Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang sebagai salah satu lembaga pendidikan kedinasan di Kementerian Pertanian yang menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap dan berkehidupan bermasyarakat juga harus berkepribadian yang sesuai dengan kultur dan lingkungannya, memiliki kemampuan di bidang penyuluhan pertanian yang profesional, memiliki integritas moral, sikap mental dan etos kerja tinggi dan berkarakter serta memiliki kemampuan mengembangkan program penyuluhan pertanian dalam rangka mendukung keberhasilan program pembangunan pertanian melalui penyelenggaraan pendidikan Diploma IV.
Program Diploma IV dilaksanakan di STPP Malang dengan pola pembelajaran In and Out Campus Learning System. Pembelajaran in campus dilaksanakan pada semester ganjil sedangkan out campus dilaksanakan pada semester genap melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Pola pembelajaran In and Out Campus, mahasiswa memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasah kompetensinya melalui proses pembelajaran dalam kondisi nyata di Lapangan, sehingga tujuan penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan penyuluh ahli yang profesional dengan kompetensi profesi penyuluh seperti yang tertuang dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) penyuluh pertanian dapat tercapai.
Kegiatan Out Campus melalui Praktik Kerja Lapagan (PKL) II pada Tahun Akademik 2013/2014 akan dilaksanakan pada tanggal 5 April s/d 18 Juni 2014 di Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima karena memiliki potensi yang luas dalam pengembangan Agribisnis Padi, Palawija dan sayuran.
Melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) II Tahun Akademik 2013/2014 bagi mahasiswa semester IV STPP Malang diharapkan mampu untuk mencapai kompetensi dalam melakukan penyuluhan pertanian sesuai materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP) Desa Tahun 2013, menetapkan dan menyusun materi penyuluhan pertanian, dan menetapkan Metode Penyuluhan pertanian.
1.2 Tujuan Praktik kerja Lapangan (PKL)
1. Mahasiswa dapat menetapkan Materi penyuluhan pertanian berdasarkan Rencana Kerja tahunan Penyuluh (RKTP) Tahun 2014 di Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima
2. Mahasiswa dapat menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan
3. Mahasiswa dapat menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan berdasarkan sasaran penyuluhan
4. Mahasiswa dapat melakukan penyuluhan pertanian pertanian berdasarkan materi, media dan metode yang telah ditetapkan pada PKL II
1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi penulis adalah:
1. Penulis dapat berlatih melakukan beban tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat petani yang ada ditingkat Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima;
2. Penulis dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta, pengusaha tani dan stakeholder lain yang ada di Desa Lido Kecamatan Belo dan di Kabupaten Bima guna untuk menambah pemahaman tentang penyuluhan;
3. Penulis dapat berlatih dalam bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang berada di Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima.
1.3.2 Manfaat bagi pihak terkait :
1. Mengenal STPP sebagai penyelenggara pendidikan program D IV Penyuluhan Pertanian;
2. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin terkait dengan penyuluhan pertanian yang di lakukan instansi, pengusaha dan petani;
3. Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dibidang penelitian maupun pemberdayaan SDM pertanian.
1.3.3 Manfaat bagi STPP Malang adalah:
1. Dihasilkan SDM Penyuluh Pertanian Ahli yang memiliki integritas moral, professional, inovatif, kredibel, dan berwawasan global serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan pertanian;
2. Dapat melaksanakan tanggung jawab STPP Malang dalam rangka menyebarluaskan inovasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha di daerah asal/wilayah kerja mahasiswa;
3. Meningkatkan eksistensi STPP Malang sebagai lembaga pendidikan penyuluhan pertanian;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan Pertanian
2.1.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem penyuluhan pertanian selanjutnya disebut sistem penyuluhan yang mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha (UU SP3K, 2006).
Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari system pembangunan pertanian yang merupakan system pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganyadan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri ( Soeharto.2005).
Selanjutkan dikatakan oleh Salim (2005), Bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian ,agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, social maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya Setiana (2006),, penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bias membuat keputusan yang benar.
Ibrahim dkk (2003), mengatakan bahwa penyuluhan pertanian diartikan sebagai ilmu terapan yang secara khusus mempelajari teori, prosedur dan cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru kepada petani melalui proses pendidikan, sehingga petani mengerti, menerima dan menggunakan teknologi baru tersebut dalam mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
Penyuluhan pertanian adalah merupakan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah (non-formal) yang ditujukan kepada para petani dan keluarganya (ibu tani, pemuda-pemudi tani) agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya untuk memperbaiki atau meningkatkan usaha yang selanjutnya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, serta masyarakat secara keseluruhan (Mardikanto, dkk. 2009).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal bagi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai jaminan atas hak mendapatkan pendidikan, yang diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada guna memperbaiki dan meningkatkan pendapatan kelayan beserta keluarganya dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kesejahteraanya.
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
2.1.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan adalah merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian dalam kurun waktu tertentu, yang merupakan kekuatan pendorong proses pelaksanaan itu sendiri dengan dirumuskan secara jelas, singkat dan mudah dipahami oleh petani. Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap mental menjadi lebih produktif sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Ibrahim, dkk. 2003).
Wahjuti (2005), menjelaskan bahwa tujuan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut : (1). Mendorong terjadinya efek yang sebanyak-banyaknya pada sasaran/petani dan keluarganya serta pelaku agribisnis laki-laki dan perempuan, (2). Meningkatkan ketelitian komunikasi dalam proses penyuluhan sehingga mengurangi gangguan komunikasi yang mungkin terjadi, (3). Meningkatkan pemahaman dan daya anut sasaran atau petani serta pelaku agribisnis laki-laki dan perempuan.
Tujuan pengaturan sistem penyuluhan menurut UU SP3K 2006 Pasal 3 menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial yang meliputi : (1). Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang maju dan modern, (2). Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, potensi, peluang, peningkatan kesadaran, (3). Memberikan kepastian hukum untuk terselenggaranya penyuluhan yang kondusif, (4). Memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum, (5). Mengembangkan sumber daya manusia.
2.1.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah petani sasaran agar pengetahuan, keterampilan dan sikapnya meningkat, sehingga bersedia memanfaatkan peluang - peluang yang ada. Sasaran penyuluhan meliputi sasaran utama atau sasaran pokok yaitu petani nelayan dan keluarganya. Sasaran penentu keberhasilan penyuluhan adalah pejabat pemerintah dan peneliti, lembaga pendidikan, penyalur, pengencer, pengusaha, media komunikasi masa dan biro jasa. Sasaran pendukung adalah segenap lapisan masyarakat seperti organisasi sosial, organisasi politik, organisasi profesi, para seniman, pemuka agama dan tokoh masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang SP3K Bab III Pasal 5 sasaran penyuluhan pertanian adalah : (1). Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara, (2). Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha, (3). Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.
Yang menjadi sasaran penyuluhan pertanian adalah: (1). Masyarakat tani yang tinggal dan berada di pedesaan tempat produksi. Masyarakat tani tersebut merupakan kesatuan dari beberapa keluarga tani, (2). Masyarakat tani yang sifatnya diharapkan dapat menunjang atas kelancaran dan keberhasilan proses pembangunan pertanian. Sasaran penyuluhan tersebut dikoordinir dalam satu wadah kelompoktani, dengan demikian kelompoktani dapat diartikan sebagai kelas belajar, unit
produksi dan wahana kerja sama antar sesama anggota atau antar kelompok.
2.2. Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan adalah beberapa pesan yang akan disuluhkan kepada petani. Cara-cara penyampaian materi secara sistematis hingga materi tersebut mudah dimengerti dan diterima sasaran, Materi ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani. (Ibrahim, dkk. 2003).
Adapun penyuluhan yang disampaikan harus bersifat inovatif, baru dapat mendorong atau merespon terjadinya perubahan-perubahan kearah pembaharuan segala aspek kehidupan masyarakat tani. Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan.
Menurut Mardikanto (2009), materi penyuluhan pertanian adalah pesan –pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi pembangunan, pesan yang diberikan kepada petani dan dapat memecahkan masalah pokok penyuluhan pertanian yang mana: (1). Secara teknis dapat diterima oleh petani, (2). Secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan, dan (3). Diinginkan secara sosiologi oleh masyarakat.
Soekartawi (2008), mengatakan bahwa materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani akan tertarik perhatiannya dan akan termotifasi untuk memPraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.
2.3 Metode Penyuluhan Pertanian
2.3.1 Pengertian Metode Penyuluhan Pertanian
Metode diartikan sebagai “cara”, sedangkan teknik adalah “prosedur”. Dengan demikian dalam dunia pendidikan metode dan teknik merupakan cara dan prosedur yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula metode dan teknik penyuluhan pertanian merupakan cara dan prosedur yang ditempuh oleh seorang penyuluh dalam rangka mencapai tujuan penyuluhan pertanian. (Wahjuti, 2005).
Metode penyuluhan pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) bagaimana petani kecil dapat bertani atau berusahatani dengan cara yang lebih baik, misalnya cara bercocok tanam, cara memelihara kesuburan tanah, cara memperlakukan teknologi lepas panen, dan sebagainya; (b) bagaimana petani kecil mampu dan mau berusaha tani secara menguntungkan, baik dalam usahatani secara monokultur ataupun secara tumpangsari; dan (c) bagaimana petani kecil mampu meningkatkan kesejahteraannya atau bagaimana mereka dapat hidup sejahtera (Deptan,2001).
Menurut Mardikanto, 1999, Metode Penyuluhan Pertanian, dapat diartikan sebagai cara-cara penyampaian materi penyuluhan pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh kepada petani beserta keluarganya. Dalam melakukan komunikasi pertanian kepada masyarakat telah dikenal dua metode pendekatan, yaitu: (1) pendekatan berdasarkan kelompok sasaran dari inovasi, dan (2) pendekatan berbasarkan cara penyampaian isi pesan yang terkandung dalam inovasi tersebut.
Metode yang digunakan dalam menyampaikan penyuluhan adalah hal yang sangat penting dalam mempengaruhi keefektifan pencapaian tujuan akhir dari adanya kegiatan penyuluhan yang bersangkutan. Metode penyuluhan yang digunakan bisa melalui penerapan Sistem Teknologi Informasi dan Multimedia yang dianggap mampu meningkatkan keberhasilan serta mengatasi hambatan dalam pencapaian tujuan akhir dari aktivitas penyuluhan secara efektif, yang memang sedianya mampu merubah sasaran penyuluhan yakni petani dalam hal Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan (PSK), dan pada akhirnya akan tercapainya Better Farming, Better Business, Better Living, n Better Community (4B) dalam masyarakat petani itu sendiri (Anonima, 2009)
Pedoman pemilihan metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau, menerapkan inovasi (Munandar, 2003).
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian dibagi menjadi dua golongan yaitu metode penyuluhan langsung yang artinya para penyuluh langsung berhadapan muka dengan sasaran dan penyuluhan tidak langsung dimana dalam penyampaian materi pesan tidak dilaksanakan secara langsung oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau media penyuluhan (Wartuningsih, 2010).
2.3.2 Tujuan pemilihan metode Penyuluhan Pertanian
Tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhanpembangunan pertanian secara efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) agar bias belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas sasaran bias meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian (Wahyuti, 2013). Disebutkan juga selanjutnya tentang Prinsip Metoda PenyuluhanPertanian (sub bab 2.2.3), Penggolongan metoda penyuluhan Pertanian (sub bab 2.2.4), Jenis-jenis metoda penyuluhan pertanian (sub bab 2.2.5).
2.3.3 Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian
1. Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian adalah :
Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat utk menerapkan sesuatu.
Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.
2. Prinsip dalam metode penyuluhan pertanian meliputi:
a. Upaya Pengembangan berpikir kreatif :
Prinsip ini dimaksudkan melalui penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya.
b. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran :
Prinsip ini mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan yang dihadapi.
c. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya :
Prinsip ini mengingatkan penyuluh bahwa keputusan yang diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran :
Keakraban hubungan penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
2.3.4 Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian.
Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian berdasarkan teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indra peneriamaan.
a. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi : 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contoh: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP,kursus tani, demonstrasi karyawisata, pameran; 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media), contoh : publikasi dalam bentuk cetakan,poster, siaran radio/TV, pertunjukan film.
b. Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai digolongkan menjadi :
1) pendekatan perorangan, contoh : kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contoh diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu Lapangan, kursus tani;3) pendekatan massal, contoh : pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV,pemasangan poster, pemasangan spanduk, penyebaran bahan bacaan (folder,leaflet, brosur).
c. Berdasarkan indera penerima digolongan menjadi :1) yang diterima indera penglihatan, contoh : poster, film, pemutaran slide; 2) yang diterima indera pendengaran, contoh : siaran TV/radio, pidato, ceramah, hubungan telepon; 3) yang diterima beberap indera, contoh : demonstrasi (cara atau hasil), siaran TV, pameran.
2.3.5 Jenis-jenis Metode Penyuluhan Pertanian
1). Ceramah
Ceramah adalah menyampaikan informasi kepada sasaran pada suatu rapat/pertemuan dengan tujuan : menyampaikan informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan mendalam
- Teknik pelaksanaan :
a. Isi ceramah disesuaikan dengan program/kegiatan penyuluh
b. Siapkan topik yang akan disampaikan sebaik-baiknya
c. Beritahukan kepada peserta tentang topik yang akan dibahas
d. Gunakan alat peraga/alat bantu
e. Beri selebaran utk menambah pengertian dan mendalami masalah
f. Sebanyak mungkin sertakan peserta dalam pembahasan masalah
- Manfaat
a. Efektivitasnya tinggi
b. Informasi yang disampaikan dapat lebih mendalam
- Kelemahan
Menjemukan apabila materi ceramah disampaikan dengan cara yang kurang baik dan tanpa alat peraga
2). Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah menunjukkan suatu cara atau pembuktian suatu hasil usaha tani yang lebih baik secara bertahap
- Tujuan :
a. Meyakinkan petani terhadap suatu cara yang lebih baik dan menguntungkan
b. Menunjukkan hasil suatu cara baru
c. Memperlihatkan suatu keuntungan dari suatu anjuran
d. Memberi kesempatan kepada petani utk berperan aktif
e. Memberi kesempatan kepada petani utk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan secara nyata
- Teknik :
a. Prademonstrasi
- Menentukan isi peragaan
- Mempersiapkan penyajian
b. Pada saat demonstrasi dilaksanakan
- Menempatkan posisi audience/tempat duduk agar dapat memperhatikan peragaan dengan baik
- Setiap langkah proses demonstrasi diperagakan secara hati-hati
- Tuntaskan peragaan tiap langkah sebelum beralih pada peragaan berikutnya
- Berilah penjelasan mengapa, bagaimana dan kapan langkah itu
tepat dilakukan. Tulislah butir-butir inti yang penting dalam papan tulis
- Peragaan hendaknya mendapat tahapan penjelasan secara lisan atau dengan alat bantu
- Berikan kesempatan pada audience utk mencoba peragaan secara langsung
- Rangsanglah audience utk bertanya
- Berikan waktu utk berdiskusi
- Berikan rangkuman apa yang telah dilakukan dalam proses peragaan tersebut
- Jenis Demonstrasi Berdasarkan Materi
a. Demonstrasi Cara
Tujuan : untuk meningkatkan kecakapan dan ketrampilan dari
para sasaran
Contoh : pemupukan, penggunaan alat perontok
b. Demonstrasi Hasil
Tujuan : agar sasaran mau dan mampu menerapkan teknologi yang didemostrasi
Contoh : pembuatan pupuk bokasi
c, Demonstrasi Cara dan Hasil
Tujuan : Peragaan cara yang memperagakan cara sekaligus hasilnya agar sasaran memiliki kecakapan dan ketrampilan serta mampu menerapkan dalam usahataninya
Berdasarkan Demonstratornya dapat dibagi menjadi 3 macam demonstrasi antara lain :
1. Demonstrasi Plot Usahatani (Demplot)
Demonstrasi dilakukan secara perorangan dengan mengusahakan komoditi tertentu dengan luasan 0,1-0,5 ha atau satu unit usaha peternakan keluarga
2. Demonstrasi Usahatani secara kelompok (Demfarm)
Demonstrasi dilakukan oleh kelompok tani dengan luasan 1-5 ha utk komoditi yang memerlukannya
3. Demonstrasi Usahatani gabungan kelompok (Dem Area)
Demonstrasi dilakukan secara bersama antar kelompok tani dalam satu wilayah/hamparan
3). Anjangsana/Kunjungan rumah atau tempat usaha adalah kunjungan terencana penyuluh ke rumah/tempat usaha petani
- Tujuan
a. Penyampaian informasi dan atau melakukan bimbingan penerapan teknologi
b. Menjalin keakraban dan menumbuhkan kepercayaan petani kepada penyuluh
- Teknis pelaksanaan :
a. Kunjungan sebaiknya dilakukan secara terencana
b. Usahakan agar waktu kunjungan tidak mengganggu petani
c. Bila mungkin siapkan brosur atau bahan lain sebagai bahan informasi
d. Bersikaplah ramah, bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan
e. Jangan bersikap terlalu resmi atau menggurui
f. Catat : hasil kunjungan, masalah yang dibicarakan dan yang belum terpecahkan, pesan petani dalam bentuk risalah
- Manfaat :
a. Membantu memecahkan masalah petani secara langsung
b. Hubungan persahabatan, kekeluargaan, kepercayaan dapat dibina dengan baik
c. Mempercepat proses adopsi
- Kelemahan :
a. Memakan banyak waktu dan tenaga
b. Jumlah petani yang dapat dikunjungi terbatas karena terbatasnya penyuluh
4). Kursus Tani
Kursus tani merupakan proses belajr mengajar yang khusus diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
5). Magang
Magang merukan proses belajar mengajar anatar petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman kerjanya pada suatu usatani dalam keadaan sesungguhnya di Lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahanya.
6). Mimbar sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antar kelompok andalan dan berkesinambungan untuk membicarakan memusyawarah-kan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian.
7). Pameran
Pameran merupakan usaha untuk memperhatikan atau mempertunjuk-kan model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, mengguggah hati dan membangkitkan keinginan serta bila memungkin tahap menyakinkan diharapkan dapat juga tercapai
8). Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan dengan aturan tertentu untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal
9). Pertemuan Diskusi
Adalah pertemuan dengan jumlah peserta tidak lebih dari 20 orang, biasanya diadakan utk bertukar pendapat tentang kegiatan yang akan dilakukan atau utk mengumpulakan saran dalam memecahkan masalah
10). Temu Karya
Temu karya merupakan pertemuan antar petani untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu ketrampilan dan pengetahuan untuk diterapkan
11). Temu Lapangan
Temu Lapangan meruapakan pertemuan antara petani dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang tenologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan baik dari petani.
12). Temu Tugas
Temu tugas merupakan pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan, penelitian pengaturan dan pelayanan dalam lingkup pertanian.
13). Temu Usaha
Temu usaha merupakan pertemuan antara petani dengan pengusaha dibidang pertanian
14). Temu Wicara
Merupakan pertemuan petani dengan pemerintah utk bertukar pikiran ttg kebijakan pemerintah dalam pembangunan, khususnya pertanian serta mengenai keinginan, gagasan dan pelaksanaan pembangunan oleh petani di Lapangan.
15). Widyawisata
Merupakan perjalanan bersama yang dilakukan kelompok tani, utk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat.
16). Karyawisata
Merupakan perjalanan bersama yang dilakukan kelompok tani, untuk belajar sambil bekerja, melihat penerapan teknologi dalam keadaan sesungguhnya.
17). Sekolah Lapangan
Merupakan kegiatan pertemuan berkala sekelompok petani pada hamparan tertentu, yang diawali dengan membahas masalah yang sedang dihadapi, kemudian diikuti curah pendapat, berbagi pengalaman tentang alternatif dan pemilihan cara pemecahan masalah yang paling efektif dan efisien sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki.
2.3.6 Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
1. Pertimbangan dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian :
Karakteristik sasaran (tingkat pengetahuan; ketrampilan dan sikap sasaran; kondisi sosial budaya sasaran penyuluhan; banyaknya sasaran yang dicapai). Sumber daya penyuluh (Ilmu; Keterampilan; Sikap; Materi Penyuluhan; Sarana dan Biaya) Karakteristik daerah (Musim dan iklim; Keadaan usahatani; Keadaan Lapangan), Kebijaksanaan pemerintah
2 . Langkah-Langkah Pemilihan Metode Penyuluhan
Menghimpun dan Menganalisa Data
a. Sasaran
(1) Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan jumlah
masing-masing golongan dan keseluruhan, (2) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan, (3) Bentuk-bentuk usaha tani sasaran, (4) Ketersedian mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju
b. Penyuluh dan kelengkapannya
(1) Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan penyuluhan (2) Materi penyuluhan/pesan
(3) Sarana dan prasarana penyuluhan (4) Biaya yang ada
c. Keadaan Daerah dan Kebijaksanaan Pemerintah
(1) Musim/Iklim, (2) Keadaan Lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman, (3) Perhubungan jalan, listrik dan telepon, (4) Kebijaksanaan pemerintah Pusat dan Daerah setempat setelah mempunyai data dasar, ditetapkan tahap penerapan sasaran
3. Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian
a. Metode dengan pendekatan masal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya
b. Metode dengan pendekatan kelompok dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang teknologi atau Praktik. membantu seseorang dari tahap menginginkan ke mencoba atau sampai menerapkan
c. Metode pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan
d. Faktor lain yang memegang peranan adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya yang terbaik adalah pendekatan perorangan.
4, Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian
Apabila lebih dan satu metode penyuluhan yang terpilih, maka pelaksanaannya dapat di lakukan sebagai berikut :
- Pengulangan: Misalnya kursus tani I diulang dengan yang ke II dan seterusnya dengan materi yang berlanjut
- Urutan: Misalnya kursus tani diikuti karyawisata, perlombaan dll
- Kombinasi: Misalnya pada waktu demontrasi usaha tani sekali dilaksanakan lomba antar peserta dan publikasi hasil. Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Metode penyuluhan pertanian yang ditentukan harus dapat mengembangkan swakarsa dan swadaya petani sasaran.
- Metode penyuluhan pertanian yang ditetapkan harus dapat memungkinkan disampaikannya penyuluhan yang sesuai dengan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan dimengerti, pengguna fasilitas dan media secara berhasil guna
- Metode yang digunakan lebih efisien dan efektif bagi penyuluh
- Harus dapat memungkinkan kelanjutan pelaksanaannya.
- Harus memungkinkan turut sertanya secara aktif dari sasaran.
- Biayah yang diperlukan dalam pelaksanaan metode penyuluhan pertanian yang terpilih relatif lebih murah
2.4 Media Penyuluhan Pertanian
Media merupakan alat bantu penyuluhan pertanian. Media massa seperti radio, pers dan TV merupakan media yang paling serasi untuk meneruskan sejumlah besar informasi dengan cepat bagi orang-orang jumlah banyak. Pemilihan media harus bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media antara lain : (1). Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (2). Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, mempunyai konsep, prinsip, atau generalisasi, (3). Praktis dan luwes, serta bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, (4). Komunikator terampil dalam menggunakannya, (5). Sesuai dengan sasaran baik jumlah maupun kemampuan sasaran, (6). Mutu dan teknik baik. Selanjutnya Setiana (2005), menyatakan bahwa media penyuluhan dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu media hidup dan media mati. Media hidup adalah orang-orang yang menerapkan penyuluhan tersebut, sedangkan media mati adalah sarana yang digunakan sebaqai perantara, misalnya radio, televisi, poster dan sebagainya yang dapat berpengaruh positif terhadap sasaran.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
Waktu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II pada tanggal 5 April sampai dengan 18 Juni 2014 di Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam PKL II ini adalah segala perangkat yang digunakan untuk mempermudah dalam proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Satu, misalnya Quisioner, Folder, Penggaris, Kamera dll.
Bahan
Bahan adalah segala sarana penunjang yang digunakan oleh mahasiswa dalam kegiatan Praktik kerja Lapangan, misalnya Kertas, Tinta, Spidol, Lakban, Isolasi dll.
3.3. Metode Pelaksanaan
3.3.1 Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Kegiatan Penyuluhan Pertanian pada Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan secara mandiri dengan menggunakan Materi, Media serta Metoda berdasarkan Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh (RKTP) Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara barat Tahun 2014 atau berdasarkan masalah yang sedang dihadapi pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II.
Guna menunjang pelaksanaan kegiatan Penyuluhan maka perlu disusun terlebih dahulu synopsis dan Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) sedangkan pelaporan kegiatan penyuluhan menggunakan Daftar hadir dan berita acara kegiatan yang telah dipersiapkan seperti pada lampiran 3 daftar hadir pertemuan / Penyuluhan dan lampiran berita acara pertemuan / penyuluhan serta dokumentasi berupa foto kegiatan.
3.3.2 Sasaran Penyuluhan
Berdasarkan hasil kesepakatan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I tahun 2013 bahwa Sasaran Penyuluhan pada Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II adalah di Kelompok Tani La Janggi Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima mengingat kelompok tani tersebut bersedia menjadi sasaran penyuluhan dan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan penyuluhan secara swadaya.
3.3.3 Menetapkan Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang digunakan pada Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ditetapkan berdasarkan Rencana Kerja tahunan Penyuluh (RKTP) Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2014 dan berdasarkan hasil musyawarah secara partisipatif bersama petani mitra dengan memperhatikan prioritas masalah yang sangat mendesak pada saat Praktik.
3.3.4 Menyusun Materi Penyuluhan dan Media Penyuluhan
Penyusunan Materi penyuluhan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan bersama Penyuluh Pertanian dan Petani Mitra Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima di BPPPK Kecamatan Belo sedangkan Media yang digunakan adalah disesuaikan dengan keadaan Petani Mitra.
3.3.5 Menetapkan Metoda Penyuluhan
Metode Penyuluhan yang digunakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II Tahun 2014 ditetapkan secara partisipatif bersama Penyuluh dan Petani mitra mengacu pada prinsip pemilihan metode, Pertimbangan dan langkah-langkah pemilihan metode penyuluhan pertanian seperti pada lampiran Kontektualisasi Hasil Identifikasi Lapangan untuk pemilihan metoda penyuluhan pertanian
3.3.6 Rencana dan Jadwal Kegiatan
Rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II mengacu pada Materi / Silabus, Waktu dan Akuntabilitas barang bukti PKL II Mahasiswa STPP Malang Tahun Akademik 2013/2014.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL
4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis
Desa Lido merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Belo Kabupaten Bima dengan luas wilayah kerja disekitar 11,72 km2 terdiri dari tanah darat 143 hektar, tanah tanah sawah irigasi 174 hektar dan tanah perkebunan dan kehutanan 869 Hektar.
Secara administrasi Desa Lido teridiri dari 3 Dusun yaitu dusun Tonggondoa, dusun Lido dan dusun Renggesuma. Adapun batas-batas wilayah Desa Lido adalah sebagai berikut :
- Sebelah Barat : Desa Monta Kecamatan Monta
- Sebelah Timur : Desa Soki Kecamatan Belo
- Sebelah Selatan : Desa Soki Kecamatan Belo
- Sebelah Utara : Desa Ngali Kecamatan Belo
Berdasarkan jarak orbitasi Desa Lido dengan ibukota Kecamatan Belo adalah 6 km, untuk menempuh perjalanan menuju ibukota kecamatan dapat menggunakan sepeda motor, mobil, atau kendaraan tradisional berupa benhur melalui jalan aspal, sementara jarak dengan ibukota Kabupaten Bima adalah 20 km dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum seperti mobil angkutan umum dan sepeda motor sedangkan dengan ibukota propinsi Nusa Tenggara Barat adalah 500km dapat menggunakan bis umum.
4.1.2 Karakterstik Lahan dan Iklim
Wilayah Desa Lido mempunyai topografi yang sangat berfariasi dengan ketinggian berkisar antara 6-70 meter dpl. dengan berfariasinya. topografi tersebut sangat pengaruh terhadap fisografi dimana 73 % merupakan pegunungan dan hanya 27 % berupa daratan rendah.
Tekstur tanah terdiri dari tanah lempung liat hingga lempung berpasir, PH sangat bervariasi tergantung kondisi tanahnya. pada tanah kebun dan tanah tegalan kisaran PH tanahnya antara 5 – 6, pada lahan sawah irigasi PH rata-rata 4. Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter dengan kondisi drainase kurang baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan abu vulkanik.
Wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4 (menurut Smith dan Ferguson, 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 30-330C dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.
Curah Hujan rata-rata Desa Lido Kecamatan Belo selama lima tahun terakhir 119 mm dengan hari hujan 109 hari, curah hujan terbanyak terjadi pada bulan November, Desember, Januari, Pebruari, Maret setiap bulannya dengan kalsifikasi 5 bulan basah dan 7 bulan kering
4.1.3 Keadaan usaha tani
Berdasarkan data potensi agroekosistem di Desa Lido terdapat beberapa komoditi yang diusahakan petani terdiri dari Tanaman pangan (padi, jagung dan kedele), Hortikultura (mangga, Pisang, cabe dan Bawang merah), Peternakan (Sapi, Kambing dan Ayam) sedangkan dan perkebunan / kehutanan ( Jati, jambu mete).
4.1.4 Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk Umum dan Kepadatan
Jumlah penduduk di Desa Lido pada akhir tahun 2013 sebanyak 1.714 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 845 jiwa (49 %) dan perempuan sebanyak 869 jiwa (51%), (Monografi Desa Lido 2013).
Memperhatikan jumlah penduduk Desa Lido sebanyak 1.714 jiwa kalau dikaitkan dengan luas wialayah 11,72 km² maka kepadatan penduduknya adalah 146,25 / km², berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Desa Lido termasuk kategori kurang padat.
2. Jumlah Penduduk menurut Umur.
Penggambaran penduduk menurut struktur usia berguna untuk mengetahui jumlah penduduk produktif dan penduduk non produktif. Hal ini akan berpengaruh pada angkatan kerja di suatu wilayah serta tingkat ketergantungan penduduk non produktif pada penduduk produktif. Selain itu, penggambaran penduduk menurut struktur usia juga diperlukan untuk perhitungan penyediaan fasilitas sosial dan ekonomi.
Keadaan Penduduk berdasarkan sumber Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Lido sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian 85 % dari total jumlah penduduk yang bekerja, sedangkan sisanya terdistribusi pada berbagai jenis mata pencaharian baik di sektor industri, perdagangan dan lain-lain.
4.1.5 Data Kelembagaan Petani dan Kelembagaan Penunjang
Guna menunjang agribisnis maka di Desa Lido Kecamatan Belo telah terbentuk 12 kelompok tani dewasa, 2 kelompok wanita tani , 1 unit Gapoktan:dan 1 unit Pengelola Penyuluhan Pertanian Desa (UP-FMA) dan beberapa lembaga penunjang lainya seperti LPM, Tokoh masyarakat, tokoh agama.
Untuk pelaksanaan fungsi atau kegiatan managemen dalam agribisnis memerlukan sarana sumber daya atau sarana pendukung. Sarana pendukung tersebut terdiri tenaga kerja manusia (men), uang (money), cara untuk mencapai tujuan (methods), bahan (materials), alat (machine), dan pasar sebagai tempat menjual hasil produksi (market). Tanpa adanya sarana-sarana tersebut , manajemen tidak akan mencapai tujuan atau fungsinya. Kebutuhan akan sarana ini tergantung dari jenis usahanya, (Rahadi,F dkk, 1993)
Memperhatikan hal tersebut maka di desa Lido Kecamatan Belo telah memiliki alat dan mesin pertanian baik diusahakan secara swadaya maupun secara lewat bantuan pemerintah, namun keberadaan alat dan mesin pertanian, jaringan irigasi maupun sarana pendukung lainya masih sangat kurang dibanding potensi yang ada.
4.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian
4.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan dari tanggal 5 April sampai dengan 18 Juni 2014 di Kelompok Tani La Janggi Desa Lido Kecamatan Belo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Untuk mengetahui jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
No Kegiatan Hari/Tanggal Lokasi
1 Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian Senen, 12 April 2014 Sekretariat Kelompok
2 Penyusunan Materi Penyuluhan Pertanian dalam bentuk sinopsis Rabu, 16 April s/d Jum’at, 18 April 2014 BPPPK Kecamatan Belo
3 Penyusunan Lembar Persiapan Menyuluh Senen, 21 April s/d Selasa, 22 April 2014 BPPPK Kecamatan Belo
4 Identifikasi sasaran Penyuluhan Rabu, 23 April 2014 Sekretariat Kelompok
6 Menetapkan Media Penyuluhan Kamis, 24 April 2014 Sekretariat Kelompok
7 Menyusun Media Penyuluhan Jum’at, 25 April s/d Sabtu, 26 April 2014 BPPPK Kecamatan Belo
8 Menetapkan Metode Penyuluhan Senen, 28 April 2014 Sekretariat Kelompok
9 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan pertanian 14 April, 5 Mei dan 18 Juni 2014 Lahan Usaha Tani So lajanggi
4.2.2 Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan PKL II adalah Kelompok Tani La Janggi Desa Lido Kecamatan Belo, hal ini sesuai hasil kesepakatan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I tahun 2013 dan Rencana kegiatan Tahunan Penyuluh Tahun 2014.
Identifikasi keadaan sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media dan metode penyuluhan serta proses adopsi inovasi teknologi yang disampaikan.
Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat umur petani mitra berada pada kisaran 27 sampai dengan 53 tahun, tingkat pendidikan rata-rata SMA, luas rata-rata usaha tani 0,44 hektar, pengalaman berusaha tani rata-rata 11 tahun dan jumlah tanggungan rata-rata 3,15 orang.
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya.
Mardikanto (1993) menerangkan pendidikan merupakan proses imbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian keluarga. Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang di masyarakat di samping pekerjaan, kekayaan dan pendidikan.
Menurut Rahardjo (1999) pemilikan lahan yang sempit cenderung pada sistem pertanian intensif, seperti pada lahan di Jawa pada umumnya. Sedang pada lahan yang luas cenderung kepada ekstensif. Selain lahan memiliki fungsi produksi, lahan (tanah) juga dapat digunakan untuk meminjam uang di bank. Selain itu, lahan yang luas dan usaha tani komersil, berpotensi membutuhkan modal yang lebih besar sehingga kebutuhan akan kredit semakin besar pula. Sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat desa khususnya petani, luas lahan dan kondisi sawah sebagai lahan pertanian sangat menentukan produksi dan pendapatan rumah tangga petani (Mardikantoo, 1994)
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya pengalaman penggunaan teknologibaru (Purwanto, 2005).
Rakhmad (2001) berpendapat bahwa ada pengalaman yang menyenangkan atau menyakitkan terhadap suatu obyek. Orang akan mengembangkan sikap positif terhadap obyek bila itu menyenangkan dan sebaliknya bila itu menyakitkan dia mengembangkan sikap negatif.
4.2.3 Penetapan Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan yang ditetapkan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II adalah Pemupukan pada tanaman bawang merah.
Penetapan Materi Penyuluhan pertanian berdasarkan musyawarah bersama petani mitra disesuaikan dengan Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian Desa Lido Tahun 2014 dan sesuai dengan keadaan dan kondisi serta permasalahan yang berkembang pada saat PKL II.
Hal ini sesuai dengan amanat UU SP3K, 2006 Pasal 27 menyatakan bahwa (1)materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. (2)Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan, pendapat Soekartawi (2008), bahwa materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani akan tertarik perhatiannya dan akan termotifasi untuk mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.
4.2.4 Menyusun Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan pertanian yang digunakan pada kegiatan PKL II disusun berdasarkan hasil penelitian BPTP NTB tahun 2005 di Desa Pai Kecamatan hal ini sesuai dengan amanat UU SP3K Tahun 2006 pasal 28.
Materi penyuluhan pertanian disusun dalam bentuk synopsis yang merupakan uraian singkat mengenai teknik pemupukan bawang merah, synopsis pemupukan bawang merah dapat digambarkan sebagai berikut :
Tanaman Bawang Merah membutuhkan bahan Organik berupa Pupuk alam seperti pupuk Kandang, Kompos dan Bokashi dengan Dosis 5-10 Ton per Hektar dan Pupuk buatan berupa pupuk tunggal dan majemuk seperti Urea 300Kg, ZA 150 kg, SP 36 100 kg serta NPK 100 kg per hektar. Selain unsur tersebut dapat pula diberikan PPC/Zat Pengatur Tumbuh seperti Gibgro 20 T, Bio Chemis, atau suplemen lain.
Pemupukan tanaman bawang merah dilakukan tiga tahap yaitu Pupuk Kandang/Kompos diberikan semua dengan cara disebar merata pada saat pengolahan tanah II, sedangkan semua dosis pupuk SP 36 dan NPK ditambah 100kg Urea, 50 kg ZA diberikan pada saat tanam dengan cara ditebar merata diseluruh permukaan tanah.
Pupuk Susulan diberikan pada umur 15 dan 30 hari atau setelah penyiangan I dan II dengan dosis masing-masing 100 kg Urea dan 50 kg ZA dengan cara pupuk di taburkan dalam larikan antara barisan tanaman lalu diberi pengairan secukupnya agar pupuk dapat diserap langsung oleh tanaman dan menghindari penguapan karena Pupuk N (urea dan ZA) mudah menguap atau terhirup udara bebas. Sedangkan PPC/ZPT berupa Gibgro 20T dan Bio Chemis dapat diberikan pada umur 16, 31 dan 40 hari dengan dosis 1/6 Tablet Gibgro 20T + 30 CC Bio Chemis diemulsikan dalam 15 ltr air atau 1 tanki ukuran 15 liter. Dalam satu hektar diperlukan larutan Gibgro 20T dan Bio Chemis, atau suplemen lain sebanyak 450 Liter dalam satu kali penyemprotan.
Guna mempermudah pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang teknik pemupukan bawang merah penyuluh harus menyusun Lembar Persiapan Menyuluh (LPM), lembar persiapan menyuluh disusun bersama Penyuluh Pertanian Desa Lido Kecamatan Belo.
Untuk mengetahui gambaran Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) Pemupukan Bawang Merah dapat dilihat pada lampiran Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) Pemupukan bawang Merah
4.2.5 Metode Penyuluhan
Metode Penyuluhan yang digunakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II Tahun 2014 merupakan kombinasi metode Ceramah, Demonstrasi cara dan hasil, dan Temu lapangan.
Metode Ceramah bertujuan menyampaikan informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan mendalam kepada sasaran pada suatu rapat/pertemuan, Demonstrasi cara dan hasil bertujuan untuk memperagakan cara sekaligus hasilnya agar sasaran memiliki kecakapan dan ketrampilan serta mampu menerapkan dalam usahataninya sedangkan Temu Lapangan bertujuan untuk saling tukar menukar informasi tentang tenologi yang dihasilkan oleh demonstrator / peneliti dan umpan baik dari petani.
Pemilihan metode penyuluhan dilakukan secara partisipatif bersama Penyuluh dan Petani mitra mengacu pada prinsip pemilihan metode, Pertimbangan dan langkah-langkah pemilihan metode penyuluhan pertanian, Kontektualisasi Hasil Identifikasi Lapangan untuk pemilihan Metoda Penyuluhan pertanian serta Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima Nomor : PP/048b/SK/2014 tentang penunjukan lokasi Demplot Budidaya bawang merah di Desa Lido Kecamatan Belo Tahun Anggaran 2014, hal ini sesuai dengan amanat permentan nomor 52/permentan/OT.140/12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian.
Untuk mengetahui kotektualisasi hasil identifikasi lapangan untuk pemilihan/penetapan metode (dan teknik) penyuluhan pertanian maka dapat dilihat pada lampiran.
4.2.6 Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan pada kegiatan PKL II di Desa Lido Kecamatan Belo adalah berupa media sesungguhnya dan media tercetak. Media sesungguhnya yang digunakan adalah berupa pupuk, handsprayer, timbangan lahan usaha tani sedangkan media tercetak yang digunakan adalah berupa folder.
Pemilihan media sesungguhnya seperti pupuk, handsprayer, timbangan dan lahan usaha tani berdasarkan metode penyuluhan yang ditetapkan yaitu metode demonstrasi cara dan hasil atau demonstrasi plot pemupukan bawang merah sedangkan pemilihan media tercetak berupa folder dipilih berdasarkan hasil identifikasi keadaan sasaran yang rata-rata berpendidikan SMA dianggap mampu membaca media tersebut.
4.2.7 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di Desa Lido Kecamatan Belo adalah berdasarkan materi, media dan metode yang telah ditetapkan yaitu penyuluhan tentang pemupukan pada bawang merah. Penyuluhan pertanian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan menerapkan kombinasi metode Ceramah, Demonstrasi cara dan hasil serta kegiatan Temu lapangan.
kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada tanggal 14 april 2014 mengacu pada materi pemupukan dasar dengan metode ceramah dan demonstrasi cara pemberian pupuk dasar pada tanaman bawang merah, pada tanggal 5 Mei 2014 yaitu kegiatan pengendaliN hm ulat dengan metode demonstrasi cara dan ceramah sedangkan pada tanggal 18 Juni 2014 yaitu kegiatan temu lapang yang bertujuan agar terjadinya timbal balik antara petani demonstrator dengan petani sekitar.
Dari hasil demonstrasi plot pemupukan bawang merah seluas 0,10 ha pada dosis pupuk kandang 3.75 kg, Urea 20 kg, SP36 10 kg dan NPK Phonska 10 kg, PPC Hormax 1 liter, Bio Chems 1 liter dan ZPT Gibgro 20 T bahwa terjadi perbedaan produksi dari 14 Ton/ Ha menjadi 17 Ton /Ha Umbi kering.
Dari luas demplot 0,10 ha tersebut jumlah produksi total 1700 kg dengan nilai jual yang berlaku pada saat PKL II adalah Rp. 12.000/kg dengan jumlah penerimaan sebesar Rp. 20.400.000,- dari total biaya yang dikeluarkan untuk sebesar Rp. 7.202.000, maka diperoleh laba / keuntungan Rp. 13.198.000.
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dengan materi pemupukan pada tanaman bawang merah telah mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani hal ini sesuai dengan amanat undang-undang SP3K nomor 16 Tahun 2006 yang mengatakan bahawa Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem penyuluhan pertanian selanjutnya disebut sistem penyuluhan yang mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha (UU SP3K, 2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1. Materi penyuluhan pertanian yang ditetapkan pada kegiatan PKL II adalah pemupukan pada bawang merah (Allium Ceppa L) berdasarkan musyawarah bersama petani mitra disesuaikan dengan Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian Desa Lido Tahun 2014.
2. Materi penyuluhan disusun dalam bentuk synopsis pemupukan bawang merah sedangkan media yang yang digunakan adalah media sesungguhnya dan media cetak berupa folder, hal ini sesuai dengan keadaan sasaran penyuluhan.
3. Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah merupakan kombinasi metode demonstrasi cara dan hasil, ceramah dan temu lapangan
4. Dari hasil pelaksanaan penyuluhan pertanian dengan materi pemupukan pada tanaman bawang merah telah mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani hal ini sesuai dengan amanat undang-undang SP3K nomor 16 Tahun 2006.
4.2 Saran
1. Diharapkan petani desa Lido dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam pengembangan agribisnis yang maju dan mandiri ddengan menerapkan teknologi local spesifik
2. Bagi penyuluh pertanian diharapkan menetapkan materi penyuluhan pertanian mengacu pada Rencana Kerja Tahunan penyuluhan pertanian dengan memperhatikan komoditas unggulan Desa
3. Diharapkan Penetapan media penyuluhan disesuaikan dengan keadaan sasaran penyuluhan.
4. Bagi Pemerintah dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan agribisnis berbasis komoditas unggulan dan pengembangan metoda penyuluhan yang sesuai dengan agroklimat
5. Pelakasanaan penyuluhan pertanian harus mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
DAFTAR PUSTAKA
Andi purwono, 2009. Metode dan media penyampaian informasi penyuluhan. Jakarta: Swadaya
Arsyad, 2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian (dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Surabaya: Bhinekha
Ibrahim, dkk. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Malang Bayumedia.
Istuti, Wigati, 2004. Pengembangan Metode Penyuluhan Pertanian dalam Menghadapi Permasalahan Usahatani. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Vol 7 tahun 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BPTP. Jawa Timur.
Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Mardikanto. T,2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Martaamidjaja, 2000. Pedoman umum perencanaan pertisipatif penyuluhan pertanian. Jakarta, Departemen Pertanian.
Munandar. 2003. Pengembangan SDM Pertanian untuk Pembangunan Pertanian Sistem dan Usaha Agribisnis dalam Era Otonomi Daerah.Jakarta
Peraturan Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian
Syehnadarfudin, ,2013ͩͨͣ
Modul PKL I, Malang.STPP Malang
Setiana, 2005. Teknik penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Gahlia Indonesia. Bogor.
Soekartawi, 2008. Teknologi Penyuluhan Pertanian, Bina Aksara. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Penerbit Erlangga. Jakarta.
UU RI No.16, 2006. Sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan.. Yayasan pengembangan Sinar Tani. Jakarta
Wahjuti, 2007. Metodologi penyuluhan partisipatif.. STPP Malang
__________2013, Modul Metoda Penyuluhan Pertanian I, STPP Malang
Komentar
Posting Komentar