PENGENDALIAN HAMA SPODOPTERA EXIGUA DENGAN FEROMON EXI PADA TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA LIDO KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA


Hama Spodoptera Exigua merupakan salah satu hama penting pada tanaman bawang merah, serangan hama ini menyebabkan kerugian yang sangat besar hingga 50 – 60 % dan bahkan terjadi kegagalan panen bila ditunjang oleh iklim yang kering.
Hama ini meyerang bagian daun tanaman yang masih muda atau pun yang sudah tua, Ngengat betina menempatkan telur disekitar daun. Setelah menetas ulat muda segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, akibatnya ujung daun nampak berlubang/ terpotong.  Ulat akan menggerek permukaan bagian dalam daun sehingga tembus cahaya dan terlihat bercak-bercak putih, akhirnya daun menjadi terkulai.
Pengendalian dengan Konsep PHT seperti Kultur Teknis, Mekanik, Biologi dan Fisik cenderung dirasakan lamban sehingga petani  mengandalkan Pestisida Kimia sintetik dosis tinggi yang memiliki daya bunuh yang kuat dan cepat walau dengan biaya tinggi.
Pada tanggal 7 Mei 2011 Nani Herawati, Peneliti BPTP NTB bersama Tim Penyuluh Kecamatan Belo telah melakukan uji coba penggunan perangkap Feromon Exi sebagai perangkap ngengat jantan pada lahan bawang merah seluas 1(satu) Hektar di Desa Lido Kecamatan Belo. Namun belum terlihat dampaknya dimana dalam satu perangkap hanya ditemukan 2-3 ngengat yang terperangkap dalam seminggu karena kondisi iklim yang masih lembab tidak mendukung bagi perkembangan Hama Spodoptera Exigua.
Pada bulan Juli 2011 atau pada musim tanam kedua dilanjutkan lagi pada lahan seluas 2(dua) Hektar dimana kondisi iklim kering dan panas, perkembangan hama Spodoptera Exigua sangat cepat dan meningkat. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam satu perangkap setiap hari  terdapat 30 – 40 ngengat yang terperangkap dan mati sebelum melakukan perkawina sehingga terjadi pemutusan siklus hama.
Menurut pengakuan Ama Ramlah, salah seorang Petani bawang Merah di Desa Lido Kecamatan Belo pada saat temu lapang, bahwa dilokasi uji coba penggunaan Feromon Exi ini tidak terdapat serangan ulat sehingga penggunaan biaya pestisida dapat ditekan, sementara dilokasi lain diluar tempat uji coba serangan hama ulat ini sangat tinggi,
Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bima pada Tahun berikutnya agar melakukan Demonstrasi dan Uji Coba dalam skala yang lebih luas sehingga penggunaan Feromon Exi dapat dirasakan petani dalam rangka penghematan biaya usaha tani dan terjaganya keseimbangan ekosistem.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang