Laporan PKL III Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Manfaat Pupuk Organik pada Tanaman Padi
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL
4.1.1
Letak dan Keadaan Geografis
Desa Sukosewu merupakan
salah satu Desa yang ada di Kecamatan
Sukosewu Kabupaten Bojonegoro dengan luas wilayah kerja disekitar 6,02 km2 terdiri dari lahan pertanian sawah 395,99 ha, Lahan tegalan 137 ha, lahan pemukiman
69 ha. .
Secara
administrasi Desa Sukosewu teridiri dari
3 Dusun yaitu dusun Krajan, dusun Genengan dan dusun Jajar. Adapun batas-batas wilayah Desa Sukosewu adalah
sebagai berikut :
-
Sebelah Barat : Desa Sumber Rejo Kidul
-
Sebelah Timur : Desa Klepek
-
Sebelah Selatan :
Desa kalicilik
-
Sebelah Utara : Desa Sidodadi
Berdasarkan jarak orbitasi Desa Sukosewu merupakan ibukota Kecamatan
Sukosewu, sementara jarak dengan
ibukota Kabupaten Bojonegoro adalah 4 km dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum seperti mobil angkutan umum
dan sepeda motor sedangkan dengan ibukota propinsi jawa Timur adalah 125 km dapat menggunakan bis umum.
4.1.2 Karakterstik Lahan dan Iklim
Wilayah Desa Sukosewu
mempunyai topografi datar dengan
ketinggian berkisar antara 15 meter dpl. Keadaan
tanah Desa Sukosewu termasuk jenis tanah Grumosol. Berdasarkan data curah hujan
di Kecamatan Sukosewu diperoleh curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.338 mm
dengan rata-rata 4 bulan kering dan 8 bulan basah..
Wilayah ini termasuk
iklim tropis Type E4
(menurut Smith dan Ferguson,
1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 30-330C dan suhu
udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata
berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.
4.1.3 Keadaan usaha tani
Berdasarkan data potensi agroekosistem di
Desa Sukosewu terdapat beberapa komoditi yang diusahakan petani terdiri dari Tanaman pangan (padi seluas 621 ha , jagung 349 ha dan kedele 137 ha), Hortikultura
(mangga, Pisang, cabe seluas 4
ha), Peternakan (Sapi, Kambing dan Ayam) sedangkan dan perkebunan / kehutanan
( Jati).
Berdasarkan luas dan potensi usaha yang
dikembangkan di Desa Sukosewu adalah komoditas padi dengan luas usaha 621 ha
dengan produktivitas rata-rata 65,05 kw/ha
4.1.4 Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk Umum dan Kepadatan
Jumlah penduduk di Desa Sukosewu pada akhir
tahun 2014 sebanyak 3869 jiwa,
terdiri dari laki-laki sebanyak 1817 jiwa ( 47 %) dan perempuan sebanyak 2025 jiwa
(53%), (Monografi Desa Sukosewu 2014).
Memperhatikan
jumlah penduduk Desa Sukosewu sebanyak 3869 jiwa kalau dikaitkan dengan luas wialayah 60,2 km² maka kepadatan penduduknya adalah 63,82 / km², berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Desa Sukosewu
termasuk kategori kurang padat.
b. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat
pendidikan merupakan indikator kualitas sumberdaya manusia di suatu wilayah. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa sampai dengan tahun
2014, jumlah penduduk yang tidak pernah atau belum pernah sekolah mencapai 21%
atau sebesar 365 jiwa. Sedangkan lulusan
paling banyak penduduk lulusan SD, yaitu berjumlah 611 jiwa atau 36%. Jumlah
penduduk dengan tingkat kelulusan pada bangku Sekolah Dasar menggambarkan bahwa
tingkat pendidikan penduduk masih cenderung rendah. Kondisi tingkat pendidikan di Desa Sukosewu dapat digambarkan dari Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Desa Sukosewu Tahun 2014
No
|
Tingkat pendidikan
|
Jumlah
|
Persentase %
|
1
|
Belum/Tidak
Sekolah
|
576
|
15%
|
2
|
SD
|
1059
|
27%
|
3
|
SLTP
|
1160
|
30%
|
4
|
SLTA
|
865
|
22%
|
5
|
Akademi
/ Sarjana
|
209
|
6%
|
Jumlah
|
3869
|
100
|
Sumber Data : Monografi Desa
Sukosewu 2014
c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sumber Mata
Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Sukosewu
sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian 85 % dari total jumlah penduduk yang bekerja, sedangkan sisanya
terdistribusi pada berbagai jenis mata pencaharian baik di sektor industri,
perdagangan dan lain-lain.
Banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian merupakan basis ekonomi bagi masyarakat di Desa Sukosewu yang dapat
dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel.2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014
No.
|
Jenis Mata Pencaharian
|
Jumlah Penduduk (Jiwa)
|
Persentase
|
1
|
Petani
|
1534
|
58.08%
|
2
|
Buruh Tani
|
872
|
33.02%
|
3
|
Peternak
|
20
|
0.76%
|
4
|
Pedagang
|
87
|
3.00%
|
5
|
Pengrajin
|
2
|
0.08%
|
6
|
Pertukangan
|
45
|
1.70%
|
7
|
Pemerintahan
|
12
|
0.45%
|
8
|
PNS
|
42
|
1.59%
|
9
|
Pensiunan
|
18
|
0.68%
|
10
|
TNI
|
9
|
0.34%
|
Total
|
2641
|
100%
|
Sumber : Monografi Desa
Sukosewu Tahun 2014
4.1.5 Sarana Penunjang Agribisnis.
Untuk pelaksanaan
fungsi atau kegiatan managemen dalam agribisnis memerlukan sarana sumber daya
atau sarana pendukung. Sarana pendukung tersebut terdiri tenaga kerja manusia
(men), uang (money), cara untuk mencapai tujuan (methods), bahan (materials),
alat (machine), dan pasar sebagai tempat menjual hasil produksi (market). Tanpa
adanya sarana-sarana tersebut , manajemen tidak akan mencapai tujuan atau
fungsinya. Kebutuhan akan sarana ini tergantung dari jenis usahanya, (Rahadi,F
dkk, 1993)
Memperhatikan hal
tersebut maka di desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu telah memiliki alat dan mesin
pertanian baik diusahakan secara swadaya maupun secara lewat bantuan
pemerintah, namun keberadaan alat dan mesin pertanian, jaringan irigasi maupun
sarana pendukung lainya masih sangat kurang dibanding potensi yang ada.
4.2.
Pelaksanaan
Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan mengacu pada Programa
dan Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluhan Pertanian (RKTP) Desa Sukosewu
Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015. Berdasarkan programa
penyuluhan dan Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tahun 2015 maka pada
kegiatan PKL III telah melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dengan tujuan agar petani
mau menggunakan pupuk organic.
4.2.1 Menetapkan
tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian.
Berdasarkan materi penyuluhan yang telah
dilaksanakan oleh Tim Penyuluh desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu kabupaten
Bijonegoro maka perlu ditetpaan tujuan evaluasi terhadap persiapan, Pelaksanaan
dan pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang manfaat pupuk organic pada
tanaman padi sawah.
Adapaun tujuan evaluasi penyuluhan pertanian
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi adalah sebagai berikut :
A.
Persiapan
Penyuluhan Pertanian
a.
Untuk
mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menetapkan materi penyuluhan
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah.
b.
Untuk
mengidentifikasi keterlibatan anggota dalam menentukan waktu dan tempat kegiatan penyuluhan
B.
Pelaksanaan
penyuluhan pertanian
a.
Untuk
mengidentifikasi kesesuaian materi dengan kebutuhan materi
b.
Untuk
mengidentifikasi kesesuaian metode dan teknik penyuluhan dengan tujuan penyuluhan
c.
Untuk
mengidentifiaksi kesesuaian media penyuluhan dengan tujuan penyuluhan
C.
Adopsi
Inovasi Pasca Pelaksanaan Penyuluhan pertanian
a.
untuk
mengidentifikasi meningkatnya kesadaran dan penghayatan tentang manfaat pupuk
organic pada tanaman padi sawah
b.
untuk
mengidentifikasi meningkatnya minat tentang manfaat pupuk organic pada tanaman
padi sawah
c.
untuk
mengidentifikasi meningkatnya penilaian tentang manfaat pupuk organic pada
tanaman padi sawah
d.
untuk
mengidentifikasi meningkatnya tahap mecoba tentang manfaat pupuk organic pada
tanaman padi sawah
e.
untuk
mengidentifikasi meningkatnya penerapan tentang manfaat pupuk organic pada
tanaman padi sawah
4.2.2
Metode evaluasi
Metode yang digunakan dalam melakukan
evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah menggunakan metode Kuantitatif,
Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang luas dan mengidentfikasi
apakah pelaksanaan penyuluhan pertanian
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa Sukosewu sudah sesuai dengan tujuan penyuluhan.
Sedangkan untuk memperoleh data dilakukan
dengan wawancara secara sederhana dengan menggunaan kuisioner yang telah
ditetapkan dan observasi atau pengamatan langsung terhadap kegiatan responden
pada saat melakukan usaha tani padi sawah.
4.2.3
Populasi dan Sampel
Jumlah petani yang telah mengikuti kegiatan
penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa
Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro adalah sebanyak 100 orang
petani yang berasal dari 5 (lima) kelompok
tani masing-masing 20 orang.
Untuk mengetahui jumlah populasi
masing-masing kelompok tani dapat dilihat pada table 4 sebagai berikut :
Tabel 4 Data Jumlah Petani Yang Mengikuti
Kegiatan Penyuluhan
Tentang Pemupukan Organic Pada Tanaman Padi
Sawah
No
|
Nama Kelompok Tani
|
Jumlah Petani
|
1
2
3
4
5
|
Sukosari I
Sukosari II
Sumber maju I
Sumber Maju II
Marsudi tani
|
20
20
20
20
20
|
Jumlah
|
100
|
Memperhatikan tabel 4 diatas dimana jumlah
populasi petani yang memperoleh penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada
tanaman padi sawah adalah 100 maka metode penarikan sampel adalah menggunakan
teknik sampel acak (random sampling /
probality sampling) dimana masing-masing populasi memperoleh kesempatan yang
sama sebagai sampel. jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 25% dari populasi.
Rumus pengambillan sampel
adalah sebagai berikut :
S = 25 % x P
Dimana S adalah Jumlah sampel
dan P adalah Jumlah Populasi.
Maka Jumlah sampel (S) =
25/100 x 100
= 25 orang
Megingat sample terdiri dari 5 kelompok tani
maka dari masing-masing kelompok tani diambil 5 0rang sebagai sampel dengan
cara di acak dengan menggunakan teknik sampel acak ((random sampling).
4.2.4
Instrumen Evaluasi
Dalam
melakukan evaluasi diperlukan instrumen yang harus digunakan untuk mencapai
tujuan evaluasi. Instrumen yang digunakan merupakan alat untuk menghimpun data
secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
a. Rencana Menjaring
Data
Memperhatikan tujuan evaluasi maka perlu
dikembangkan instrument untuk menjaring data berdasarkan matrik perencanaan
menjaring data pada table 5 sebagai berikut :
Tabel 5
Matrik Perencanaan Menjaring Data Evaluasi
Penyuluhan
Pertanian
Tujuan
Evaluasi
|
Pertanyaan
Evaluasi
|
Data
yang diperlukan
|
Sumber
Data
|
Instrumen
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.Untuk mengeidentifikasi keterlibatan petani dalam penetapan materi
penyuluhan tentang Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi
|
1.1 keterlibatan
dalam menetapkan materi penyuluhan pertanian
1.2 keterlibatan
dalam menetapkan waktu dan tempat penyuluhan
|
Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
|
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan tetang manfaat pupuk organic pada tanaman
padi sawah
|
Format data karakteristik sasaran
Kuisioner
|
2. Untuk mengeidentifikasi kesesuaian materi , Metode dan Media
Penyuluhan dengan tujuan penyuluhan atau kebutuhan petani
|
2.1 apakah
materi penyuluhan sesuai dengan RKTP / Programa / Kebutuhan petani
2.2 Apakah
metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan
2.3 apakah
media yang yang digunakan sesuai dengan tujuan penyuluhan
|
1. Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
2. Data Karakteristik metode dan media penyuluhan
|
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan tetang manfaat pupuk organic pada tanaman
padi sawah
|
Format data programa dan Identifikasi Penyuluh Pelaksana
Kuisioner
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3.
Untuk mengeidentifikasi
tingkat Adopsi Inovasi Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi sawah
|
Setelah kegiatan penyuluhan
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah apakah :
1. Sadar
dan menghayati
2. Berminat
dan tertarik
3. Menilai
4. Mencoba
5. Menerapkan
|
Data karakteristik Petani dari 5 kelompok tani pelaksana
|
25 orang petani yang mengikuti kegiatan penyuluhan tetang manfaat pupuk organic pada tanaman
padi sawah
|
Kuisioner
|
Evaluasi Rencana menjaring data dengan mengidentifikasi keterlibatan petani dalam menetapkan materi, tempat dan waktu
pelaksanaan penyuluhan, kesesuaian terhadap Materi, Metoda dan Media Penyuluhan Pertanian dengan tujuan penyuluhan dan kebutuhan
sasaran. dengan menggunakan metoda evaluasi wawancara dan observasi terhadap obyek
evaluasi dengan perantara petani, aparatur Desa, aparatur BPP, Tokoh Masyarakat
(Toma), Tokoh Agama (Toga) serta program pertanian yang telah berjalan untuk
mengetahui tingkat adopsi
inovasi petani terhadap Materi, Metoda dan Media yang digunakan
b.
Kuisioner
Kuisioner digunakan
sebagai istrumen agar data-data yang didapat dapat ditulis sebagai bahan
pertanggungjawaban responden dan untuk mempermudah dalam merekap dan
ditabulasikan sehingga dapat diukur secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kuisioner dibagikan kepada petani
sampel Desa Sukosewu dengan jumlahh
responden sebanyak 25 orang.
Dalam mencapai tujuan
evaluasi penulis menggunakan model evaluasi “Goal Free Evaluation Model” yaitu melaksanakan evaluasi yang tidak
memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program
dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif (Suhirmanto, 2013 Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Hal 08)
yang terjadi dalam program penyuluhan pertanian yang ada di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro
Model kuisioner penjaringan
data adalah sebagai berikut
1.1
|
Keterlibatan anggota dalam menetapkan
materi, Media dan Metode Penyuluhan.
a.
75%
anggota terlibat
b.
50%
anggota terlibat
c.
Hanya
pengurus yang teribat
|
3
2
1
|
1.2
|
Keterlibatan anggota dalam menetapkan
waktu dan tempat kegiatan penyuluhan
a.
75%
anggota terlibat
b.
50%
anggota terlibat
c.
Hanya
pengurus yang teribat
|
3
2
1
|
2.1
|
Materi Penyuluhan
a.
Sesuai
dengan kebutuhan petani
b.
Kurang
sesuai dengan kebutuhan petani
c.
Tidak
sesuai dengan kebutuhan petani
|
3
2
1
|
2.2
|
Pemilihan metode dan teknik penyuluhan
pertanian
a.
Sesuai
dengan tujuan penyuluhan
b.
Kurang
sesuai dengan tujuan penyuluhan
c.
Tidak
sesuai dengan tujuan penyuluhan
|
3
2
1
|
2.3
|
Penggunaan media penyuluhan
a.
Sesuai
dengan tujuan penyuluhan
b.
Kurang
sesuai dengan tujuan penyuluhan
c.
Tidak
sesuai dengan tujuan penyuluhan
|
3
2
1
|
3.1
|
Setelah kegiatan penyuluhan dapat
menyebabkan meningkatnya ………………tentang manfaat pupuk organik
a.
kesadaran
dan penghayatan
b.
minat
dan merasa tertarik
c.
penilaian
d.
mencoba
e.
diterapkan
|
1
2
3
4
5
|
4.2.5
Analsis Data
Data dari angket dalam evaluasi ini
merupakan data kuantitatif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase
dengan langkah-langkah menurut Riduan
(2004:71-95) sebagai berikut:
1. Menghitung
nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2. Merekap
nilai.
3. Menghitung
nilai rata-rata.
4. Menghitung
persentase dengan rumus:
Keterangan:
DP = Deskriptif Persentase (%)
n = Skor
empirik (Skor yang diperoleh)
N = Skor
Ideal untuk setiap item pertanyaan
Untuk menentukan jenis deskriptif
persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel, dan
perhitungan deskriptif persentase
kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.
5. Cara
menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:
a. Menentukan
angka persentase tertinggi
Skor maksimal x 100%
Skor maksimal
b. Menentukan
angka persentase terendah
Skor minimal xl00%
Skor maksimal
Untuk mengetahui tingkat kriteria
tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel
kriteria.
Tabel
6. Kriteria
Analisis Deskriptif Persentase
No.
|
Persentase
|
Kriteria
|
1.
|
75%-100%
|
Sangat baik
|
2.
|
50%-75%
|
Baik
|
3.
|
25%-50%
|
CukupBaik
|
4.
|
1% - 25%
|
KurangBaik
|
Sumber: Riduan, 2004
4.2.6 Hasil Analisis Data
a. Sasaran
Evaluasi
Sasaran
Evaluasi pada kegiatan PKL III adalah Petani padi sawah di Desa Sukosewu
Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro yang memperoleh penyuluhan tentang
manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah, hal ini sesuai Rencana Kegiatan
Tahunan Penyuluh pertanian Desa Sukosewu Kecamatan sukosewu Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014.
Identifikasi
keadaan sasaran sangat mempengaruhi pemilihan media dan metode penyuluhan,
proses adopsi inovasi teknologi.serta proses evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian
Jumlah
sasaran / Responden pada kegiatan Evaluasi proses adopsi inovasi manfaat pupuk
organic pada tanaman padi adalah sebanyak 25 orang yang diambil dari 5 kelompok
tani di WKPP Sukosewu V yaitu kelompok tani sukosari I, Sukosari II, Sumber
maju I, Sumber maju II dan Maksudi Tani Masing-masing 5 orang,
b.
Keadaan Responden
Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal
yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Menurut Kartasapoetra (1991), petani
yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat
mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Umur petani akan
mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam
menjalankan usaha taninya.
Untuk mengetahui
keadaan sasaran penyuluhan pada kegiatan PKL III dapat dilihat pada table 7
identifikasi keadaan responden sebagai berikut :
Tabel 7 Keadaan Petani Responden
Yang Mengikuti Penyuluhan
Tentang
Manfaat Pupuk
Organic Pada Tanaman Padi Sawah
No
|
Nama Petani
|
Asal Kelompok tani
|
Umur (Tahun)
|
Pendidikan
|
Pengalaman berusaha tani (Tahun)
|
1
|
M. Subakir
|
Sumber Maju II
|
45
|
SMP
|
20
|
2
|
Muhlimin
|
Sumber Maju II
|
48
|
SD
|
21
|
3
|
Nurrahman
|
Sumber Maju II
|
48
|
SMP
|
23
|
4
|
Gunawan Hadi
|
Sumber Maju II
|
44
|
SMP
|
22
|
5
|
Suwani
|
Sumber Maju II
|
53
|
SMP
|
30
|
6
|
Mulyadi
|
Sukosari II
|
57
|
SMA
|
40
|
7
|
Suroso
|
Sukosari II
|
47
|
SMP
|
35
|
8
|
Maronoto
|
Sukosari II
|
47
|
SMA
|
30
|
9
|
Slamet Riyadi
|
Sukosari II
|
37
|
SMP
|
10
|
10
|
Pujianto
|
Sukosari II
|
40
|
SMP
|
25
|
11
|
Kuswani
|
Sumber Maju I
|
65
|
SD
|
40
|
12
|
Fathurrahman
|
Sumber Maju I
|
40
|
SMA
|
20
|
13
|
Suswadi
|
Sumber Maju I
|
45
|
SD
|
20
|
14
|
Iswari
|
Sumber Maju I
|
42
|
SMA
|
15
|
15
|
Sunanto
|
Sumber Maju I
|
40
|
SMP
|
17
|
16
|
Maliki
|
Sukosari I
|
37
|
SMP
|
17
|
17
|
Junaidi
|
Sukosari I
|
50
|
SMA
|
20
|
18
|
Wawan
|
Sukosari I
|
32
|
SMP
|
20
|
19
|
Suwarno
|
Sukosari I
|
44
|
SMA
|
15
|
20
|
Muhammad
|
Sukosari I
|
65
|
SD
|
45
|
21
|
Dahlan
|
Maksudi Tani
|
46
|
SMP
|
20
|
22
|
Kasman
|
Maksudi Tani
|
34
|
SMP
|
15
|
23
|
M. Syukur
|
Maksudi Tani
|
55
|
SD
|
35
|
24
|
Kasiyem
|
Maksudi Tani
|
37
|
SD
|
20
|
25
|
Sugeng
|
Maksudi Tani
|
42
|
SMA
|
15
|
Jumlah
|
1140
|
590
|
|||
Rata-rata
|
45.6
|
23.6
|
Dari
data diatas menunjukkan bahwa tingkat umur petani mitra berada pada kisaran 32
sampai dengan 66 tahun, tingkat pendidikan rata-rata SMP, pengalaman berusaha
tani rata-rata 23 tahun
Mardikanto
(1993) menerangkan pendidikan merupakan proses imbal balik dari setiap pribadi
manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta.
Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Tingkat
pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir
yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan
memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Pengalaman
menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan
menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan
situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses
semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya
pengalaman penggunaan teknologibaru (Purwanto, 2005).
4.2.7
Data Evaluasi Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian
A. Persiapan penyuluhan pertanian
a.
Keterllibatan anggota dalam menetapkan materi penyuluhan pertanian
Keterlibatan petani dalam
menetapkan materi penyuluhan sangat mempengaruhi keberhasian penyelenggaraan
penyuluhan, Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1 dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi
penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku
usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestariaan sumber daya pertanian,
perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber
daya manusia dan peningkatan modal sosial serta ilmu pengetahuan.
Untuk mengetahui persentase
keterlibatan sasaran dalam menetapkan materi penyuluhan dapat dilihat pada
table sebagai berikut
Tabel 8 Persentase Keterlibatan
Responden Dalam Menetapkan Materi
Penyuluhan
Pertanian
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
75% anggota
|
3
|
0
|
0
|
0
|
2
|
Hanya 50%
|
2
|
18
|
36
|
72
|
3
|
Hanya pengurus
|
1
|
7
|
7
|
28
|
Jumlah
|
25
|
43
|
100
|
Dari table diatas
menunjukan bahwa dalam menetapkan materi penyuluhan yang menyatakan 50%
terlibat sebanyak 18 responden (72%) dan 7 orang responden (28%) mengatakan
hanya pengurus yang terlibat, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan anggota
pada penetapan materi penyuluhan sangat kurang.
Hal ini tidak sesuai dengan
prinsip pembelajaran partisipatif menurut Sudjana, 2005, adalah berdasarkan
kebutuhan belajar, berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran, berpusat
pada peserta didik dan berangkat dari pengalaman kerja peserta didik. Sedangkan
langkah-langkah dalam pembelajaran
partisipatif adalah membantu peserta didik dalam menciptakan iklim belajar,
menyusun kelompok belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar, menyusun tujuan
belajar, merancang pengalaman belajar, melakukan kegiatan pembelajaran dan
menilai proses serta hasil kegiatan pembelajaran
b.
Keterllibatan Anggota Dalam Menetapkan Waktu Dan Tempat Penyuluhan
Dalam menetapkan tempat dan
waktu pelaksanaan penyuluhan pertanian di Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu
Kabupaten Bojonegoro belum melibatkan seluruh petani sebagai subyek pembangunan
pertanian secara partisipatif.
Untuk mengetahui
keterlibatan anggota dalam menetapkan waktu dan tempat penyuluhan dapat dilihat
pada tabel 9 sebagai
berikut :
Table 9 Keterlibatan Anggota
Dalam Menetapkan Waktu Dan
Tempat
Penyuluhan
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
75% anggota
|
3
|
0
|
0
|
0
|
2
|
Hanya 50%
|
2
|
18
|
36
|
72
|
3
|
Hanya pengurus
|
1
|
7
|
7
|
28
|
Jumlah
|
25
|
43
|
100
|
Dari tabel 9 diatas
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi atau keterlibatan anggota dalam
menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan pertanian. Baru melibatkan
50% petani hal ini tidak sesuai dengan konsep pembelajaran partisipatif.
Pembelajaran partisipatif
sering juga diartikan dengan peran serta atau keterlibatan. Keterlibatan
tersebut menurut Knowles, (1970), dicirikan oleh : 1) keterlibatan emosional
dan mental orang dewasa sebagai warga belajar yang belajar, 2) adanya kesediaan
dari orang dewasa sebagai warga belajar untuk memberikan kontribusi dan
aktivitas mencapai tujuan, 3) dalam kegiatan tersebut terdapat sesuatu yang
menguntungkan bagi orang dewasa sebagai warga belajar, dalam arti kepuasan yang
ingin dicapai dari tujuan aktivitas tersebut.
B. Pelaksanaan
penyuluhan pertanian
a. Kesesuaian
Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan yang
disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Sukosewu Kecamatan
Sukosewu adalah manfaat pupuk organic pada padi sawah, materi yang disampaikan
sesuai dengan Rencana Kegiatan Penyuluhan pertanian (RKTP) Tahun 2014.
Dalam UU SP3K, 2006 Pasal 1
dan Pasal 2 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan
kelestariaan sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan
berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial
serta ilmu pengetahuan.
Untuk mengetahui kesesuaian
materi dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan maka dapat dilihat pada
table 10 sebagai berikut :
Tabel 10 Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Penyuluhan Pertanian
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
Sesuai
|
3
|
21
|
63
|
84
|
2
|
Kurang Sesuai
|
2
|
4
|
8
|
16
|
3
|
Tidak sesuai
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
43
|
100
|
Dari table 7 diatas
menunjukkan 21 orang responden (84%) menyatakan materi penyuluhan manfaat pupuk
organic pada tanaman padi sesuai dengan
kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini sesuai dengan pendapat
Soekartawi (2008), mengatakan bahwa
materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran atau petani dengan
demikian petani akan tertarik perhatiannya dan akan termotifasi untuk
mempraktikkannya. Materi yang menarik perhatian para petani adalah tentunya
segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, pendapatan dan
tingkat kesejahteraannya.
b. Kesesuaian
Metode Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan
Metode
penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk
organic pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah,
demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer.
Metode Ceramah adalah
menyampaikan informasi kepada sasaran pada suatu rapat/pertemuan dengan tujuan
: menyampaikan informasi yang lengkap dan cepat dengan penjelasan mendalam,
Metode demonstrasi adalah menunjukkan suatu cara atau pembuktian suatu hasil
usaha tani yang lebih baik secara bertahap, Demonstrasi Plot Usahatani
(Demplot) merupakan Demonstrasi dilakukan secara perorangan dengan mengusahakan
komoditi tertentu dengan luasan 0,1-0,5 ha atau satu unit usaha peternakan
keluarga sedangkan Demonstrasi Usahatani secara kelompok (Demfarm) merupakan Demonstrasi dilakukan oleh kelompok tani dengan luasan 1-5 ha
utk komoditi yang memerlukannya.
Untuk mengetahui kesesuaian
metode dengan tujuan penyuluhan dapat dilihat pada table 11 sebagai berikut:
Tabel 11 Kesesuaian Metode Dengan Tujuan Penyuluhan
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
Sesuai
|
3
|
21
|
63
|
84
|
2
|
Kurang Sesuai
|
2
|
4
|
8
|
16
|
3
|
Tidak sesuai
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
43
|
100
|
Table 11
menunjukkan bahwa 21 responden atau 84% menyatakan bahwa metode yang digunakan
sesuai dengan tujuan penyuluhan hal ini sesuai dengan pendapat Wahyuti, 2013
yang menyatakan bahwa tujuan utama pemilihan metode penyuluhan pertanian antara
lain untuk a) tercapainya tujuan penyuluhan pembangunan pertanian secara
efektif, efisien dan akuntabel, b) mendorong sasaran (pelaku utama dan pelaku
usaha) agar bias belajar menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
sumber daya, teknologi, pasar maupun modal, c) mengembangkan kreativitas
sasaran bias meningkatkan produktivitas usahanya guna mencapai kesejahteraannya
sendiri, d) mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian, e)
mempermudah penyampaian materi oleh penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian (Wahyuti, 2013)
c.
Kesesuaian Media Dengan Tujuan Penyuluhan Dan Keadaan Sasaran
Media penyuluhan yang digunakan dalam
kegiatan penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah adalah folder
dan video.
Untuk mengetahui kesesuain media penyuluhan
dengan tujuan penyuluhan dapat dapat dilihat pada table 12 sebagai berikut :
Table 12 Kesesuaian Media Penyuluhan Dengan Tujuan Penyuluhan
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
Sesuai
|
3
|
10
|
30
|
40
|
2
|
Kurang Sesuai
|
2
|
12
|
24
|
48
|
3
|
Tidak sesuai
|
1
|
3
|
3
|
12
|
Jumlah
|
25
|
57
|
100
|
Dari table 12
diatas menunjukkan bahwa media penyuluhan yang digunakan tidak sesuai dengan
keadaan sasaran dan tujuan penyuluhan, hal ini ditunjukkan dengan 10 responden
(40%) menyatakan sesuai, 28 responden (48%) menyatakan kurang sesuai dan 3
responden (12%) menyatakan tidak sesuai.
C. Adopsi
Inovasi pasca pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan
sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi
merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai
mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya.
Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas
(Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Mardikanto dan Sri Sutarni
(1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide,
alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat
penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati
berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan
dalam kegiatan komunikasinya.
Untuk mengetahui tingkat
adopsi inovasi manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah di Desa sukosewu
kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat pada table 13 sebagai
berikut:
Tabel 13 Tingkat Adopsi Inovasi
Pemupukan Organic Pada Tanaman Padi Sawah.
No
|
Kriteria
|
Skore
|
Responden
|
Total
skore
|
Persentase %
|
1
|
Menerapkan
|
5
|
19
|
95
|
76
|
2
|
Mencoba
|
4
|
6
|
24
|
24
|
3
|
Menilai
|
3
|
0
|
0
|
0
|
4
|
Minat
|
2
|
0
|
0
|
0
|
5
|
Sadar
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
43
|
100
|
Table 13 diatas
menunjukkan bahwa tingkat adopsi inovasi petani tentang manfaat pupuk organic termasuk kategori sangat baik karena dari 25
responden terdapat 19 responden (75%) sudah pada tahap menerima (adoption) dan 6 responden (24%) pada tahap
mencoba (Trial Stage)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian (RKTP) Desa Sukosewu
Tahun 2014 maka evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi penyuluhan pertanian
tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dengan tujuan agar petani
mau menggunakan pupuk organic.
2. Penyuluhan tentang pemupukan organic pada tanaman padi sawah
sesuai dengan kebutuhan sasaran karena pernyataan
21 orang responden (84%) menyatakan sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
3.
Materi penyuluhan manfaat
pupuk organic pada tanaman padi sawah sesuai
dengan kebutuhan sasaran dan tujuan penyuluhan,
hal ini sesuai pernyataan 21 orang responden (84%)
menyatakan materi penyuluhan manfaat pupuk organic pada tanaman padi sesuai kebutuhan tujuan penyuluhan.
4.
Metode
penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk organic
pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah,
demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer Metode
penyuluhan yang digunakan pada pelaksanaan penyuluhan tentang manfaat pupuk
organic pada tanaman padi sawah adalah menggunakan kombinasi metode ceramah,
demonstrasi plot dan Demonstrasi farmer, bahwa 21
responden atau 84% menyatakan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuan
penyuluhan
5.
Media penyuluhan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan manfaat pupuk
organic pada tanaman padi sawah adalah folder dan video
6. Penyuluhan tentang manfaat pupuk organic pada tanaman padi sawah dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani, hal ini ditunjukkan bahwa
tingkat adopsi inovasi pemupukan organic pada tanaman padi di Desa Sukosewu
Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro termasuk kategori sangat baik karena
dari 25 responden terdapat 19 responden (75%) sudah pada Tahap Menerima (adoption) dan 6 responden (24%) pada
Tahap mencoba (Trial Stage)
7. Penyuluhan yang dilaksanakan mampu memberikan dampak terhadap
peningkatan produktivitas usaha tani dan pendapatan sasaran penyuluhan.
.5.2 Saran
1. Dalam
merencanakan materi, waktu dan tempat kegiatan penyuluhan pertanian agar
melibatkan seluruh anggota sebagai pelaku sehingga materi penyuluhan merupakan
kebutuhan anggota.
2. Dalam
menetapkan media penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan sasaran hal ini
bias dilakukan dengan menggunakan analisis keadaan sasaran
3. Tingkat
adopsi inovasi sangat dipengaruhi oleh motovasi sehingga petani perlu dimotivasi
unyuk merepkan teknologi yang memberikan keuntungan relative baik secara
ekonomi social dan teknis
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono, 2007 - Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT
Raja Grafindo Persada Jakarta, 2007
Andi purwono, 2009. Metode
dan media penyampaian informasi penyuluhan. Jakarta: Swadaya
Arsyad, 2003.Petunjuk Penyuluhan Pertanian
(dalam teori dan Praktik) Usaha Nasional. Surabaya: Bhinekha
Ibrahim,
dkk. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian. Malang Bayumedia.
Istuti, Wigati, 2004. Pengembangan Metode Penyuluhan Pertanian
dalam Menghadapi Permasalahan Usahatani. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Vol 7 tahun 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BPTP.
Jawa Timur.
Mardikanto.
T, 1993. Penyuluhan Pembangunan
Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.
Mardikanto.
T,2009. Sistem Penyuluhan
Pertanian. LPP UNS
dan UNS Press Surakarta.
Martaamidjaja, 2000. Pedoman umum perencanaan
pertisipatif penyuluhan pertanian. Jakarta, Departemen
Pertanian.
Munandar. 2003. Pengembangan SDM Pertanian untuk Pembangunan
Pertanian Sistem dan Usaha Agribisnis dalam Era Otonomi Daerah.Jakarta
Peraturan Menteri Pertanian No.
52/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Metoda Penyuluhan Pertanian
Riduwan.2004. Belajar
Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:
Alfabeta
Setiana, 2005. Teknik penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat. Gahlia Indonesia. Bogor.
Soekartawi, 2008. Teknologi
Penyuluhan Pertanian, Bina Aksara. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
STPP Malang 2015, Panduan Praktik Kerja Lapangan
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang Tahun 2015
STPP Malang 2015, Modul
Praktik Kerja lapangan III Tahun Akademik 2014/2015,
UU RI No.16, 2006. Sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan
kehutanan.. Yayasan pengembangan Sinar Tani. Jakarta
Wahjuti, 2007. Metodologi
penyuluhan partisipatif.. STPP Malang
__________2013, Modul
Metoda Penyuluhan Pertanian I, STPP Malang
mas qusener yang di gunakan boleh di post juga mas, sangat membantu sekali. twerima kasih
BalasHapussaya rasa dari tulisan diatas sudah menggambarkan kuisioner
Hapus