama usaha), Tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, tingkat adopsi dan psiko social dalam masyarakat.

Berdasarkan sasaran tingkat pendidikann SD 27%, SMP 20 % dan SMA 43%. Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMAmenggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi. Tingkat pendidikan yang cenderung tinggi sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, cara berpikir, penerimaan serta penerapan inovasi sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas yang diusahakan

Memperhatikan tingkat pendidikan sasaran maka Media yang digunakan pada kegiatan penyuluhan adalah media Brosur dan media sesungguhnya

Rencana Tindak Lanjut

1.         Melakukan Penyuluhan Secara Kontinyu/terus menerus tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung agar dapat meningkatkan pengetahuan petani

2.         Melakukan Demonstrasi plot (Denplot ) tentang pemupukan berimbang pada tanaman jagung

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Berdasarkan hasil survei dan identifikasi karakteristik keadaan responden memiliki umur antara 28 S/D 70 tahun, namun berdasarkan kategori umur didominasi umur antara umur 28 s/d 57 tahun sebanyak 20 orang atau sebanyak 67%.  Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbanyak terdapat pada kategori  pendidikan SD 27%, SMP 20 % dan SMA 43% dan perguruan tinggi 10 % Jumlah responden dengan tingkat kelulusan pada bangku SMA menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masih tinggi, sedangkan berdasarkan pengalaman usaha tani responden jumlah responden termasuk kategori antara 5 s/d 63 tahun.dan terbanyak pada kategori lama usaha 5 s/d 44 tahun,  sebanyak 22 orang atau 74%.

2.      Hasil survei tingkat pengetahuan petani responden terhadap aspek teknis Pemupukan berimbang pada tanaman jagung temasuk Pengetahuan tinggi  sebanyak 60 %, Pegetahuan sedang  20 %.,dan pengetahuan rendah 20% namun secara umum  berdasarkan skor total termasuk kategori pengetahuan tinggi 

3.      Untuk meningkatkan pengetahuan petani maka perlu disusun rancangan penyuluhan Materi Pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Tujuan penyuluhan adalah agar 65% petani di kelompok tani Tani So Ntelimemiliki pengetahuan positif terhadap teknik Pemupukan berimbang pada tanaman jagung.  Sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum memiliki pengetahuan positif terhadap pemupukan berimbang tanaman jagungdiKelompoktani Tani So Nteli Desa Sondo Kecamatan Monta Kab. Bima  dengan jumlah petani yakni 30 orang. Metode penyuluhan berdasarkan Kontekstualisasi Hasil Identifikasi Lapangan maka metode penyuluhan yang ditetapkan adalah kombinasi metode ceramah dan demonstrasi cara. Media yang digunakan adalah media tercetak berupa liflet, peta singkap dan media sesungguhnya.

Saran

1.      Bagi petaniyang berpengetahuan rendah perlu disusun rancangan penyuluhan pertanian dengan materi Tehnik pemupukan berimbang pada tanaman jagung sehingga outputnya diharapkan agar dapat menerapkan inovasi sistem pemupukan berimbang pada tanaman jagungkarena terbukti dapat meningkatkan produksi dan pendapatan serta dapat mengefisiensi biaya usaha taninya.

2.      Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh anggota kelompok tani So Nteli Desa Sondo agar dapat di tetapkan atau ditingkatkan serta menjadi inspirasi bagi petani jagung di kecamatan Monta pada umumnya.

3.      Bagi Pemerintah dan pengambil kebijakan di wilayah guna percepatan adopsi inovasi oleh petani tentangpemupukan berimbang pada tanaman jagung maka diperlukan sebuah kebijakan atau gerakan peningkatan produksi jagung melalui pengembangan media dan metode yang lebih tepat kepada petani sasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 2009. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta

Amirudiansyah, - (2020Perilaku Petani Dalam Pemupukan Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Tanaman Jagung.http://repository.pertanianpolbangtanyoma.ac.id/id/eprint/15

BPTP NTB 2011. Inovasi peningkatan indeks pertanaman (menjadi ip 200) pada lahan tidur di Kabupaten Sumbawa. Infotek vol 1 no 10 2011

Arikunto, 2006. Metodologi Penelitian. Bina Aksara, Yogyakarta.

Antara,2020, Perputaran Uang dar jagung di NTB. Antara News.com

Arsyad, 2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian (dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Bhinekha, Surabaya

Astuti P.U, dan Honorita B, 2012. Pengetahuan Petani dalam Pemanfaatan Pekarangan Terpadu di Propinsi Bengkulu.

Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Azwar, 1995. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

__________ 2011. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

BPP Kecamatan Monta, 2022.Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Monta Tahun 2023

BPS 2021, Kabupaten Bima dalam Angka

BPTP NTB,2010. Petunjuk teknis pendampingan Sekolah lapang Tanaman Jagung

Deptan 2008, Panduan Umum Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian

Erwin, 2012. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor.

KartasapoetraA.G, 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Kartika B. U., Ratna F. H., dan Isyunani. 2019. Pengetahuan Dan Sikap Peternak Tentang Tehnologi Pengolahan Jerami Padi. Polbangta Malang. 1 (2) 2019 56-61.

Kementan 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.

.Nazir M, 2008. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

 

Peraturan Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian.

Silalahi U, 2012. Metode Penelitian Sosial. PT Rafika Aditama, Bandung.

Soedarmanto, 1992. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya: Malang

Soekartawi, 2008. Teknologi Penyuluhan Pertanian, Bina Aksara,. Jakarta.

Soekanto S, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sri Yanto dan Ma’ruf, 2022.  Laporaan kaji terap teknologi Varietas jagung.  Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..Alfabeta. Bandung.

Sutarto, 2008. Hubungan Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Komoditas Jagung Di Sidoharjo Wonogiri.

Agritex No 24 November 2008./

UU RI No.16, 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan. Yayasan pengembangan Sinar Tani, Jakarta

Widoyoyo E.P, 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Pustaka Pelajar

Wirartha I. M, 2005. Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit: Andi. Yogyakarta

Yanti dan Ratna, 2017. Teknologi PTT dalam Peningkatan Produksi Jagung di Propinsi NTB – INFOTEK 2018 Vol II BPTP NTB

Risna, Irmadamayanti, Rahayu  dan Saidah 2019, tentang Perubahan Pengetahuan Petani terhadap Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida Melalui Sekolah Lapang Di Kabupaten Sigi. BPTP Sulawesi Tengah.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang