Laporan PKL III Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Manfaat Pupuk Organik pada Tanaman Padi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL
 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis
Desa Sukosewu merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro dengan luas wilayah kerja disekitar 6,02 km2 terdiri dari lahan pertanian sawah 395,99 ha, Lahan tegalan 137 ha, lahan pemukiman 69 ha. .
Secara administrasi  Desa Sukosewu teridiri dari 3 Dusun yaitu dusun Krajan, dusun Genengan dan dusun Jajar. Adapun batas-batas wilayah Desa Sukosewu adalah sebagai berikut :
-          Sebelah Barat                : Desa Sumber Rejo Kidul
-          Sebelah Timur               : Desa Klepek
-          Sebelah Selatan            : Desa kalicilik
-          Sebelah Utara                : Desa Sidodadi
Berdasarkan jarak  orbitasi Desa Sukosewu merupakan ibukota Kecamatan Sukosewu, sementara jarak dengan ibukota Kabupaten Bojonegoro adalah 4 km dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum seperti mobil angkutan umum dan sepeda motor sedangkan dengan ibukota propinsi jawa Timur adalah 125 km dapat menggunakan bis umum.
4.1.2 Karakterstik Lahan dan Iklim
Wilayah Desa Sukosewu mempunyai topografi datar dengan ketinggian berkisar antara 15 meter dpl. Keadaan tanah Desa Sukosewu termasuk jenis tanah Grumosol. Berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Sukosewu diperoleh curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.338 mm dengan rata-rata 4 bulan kering dan 8 bulan basah..
Wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4  (menurut  Smith dan Ferguson, 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 30-330C dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.

4.1.3 Keadaan usaha tani
Berdasarkan data potensi agroekosistem di Desa Sukosewu terdapat beberapa komoditi yang diusahakan petani terdiri dari Tanaman pangan (padi seluas 621 ha , jagung 349 ha dan kedele 137 ha), Hortikultura (mangga, Pisang, cabe seluas 4 ha), Peternakan (Sapi, Kambing dan Ayam) sedangkan dan perkebunan / kehutanan ( Jati).
Berdasarkan luas dan potensi usaha yang dikembangkan di Desa Sukosewu adalah komoditas padi dengan luas usaha 621 ha dengan produktivitas rata-rata 65,05 kw/ha
4.1.4 Keadaan Penduduk 
a. Jumlah Penduduk Umum dan Kepadatan
Jumlah penduduk di Desa Sukosewu pada akhir tahun 2014 sebanyak 3869 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1817 jiwa ( 47 %) dan perempuan sebanyak 2025  jiwa (53%), (Monografi Desa Sukosewu 2014).
Memperhatikan jumlah penduduk Desa Sukosewu sebanyak 3869 jiwa kalau dikaitkan dengan luas wialayah 60,2 km² maka kepadatan penduduknya adalah 63,82 / km², berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Desa Sukosewu termasuk kategori kurang padat.
b.  Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan indikator kualitas sumberdaya manusia di suatu wilayah. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa sampai dengan tahun 2014, jumlah penduduk yang tidak pernah atau belum pernah sekolah mencapai 21% atau sebesar 365  jiwa. Sedangkan lulusan paling banyak penduduk lulusan SD, yaitu berjumlah 611 jiwa atau 36%. Jumlah penduduk dengan tingkat kelulusan pada bangku Sekolah Dasar menggambarkan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih cenderung rendah. Kondisi tingkat pendidikan di Desa Sukosewu  dapat digambarkan dari Tabel 1 sebagai berikut :



Tabel 1  Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
              Desa Sukosewu Tahun  2014
No
Tingkat pendidikan
Jumlah
Persentase %
1
Belum/Tidak Sekolah
576
15%
2
SD
1059
27%
3
SLTP
1160
30%
4
SLTA
865
22%
5
Akademi / Sarjana
209
6%
Jumlah
3869
100
            Sumber Data : Monografi Desa Sukosewu 2014
c.   Keadaan Penduduk Berdasarkan Sumber Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Sukosewu sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian  85 % dari total jumlah penduduk yang bekerja, sedangkan sisanya terdistribusi pada berbagai jenis mata pencaharian baik di sektor industri, perdagangan dan lain-lain.
Banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian merupakan basis ekonomi bagi masyarakat di Desa Sukosewu yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai  berikut.
     Tabel.2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014
No.
Jenis Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Persentase
1
Petani
1534
58.08%
2
Buruh Tani
872
33.02%
3
Peternak
20
0.76%
4
Pedagang
87
3.00%
5
Pengrajin
2
0.08%
6
Pertukangan
45
1.70%
7
Pemerintahan
12
0.45%
8
PNS
42
1.59%
9
Pensiunan
18
0.68%
10
TNI
9
0.34%
Total
2641
100%
                     Sumber : Monografi Desa Sukosewu Tahun 2014

4.1.5  Sarana Penunjang Agribisnis.
Untuk pelaksanaan fungsi atau kegiatan managemen dalam agribisnis memerlukan sarana sumber daya atau sarana pendukung. Sarana pendukung tersebut terdiri tenaga kerja manusia (men), uang (money), cara untuk mencapai tujuan (methods), bahan (materials), alat (machine), dan pasar sebagai tempat menjual hasil produksi (market). Tanpa adanya sarana-sarana tersebut , manajemen tidak akan mencapai tujuan atau fungsinya. Kebutuhan akan sarana ini tergantung dari jenis usahanya, (Rahadi,F dkk, 1993)
Memperhatikan hal tersebut maka di desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu telah memiliki alat dan mesin pertanian baik diusahakan secara swadaya maupun secara lewat bantuan pemerintah, namun keberadaan alat dan mesin pertanian, jaringan irigasi maupun sarana pendukung lainya masih sangat kurang dibanding potensi yang ada.
4.2.     Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan mengacu pada Programa dan Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluhan Pertanian (RKTP) Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015. Berdasarkan programa penyuluhan dan Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tahun 2015 maka pada kegiatan PKL III telah melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dengan tujuan agar petani mau menggunakan pupuk organic.
4.2.1   Menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian.
Berdasarkan materi penyuluhan yang telah dilaksanakan oleh Tim Penyuluh desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu kabupaten Bijonegoro maka perlu ditetpaan tujuan evaluasi terhadap persiapan, Pelaksanaan dan pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah.
Adapaun tujuan evaluasi penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi adalah sebagai berikut :
A.    Persiapan Penyuluhan Pertanian
a.    Untuk mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menetapkan materi penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah.
b.    Untuk mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menentukan  waktu dan tempat kegiatan penyuluhan
B.    Pelaksanaan penyuluhan pertanian
a.    Untuk mengidentifikasi kesesuaian materi dengan kebutuhan materi
b.    Untuk mengidentifikasi kesesuaian metode dan teknik penyuluhan dengan tujuan penyuluhan
c.    Untuk mengidentifiaksi kesesuaian media penyuluhan dengan tujuan penyuluhan
C.   Adopsi Inovasi Pasca Pelaksanaan Penyuluhan pertanian
a.    untuk mengidentifikasi meningkatnya kesadaran dan penghayatan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
b.    untuk mengidentifikasi meningkatnya minat tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
c.    untuk mengidentifikasi meningkatnya penilaian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
d.    untuk mengidentifikasi meningkatnya tahap mecoba tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
e.    untuk mengidentifikasi meningkatnya penerapan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
4.2.2   Metode evaluasi
Metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah menggunakan metode Kuantitatif, Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang luas dan mengidentfikasi apakah pelaksanaan  penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa Sukosewu  sudah sesuai dengan tujuan penyuluhan.
Sedangkan untuk memperoleh data dilakukan dengan wawancara secara sederhana dengan menggunaan kuisioner yang telah ditetapkan dan observasi atau pengamatan langsung terhadap kegiatan responden pada saat melakukan usaha tani padi sawah.
4.2.3   Populasi dan Sampel
Jumlah petani yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro adalah sebanyak 100 orang petani yang berasal dari  5 (lima) kelompok tani masing-masing 20 orang.
Untuk mengetahui jumlah populasi masing-masing kelompok tani dapat dilihat pada table 4 sebagai berikut :
Tabel 4 Data Jumlah Petani Yang Mengikuti Kegiatan Penyuluhan
             Tentang Pemupukan Organic Pada Tanaman Padi Sawah
No
Nama Kelompok Tani
Jumlah Petani
1
2
3
4
5
Sukosari I
Sukosari II
Sumber maju I
Sumber Maju II
Marsudi tani
20
20
20
20
20
Jumlah
100

Memperhatikan tabel 4 diatas dimana jumlah populasi petani yang memperoleh penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah 100 maka metode penarikan sampel adalah menggunakan teknik sampel acak (random sampling / probality sampling) dimana masing-masing populasi memperoleh kesempatan yang sama sebagai sampel. jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 25% dari populasi.

Rumus pengambillan sampel adalah sebagai berikut :
S = 25 % x P
Dimana S adalah Jumlah sampel dan P adalah Jumlah Populasi.
Maka Jumlah sampel (S) = 25/100 x 100
 = 25 orang
Megingat sample terdiri dari 5 kelompok tani maka dari masing-masing kelompok tani diambil 5 0rang sebagai sampel dengan cara di acak dengan menggunakan teknik sampel acak ((random sampling).
4.2.4   Instrumen Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi diperlukan instrumen yang harus digunakan untuk mencapai tujuan evaluasi. Instrumen yang digunakan merupakan alat untuk menghimpun data secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

a.   Rencana Menjaring Data
Memperhatikan tujuan evaluasi maka perlu dikembangkan instrument untuk menjaring data berdasarkan matrik perencanaan menjaring data pada table 5 sebagai berikut :
              Tabel 5  Matrik Perencanaan Menjaring Data Evaluasi
                            Penyuluhan Pertanian
Tujuan Evaluasi
Pertanyaan Evaluasi
Data yang diperlukan
Sumber Data
Instrumen
1
2
3
4
5
1.Untuk mengeidentifikasi keterlibatan petani dalam penetapan materi penyuluhan tentang Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi
1.1   keterlibatan dalam menetapkan materi penyuluhan pertanian
1.2   keterlibatan dalam menetapkan waktu dan tempat penyuluhan
Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan  tetang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
Format data karakteristik sasaran

Kuisioner
2.  Untuk mengeidentifikasi kesesuaian materi , Metode dan Media Penyuluhan dengan tujuan penyuluhan atau kebutuhan petani
2.1   apakah materi penyuluhan sesuai dengan RKTP / Programa / Kebutuhan petani
2.2   Apakah metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan
2.3   apakah media yang yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan

1.  Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
2.  Data Karakteristik metode dan media penyuluhan
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan  tetang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
Format data programa dan Identifikasi Penyuluh Pelaksana

Kuisioner


1
2
3
4
5
3.  Untuk mengeidentifikasi tingkat Adopsi Inovasi Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi sawah
 Setelah kegiatan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah apakah :
1.     Sadar dan menghayati
2.     Berminat dan tertarik
3.     Menilai
4.     Mencoba
5.     Menerapkan
Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan  tetang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah
Kuisioner
 Evaluasi Rencana menjaring data dengan mengidentifikasi keterlibatan petani dalam menetapkan materi, tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan, kesesuaian terhadap Materi, Metoda dan Media  Penyuluhan Pertanian dengan tujuan penyuluhan dan kebutuhan sasaran. dengan menggunakan metoda evaluasi wawancara dan observasi terhadap obyek evaluasi dengan perantara petani, aparatur Desa, aparatur BPP, Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga) serta program pertanian yang telah berjalan untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi petani terhadap Materi, Metoda dan Media yang digunakan
b.   Kuisioner
Kuisioner digunakan sebagai istrumen agar data-data yang didapat dapat ditulis sebagai bahan pertanggungjawaban responden dan untuk mempermudah dalam merekap dan ditabulasikan sehingga dapat diukur secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Kuisioner dibagikan kepada petani sampel Desa Sukosewu dengan jumlahh responden sebanyak 25 orang.
Dalam mencapai tujuan evaluasi penulis menggunakan model evaluasi “Goal Free Evaluation Model” yaitu melaksanakan evaluasi yang tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif (Suhirmanto, 2013 Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Hal 08) yang terjadi dalam program penyuluhan pertanian yang ada di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro



Model kuisioner penjaringan data adalah sebagai berikut
1.1
Keterlibatan anggota dalam menetapkan materi, Media dan Metode Penyuluhan.
a.    75% anggota terlibat
b.    50% anggota terlibat
c.    Hanya pengurus yang teribat


3
2
1
1.2
Keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu dan tempat kegiatan penyuluhan
a.    75% anggota terlibat
b.    50% anggota terlibat
c.    Hanya pengurus yang teribat


3
2
1
2.1
Materi Penyuluhan
a.    Sesuai dengan kebutuhan petani
b.    Kurang sesuai dengan kebutuhan petani
c.    Tidak sesuai dengan kebutuhan petani

3
2
1
2.2
Pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian
a.    Sesuai dengan tujuan penyuluhan
b.    Kurang sesuai dengan tujuan penyuluhan
c.    Tidak sesuai dengan tujuan penyuluhan

3
2
1
2.3
Penggunaan media penyuluhan
a.    Sesuai dengan tujuan penyuluhan
b.    Kurang sesuai dengan tujuan penyuluhan
c.    Tidak sesuai dengan tujuan penyuluhan

3
2
1
3.1
Setelah kegiatan penyuluhan dapat menyebabkan meningkatnya ………………tentang manfaat pupuk organik
a.    kesadaran dan penghayatan
b.    minat dan merasa tertarik
c.    penilaian
d.    mencoba
e.    diterapkan



1
2
3
4
5




4.2.5   Analsis Data
Data dari angket dalam evaluasi ini merupakan data kuantitatif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut Riduan (2004:71-95) sebagai berikut:
1.   Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2.   Merekap nilai.
3.   Menghitung nilai rata-rata.
4.   Menghitung persentase dengan rumus:
Keterangan:
DP    =     Deskriptif Persentase (%)
n        =     Skor empirik (Skor yang diperoleh)
N       =     Skor Ideal untuk setiap item pertanyaan
Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.
5.   Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:
a.   Menentukan angka persentase tertinggi
Skor maksimal x 100%
Skor maksimal
b.   Menentukan angka persentase terendah
Skor minimal xl00%
Skor maksimal
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.




Tabel 6. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No.
Persentase
Kriteria
1.     
75%-100%
Sangat baik
2.     
50%-75%
Baik
3.     
25%-50%
CukupBaik
4.     
1% - 25%
KurangBaik
Sumber: Riduan, 2004

4.2.6   Hasil Analisis Data
a.   Sasaran Evaluasi
Sasaran Evaluasi pada kegiatan PKL III adalah Petani padi sawah di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro yang memperoleh penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah, hal ini sesuai Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh pertanian Desa Sukosewu Kecamatan sukosewu Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014.
Identifikasi keadaan sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media dan metode penyuluhan, proses adopsi inovasi teknologi.serta proses evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
Jumlah sasaran / Responden pada kegiatan Evaluasi proses adopsi inovasi manfaat pupuk organic pada tanaman padi adalah sebanyak 25 orang yang diambil dari 5 kelompok tani di WKPP Sukosewu V yaitu kelompok tani sukosari I, Sukosari II, Sumber maju I, Sumber maju II dan Maksudi Tani Masing-masing 5 orang,
b.      Keadaan Responden
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut Kartasapoetra (1991), petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya.
Untuk mengetahui keadaan sasaran penyuluhan pada kegiatan PKL III dapat dilihat pada table 7 identifikasi keadaan responden sebagai berikut :
  Tabel 7 Keadaan Petani Responden Yang Mengikuti Penyuluhan
              Tentang  Manfaat Pupuk Organic Pada Tanaman Padi Sawah
No
Nama Petani
Asal Kelompok tani
Umur (Tahun)
Pendidikan
Pengalaman berusaha tani (Tahun)
1
M. Subakir
Sumber Maju II
45
SMP
20
2
Muhlimin
Sumber Maju II
48
SD
21
3
Nurrahman
Sumber Maju II
48
SMP
23
4
Gunawan Hadi
Sumber Maju II
44
SMP
22
5
Suwani
Sumber Maju II
53
SMP
30
6
Mulyadi
Sukosari II
57
SMA
40
7
Suroso
Sukosari II
47
SMP
35
8
Maronoto
Sukosari II
47
SMA
30
9
Slamet Riyadi
Sukosari II
37
SMP
10
10
Pujianto
Sukosari II
40
SMP
25
11
Kuswani
Sumber Maju I
65
SD
40
12
Fathurrahman
Sumber Maju I
40
SMA
20
13
Suswadi
Sumber Maju I
45
SD
20
14
Iswari
Sumber Maju I
42
SMA
15
15
Sunanto
Sumber Maju I
40
SMP
17
16
Maliki
Sukosari I
37
SMP
17
17
Junaidi
Sukosari I
50
SMA
20
18
Wawan
Sukosari I
32
SMP
20
19
Suwarno
Sukosari I
44
SMA
15
20
Muhammad
Sukosari I
65
SD
45
21
Dahlan
Maksudi Tani
46
SMP
20
22
Kasman
Maksudi Tani
34
SMP
15
23
M. Syukur
Maksudi Tani
55
SD
35
24
Kasiyem
Maksudi Tani
37
SD
20
25
Sugeng
Maksudi Tani
42
SMA
15
Jumlah

1140

590
Rata-rata

45.6

23.6

Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat umur petani mitra berada pada kisaran 32 sampai dengan 66 tahun, tingkat pendidikan rata-rata SMP, pengalaman berusaha tani rata-rata 23 tahun
Mardikanto (1993) menerangkan pendidikan merupakan proses imbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya pengalaman penggunaan teknologibaru (Purwanto, 2005).
4.2.7       Data Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
A.      Persiapan penyuluhan pertanian
a.    Keterllibatan anggota dalam menetapkan materi penyuluhan pertanian

Keterlibatan petani dalam menetapkan materi penyuluhan sangat mempengaruhi keberhasian penyelenggaraan penyuluhan, Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan.
Untuk mengetahui persentase keterlibatan sasaran dalam menetapkan materi penyuluhan dapat dilihat pada table sebagai berikut

Tabel 8  Persentase Keterlibatan Responden Dalam Menetapkan Materi
              Penyuluhan Pertanian
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
75%  anggota
3
0
0
0
2
Hanya 50%
2
18
36
72
3
Hanya pengurus
1
7
7
28
Jumlah

25
43
100
Dari table diatas menunjukan bahwa dalam menetapkan materi penyuluhan yang menyatakan 50% terlibat sebanyak 18 responden (72%) dan 7 orang responden (28%) mengatakan hanya pengurus yang terlibat, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan anggota pada penetapan materi penyuluhan sangat kurang.
Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pembelajaran partisipatif menurut Sudjana, 2005, adalah berdasarkan kebutuhan belajar, berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran, berpusat pada peserta didik dan berangkat dari pengalaman kerja peserta didik. Sedangkan langkah-langkah  dalam pembelajaran partisipatif adalah membantu peserta didik dalam menciptakan iklim belajar, menyusun kelompok belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar, menyusun tujuan belajar, merancang pengalaman belajar, melakukan kegiatan pembelajaran dan menilai proses serta hasil kegiatan pembelajaran

b.    Keterllibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan Tempat Penyuluhan

Dalam menetapkan tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan pertanian di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro belum melibatkan seluruh petani sebagai subyek pembangunan pertanian secara partisipatif.
Untuk mengetahui keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu dan tempat penyuluhan dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

     Table 9 Keterlibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan
                  Tempat Penyuluhan
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
75% anggota
3
0
0
0
2
Hanya 50%
2
18
36
72
3
Hanya pengurus
1
7
7
28
Jumlah

25
43
100

Dari tabel 9 diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi atau keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan pertanian. Baru melibatkan 50% petani hal ini tidak sesuai dengan konsep pembelajaran partisipatif.
Pembelajaran partisipatif sering juga diartikan dengan peran serta atau keterlibatan. Keterlibatan tersebut menurut Knowles, (1970), dicirikan oleh : 1) keterlibatan emosional dan mental orang dewasa sebagai warga belajar yang belajar, 2) adanya kesediaan dari orang dewasa sebagai warga belajar untuk memberikan kontribusi dan aktivitas mencapai tujuan, 3) dalam kegiatan tersebut terdapat sesuatu yang menguntungkan bagi orang dewasa sebagai warga belajar, dalam arti kepuasan yang ingin dicapai dari tujuan aktivitas tersebut.

B.   Pelaksanaan penyuluhan pertanian
a.   Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu adalah manfaat pupuk organic pada padi sawah, materi yang disampaikan sesuai dengan Rencana Kegiatan Penyuluhan pertanian (RKTP) Tahun 2014.
Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan.
Untuk mengetahui kesesuaian materi dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan maka dapat dilihat pada table 10 sebagai berikut :

Tabel 10 Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
Sesuai
3
21
63
84
2
Kurang Sesuai
2
4
8
16
3
Tidak sesuai
1
0
0
0
Jumlah

25
43
100

Dari table 7 diatas menunjukkan 21 orang responden (84%) menyatakan materi penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi  sesuai dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi  (2008), mengatakan bahwa materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan demikian petani akan tertarik perhatiannya dan akan termotifasi untuk mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani adalah tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan tingkat kesejahteraannya.

b.  Kesesuaian Metode Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer.
Metode Ceramah adalah menyampaikan informasi kepada sasaran pada suatu rapat/pertemuan dengan tujuan : menyampaikan informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan mendalam, Metode demonstrasi adalah menunjukkan suatu cara atau pembuktian suatu hasil usaha tani yang lebih baik secara bertahap, Demonstrasi Plot Usahatani (Demplot) merupakan Demonstrasi dilakukan secara perorangan dengan mengusahakan komoditi tertentu dengan luasan 0,1-0,5 ha atau satu unit usaha peternakan keluarga sedangkan Demonstrasi Usahatani secara kelompok (Demfarm) merupakan Demonstrasi dilakukan oleh kelompok tani dengan luasan 1-5 ha utk komoditi yang memerlukannya.
Untuk mengetahui kesesuaian metode dengan tujuan penyuluhan dapat dilihat pada table 11 sebagai berikut:

Tabel 11 Kesesuaian Metode Dengan Tujuan Penyuluhan
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
Sesuai
3
21
63
84
2
Kurang Sesuai
2
4
8
16
3
Tidak sesuai
1
0
0
0
Jumlah

25
43
100
Table 11 menunjukkan bahwa 21 responden atau 84% menyatakan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan hal ini sesuai dengan pendapat Wahyuti, 2013 yang menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian secara efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) agar bias belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas sasaran bias meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e) mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian (Wahyuti, 2013)

c.   Kesesuaian Media Dengan Tujuan Penyuluhan Dan Keadaan Sasaran
Media penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah folder dan video.
Untuk mengetahui kesesuain media penyuluhan dengan tujuan penyuluhan dapat dapat dilihat pada table 12 sebagai berikut :
Table 12 Kesesuaian Media Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
Sesuai
3
10
30
40
2
Kurang Sesuai
2
12
24
48
3
Tidak sesuai
1
3
3
12
Jumlah

25
57
100

Dari table 12 diatas menunjukkan bahwa media penyuluhan yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini ditunjukkan dengan 10 responden (40%) menyatakan sesuai, 28 responden (48%) menyatakan kurang sesuai dan 3 responden (12%) menyatakan tidak sesuai.

C.     Adopsi Inovasi pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.
Untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa sukosewu kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat pada table 13 sebagai berikut:
Tabel 13 Tingkat Adopsi Inovasi Pemupukan Organic Pada Tanaman Padi Sawah.
No
Kriteria
Skore
Responden
Total skore
Persentase %
1
Menerapkan
5
19
95
76
2
Mencoba
4
6
24
24
3
Menilai
3
0
0
0
4
Minat
2
0
0
0
5
Sadar
1
0
0
0
Jumlah

25
43
100

Table 13 diatas menunjukkan bahwa tingkat adopsi inovasi petani tentang manfaat pupuk organic termasuk kategori sangat baik karena dari 25 responden terdapat 19 responden (75%) sudah pada tahap menerima (adoption) dan 6 responden (24%) pada tahap mencoba (Trial Stage)






BAB V
 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
1.    Berdasarkan Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian (RKTP) Desa Sukosewu Tahun 2014 maka evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dengan tujuan agar petani mau menggunakan pupuk organic.
2.    Penyuluhan tentang pemupukan organic pada tanaman padi sawah sesuai dengan kebutuhan sasaran karena pernyataan 21 orang responden (84%) menyatakan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
3.   Materi penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah sesuai dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai pernyataan 21 orang responden (84%) menyatakan materi penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sesuai kebutuhan tujuan penyuluhan.
4.   Metode penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer Metode penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah, demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer, bahwa 21 responden atau 84% menyatakan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan
5.    Media penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah folder dan video
6.   Penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani, hal ini ditunjukkan bahwa tingkat adopsi inovasi pemupukan organic pada tanaman padi di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro termasuk kategori sangat baik karena dari 25 responden terdapat 19 responden (75%) sudah pada Tahap Menerima (adoption) dan 6 responden (24%) pada Tahap mencoba (Trial Stage)
7.    Penyuluhan yang dilaksanakan mampu memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas usaha tani dan pendapatan sasaran penyuluhan.

.5.2 Saran
1.    Dalam merencanakan materi, waktu dan tempat kegiatan penyuluhan pertanian agar melibatkan seluruh anggota sebagai pelaku sehingga materi penyuluhan merupakan kebutuhan anggota.
2.    Dalam menetapkan media penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan sasaran hal ini bias dilakukan dengan menggunakan analisis keadaan sasaran
3.    Tingkat adopsi inovasi sangat dipengaruhi oleh motovasi sehingga petani perlu dimotivasi unyuk merepkan teknologi yang memberikan keuntungan relative baik secara ekonomi social dan teknis














DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, 2007 -  Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2007
Andi purwono, 2009.  Metode dan media penyampaian informasi penyuluhan. Jakarta: Swadaya
Arsyad, 2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian (dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Surabaya: Bhinekha
Ibrahim,  dkk. 2003.  Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian.  Malang Bayumedia.
Istuti, Wigati, 2004. Pengembangan Metode Penyuluhan Pertanian dalam Menghadapi Permasalahan Usahatani. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Vol 7 tahun 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BPTP. Jawa Timur.
Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Mardikanto. T,2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Martaamidjaja, 2000. Pedoman umum perencanaan pertisipatif penyuluhan pertanian. Jakarta, Departemen Pertanian.
Munandar. 2003.  Pengembangan SDM Pertanian untuk Pembangunan Pertanian Sistem dan Usaha Agribisnis dalam Era Otonomi Daerah.Jakarta
Peraturan Menteri Pertanian No. 52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian
Riduwan.2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Setiana, 2005. Teknik penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Gahlia Indonesia. Bogor.
Soekartawi, 2008. Teknologi Penyuluhan Pertanian, Bina Aksara. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian.               Penerbit  Erlangga. Jakarta.
STPP Malang 2015, Panduan Praktik Kerja Lapangan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang Tahun 2015
STPP Malang 2015,  Modul Praktik Kerja lapangan III Tahun Akademik 2014/2015,
UU RI No.16, 2006. Sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan.. Yayasan pengembangan Sinar Tani. Jakarta
Wahjuti, 2007. Metodologi penyuluhan partisipatif.. STPP Malang

__________2013, Modul Metoda Penyuluhan Pertanian I, STPP Malang

Komentar

  1. mas qusener yang di gunakan boleh di post juga mas, sangat membantu sekali. twerima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya rasa dari tulisan diatas sudah menggambarkan kuisioner

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang