KEGIATAN KAJI TINDAK APLIKASI PUPUK PRGANIK DAN PESTISIDA NABATI PADA TANAMAN BAWANG MERAH KECAMATAN BELO
I. PENDAHULUAN
a.Latar Belakang.
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Belo merupakan salah satu dari 18 BPP yang
ada di Kabupaten Bima.
Luas wilayah 67,04 km2
dengan terdiri dari Pekarangan 222.35 Ha, Tegal/Kebun 579.46 Ha, Tanaman
Kehutanan/Kayu-kayuan 673 Ha, Sawah 1.415 ha Potensi Sawah Irigasi 1.275 Ha,
Sawah tadah Hujan 140 Ha dan Lahan Kering lainnya 3.811,78 Ha.
Wilayah Kerja Kecamatan Belo secara
administrasi teridiri dari 8 Desa dengan batas-batas Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Woha-Monta, Sebelah Timur dengan Kecamatan
Wawo/Lambitu, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Monta/Langgudu dan Sebelah Utara
dengan Kecamatan Palibelo
Wilayah Kecamatan Belo mempunyai
topografi yang sangat berfariasi dengan ketinggian berkisar antara 7 -70 m. dpl
dengan tekstur tanah terdiri dari tanah liat, lempung berpasir , PH sangat
tanahnya antara 4 – 6. Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter dengan
kondisi drainase baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan dan abu
vulkanik, wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4
(menurut Smith dan Ferguson 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar
antara 30-330C dan suhu udara pada malam hari 19-200C
dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau dan
rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.
Potensi pengembangan komoditas
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Tahun 2011, Tanaman Pangan dan
Hortikultura terdiri dari 3(tiga) Komoditas unggulan yaitu Padi 1980 Ha dengan
Produksi 8.079 Ton, Kedele 297 dengan produksi 582 Ton dan bawang merah seluas
1041 Hektar dengan Produksi 13.035 Ton, subsektor perkebunan hanya jambu mete
seluas 123 Ha, sementara dari subsektor Peternakan terdiri dari sapi 1471 Ekor,
Kambing 1492 Ekor dan Ayam Buras 17520 Ekor.
Jumlah Penduduk umum kecamatan Belo pada
akhir September 2011 adalah 25.117 Jiwa terdiri dari Laki-laki 12.369 Jiwa dan
Perempuan 12.748 dengan jumlah Kepala
Keluarga 6.551 sementara jumlah KK Petani sebanyak 5750 KK dengan jumlah kelompok
tani di Kecamatan Belo Tahun 2011 adalah sebanyak 102 Kelompok tani dan 8
Gapoktan.
Guna mendukung percepatan / transformasi
Informasi Pertanian di Kecamatan Belo telah dibangun satu Unit Bangunan BPP dan
terdapat 12 PPL yang terdiri dari 1(satu) orang Koordinator, 3(tiga) orang PPL
PNS, 3 (Tiga) orang PPL Honor Daerah dan 5 (lima) orang PPL THL-TB yang
tersebar di 8 Desa di Kecamatan Belo.
Berdasarkan potensi diatas, dalam
pemilihan komoditas unggulan spesifik lokalita Kecamatan Belo memilih bawang
merah sebagai Komoditi unggulan karena sesuai subsistem Agribisnis seperti tersediannya
Agroinput bagi pengembangan Usaha, Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan
dan pengalaman Budidaya, adanya Kelompok Pengolahan hasil, dan mudahnya system
pemasaran, sementara berdasarkan analisis kelayakan usaha, bawang merah menduduki
peringkat tertinggi dalam rangka peningkatan dan pendapatan petani di Kecamatan
Belo.
Penanaman bawang merah di
Kecamatan Belo setiap tahun mulai dilakukan menjelang berakhir musim hujan pada
bulan Pebruari pada lahan tegalan dan setelah panen padi ( April) pada lahan sawah yang
berlangsung 2 kali berturut –turut selama musim kering. Luas penanaman pada tahun 2011 adalah 1041 hektar dengan
Produktivitas rata- rata antara 15 Ton – 18 Ton /hektar.
Masalah yang
dihadapi petani dalam agribisnis bawang merah di Kecamatan Belo adalah :
1. Semakin
menurunnya produktivitas lahan sebagai akibat penggunaan lahan secara terus
menerus tanpa pengembalian bahan organik berupa pupuk kompos maupun pupuk
kandang.
2. Pengendalian
Hama / Penyakit hanya mengadalkan penggunaan Pestisida Kimia sintetis dengan
biaya tinggi menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan.
3. Rendahnya mutu hasil sebagai akibat belum dilakukan
sortasi dan grading.
Guna memecahkan
masalah tersebut, Penyuluh Pertanian sebagai
Fasilitator dan Dinamisator diharapkan mampu memfasilitasi pelaku utama dan
pelaku usaha dalam
memecahkan masalah tersebut serta mengembangkan
Pertanian berwawasan lingkungan yang maju, modern dan berkelanjutan dengan
menerapkan berbagai metode penyuluhan pertanian namun kemampuan penyuluh dalam
melakukan Diseminasi Informasi masih sangat terbatas sehingga perlu dilakukan
peningkatan kapasitasnya dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertanian berbasis Komoditas
unggulan.
Dalam rangka Peningkatan SDM Petani
dan Petugas melalui Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi
Pertanian di Kabupaten Bima telah banyak memberikan Diklat bagi Petani dan
penyuluh Pertanian di Kecamatan Belo sehingga petani dan Penyuluh harus benar-benar
mampu menganalisis dan mengorganisasikan kegiatan penyuluhan dalam rangka
percepatan transformasi Teknologi.
Kaji Tindak sebagai salah satu
metode Penyuluhan Pertanian diharapkan Tim Penyuluh Pertanian dapat melakukan
pengkajian dengan melakukan kegiatan identifikasi masalah, penyusunan rencana
kegiatan,serta melaksanakan tindak lanjut pemecahan masalahnya serta dapat
mengembangkan kapasitas inovasi, para penyuluh agar secara bersama-sama
menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis
komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani.
Berdasarkan
hasil Lokakarya Perencanaan Kaji Tindak yang dilaksanakan pada Tanggal 09 Juli
2011 di Aula BPP Kecamatan Belo, maka telah disepakati Kaji Tindak ”
Perbaikan Mutu Hasil Bawang Merah Melalui Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida
Nabati ” dengan harapan lahirnya rekomendasi Teknologi berbasis
komoditas Unggulan spesifik lokasi yang dapat diterapkan di wilayah kerja Balai
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Belo.
b.
Tujuan
1.
Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian sebagai
fasilitatorpengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
terutama untuk menggerakan, membimbing dalam pelaksanaan agribisnis yang mampu
membangun jaringan antar pelaku agribisnis pada satuan wilayah desa dan
kecamatan
2. Mengembangkan jaringan
agribisnis berbasis inovasi teknologi spesifiklokalita antara Balai Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di kecamatan dengan petani maupun
pelaku usaha lainnya
3. Meningkatkan peran dan
kegiatan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai
kelembagaan penyuluhan yang mengembangkan berbagai metode penyuluhan
partisipatif
4. Meningkatkan peran
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai sentra
pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik agribisnis) bagi petani
dan pelaku usaha
c. Sasaran.
Tim Penyuluh Pertanian (TPL) BPP Program P3TIP/FEATI Kecamatan Belo
d.
Out Put
1. Penyuluh Pertanian yang handal sebagai
fasilitator pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
2.
Jaringan pengembangan agribisnis berbasis inovasi teknologi
spesifik lokalita di kecamatan
3.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
sebagai sentra pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik agribisnis)
bagi petani dan pelaku usaha di wilayah kecamatan
II.
DASAR PELAKSANAAN
1. DIPA
Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani Kegiatan Pemantapan
Sistem Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bima Tahun 2011 Nomor
1948/018-10.4.01/21/2011 tanggal 20 Desember 2010
2.
Surat Keputusan Kepala Badan
pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima Nomor :
11/SK/BPPPPK/FEATI-BM/VI/2011 tentang Penetapan Kegiatan Kaji Tindak Pengembangan
Aplikasi Teknologi Spsifik Lokalita Bagi Tim Penyuluh Lapangan (TPL) Program Pemberdayaan
Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian Kabupaten Bima Tahun Anggaran
2011.
III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan
ini dilaksanakan selama 3(tiga) bulan dari Bulan Agustus s/d Oktober 2011 bertempat
di Lahan Percontohan BPP Kecamatan Belo
IV. METODE
Metode
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode meliputi :
1. Lokakarya
Perencanan
2. Diskusi
Kelompok
3. Percontohan
di Lahan BPP
4. Hari
Lapang Tani
5. Lokakrya
Evaluasi
V. PESERTA
Peserta kegiatan terdiri dari unsure Kepala BPP,
Pengurus FMA, Penyuluh Swadaya, PPL Pendamping Desa FEATI dan PPL di Wilayah
Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Belo.
VI. PEMBIAYAAN
Pembiayaan
Pelaksanaan Keji Tindak Pengembangan Aplikasi Teknologi Spesifik Lokalita Bagi
tim Penyuluh Lapangan (TPL) dibebankan pada DIPA Program Pengembangan SDM
Pertanian dan Kelembagaan Petani Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan
Pertanian Kabupaten Bima Tahun 2011 Nomor 1948/018-10.4.01/21/2011 tanggal 20
Desember 2010.
VII. PERMASALAHAN
Permasalahan
yang dihadapi petani dalam pengembangan komoditas unggulan di Kecamatan Belo
adalah
1.
Mutu yang dihasilkan belum sesuai dengan
permintaan pasar
2. Ketersediaan Benih
3. PH
Tanah
4. Pengolahan
tanah yang belum sesuai dengan anjuran Teknologi
5. Pemupukan
tidak sesuai anjuran
6. Penanganan
panen dan pasca panen
7. Sortasi
dan Grading belum sesuai permintaan Pasar
8. Pengendalian
Hama Penyakit mengandalkan pestisida Kimia sintetis
Selain permasalahan di tingkat petani dalam
pengembangan usaha agribisnis komoditas unggulan dikecamatan Belo, kemampuan
Tim Penyuluh Pertanian Lapangan dalam memfasilitasi kegiatan penyuluhan yang
dikelola Oleh Petani masih sangat kurang dalam memahami berbagai subsistem
agribisnis komoditas unggulan seperti cara Penyediaan Benih unggul dan Bermutu,
Pengendalian Hama Penyakit, Pengolahan Hasil dan pengemasan
VIII. PROSES DAN TAHAPAN PENYELENGGARAAN
Adapun
proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan Kaji Tindak adalah sebagai berikut :
No
|
Tahapan pelaksanaan
|
Waktu pelaksanaan
|
Hasil
|
1
2
3
4
5
|
Lokakarya Perencanaan
Percontohan di Lahan BPP
Hari Temu Lapang
Lokakarya Evaluasi
|
16 Juni 2011
7 Agustus s/d 20 Oktober 2011
27 Agustus 2011
06 September 2011
16 September 2011
26 September 2011
10 Oktober 2011
11 s/d 12 Oktober 2011
|
Dirumuskannya rencana
kaji tindak spesifik lokalita “ Perbaikan mutu bawang merah melalui Aplikasi
Pupuk Organik dan Pestisida Nabati”
Terselenggaranya
kegiatan Kajitindak pengembangan agribisnis spesifik lokalita untuk
menghasilkan rekomendasi Inovasi Teknologi spesifik Lokalita
Pengamatan terhadap Keadaan
Tanaman dan Pengganggu Tanaman.
Pengamatan terhadap
Keadaan Tanaman dan Pengganggu Tanaman dan cara mengatasi / pengendalian Hama
/ Penyakit Tanaman.
Pengamatan terhadap
Keadaan Tanaman dan Pengganggu Tanaman dan cara mengatasi / pengendalian Hama
/ Penyakit Tanaman.
Pengamatan terhadap
Keadaan Tanaman, Gejala Fisik Tanaman siap panen.
Panen dan Pengambilan
Ubinan
Dirumuskannya
Evaluasi Kaji Tindak Spesifik lokalita BPP dan penetapan rekomendasi Teknologi.
|
IX. MANFAAT PROSES PELAKSANAA KAJI TINDAK
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Kaji tindak
baik bagi Tim Penyuluh Lapangan maupun Petani di Kecamatan Belo dari proses
pelaksanaan kegiatan memberikan dampak terhadap peningkatan Kemampuan Kerja Tim
Penyuluh Lapangan (TPL)
1. Tim
Penyuluh Lapangan dapat melakukan Identifikasi secara langsung tentang
Perkembangan Tanaman
2. Tim
Penyuluh Lapangan dapat melakukan pengkajian dengan melakukan kegiatan
identifikasi masalah, penyusunan rencana kegiatan,serta melaksanakan tindak
lanjut pemecahan masalahnya serta dapat mengembangkan kapasitas inovasi, para
penyuluh agar secara bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi
pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan
petani.
X. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Hasil Pelaksanaan Kaji Tindak Perbaikan Mutu hasil
Bawang Merah Melalui Aplikasi Pupuk Organik dan pestisida Nabati di Lahan BPP Kecamatan Belo adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan
Peserta / TPL
No
|
Kemampuan
Kerja Potensial
|
Sebelum
Kaji tindak
|
Setelah
kaji tindak
|
||
Kemampuan
Kerja TPL
|
Kekurangan
Kemampuan TPL
|
Kemampuan
Kerja TPL
|
Kekurangan
Kemampuan TPL
|
||
1
2
3
4
|
Subsistem Agro Input
Subsistem On Farm
a.
Benih Unggul
b.
Pengolahan Tanah
c.
Penanaman
d.
Pemupukan
e.
Pengendalian H/P
f.
Panen / Pasca Panen
Subsistem
Pengolahan Hasil
Subsistem
Pemasaran
|
√
√
√
√
√
-
-
-
√
|
-
-
-
-
-
√
√
√
-
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
b. Hasil
Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan (Hari setelah tanam)
|
||||
20 Hst
|
30 Hst
|
40 Hst
|
50 Hst
|
64 Hst
|
||
1
|
Kaji Tindak
a.
Tinggi Tanaman
b.
Warna Daun
c.
Bentuk daun-
d.
Keadaan Gulma
e.
Keadaan H/P
|
12 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Belum Nampak
|
17 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
25 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
32 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
41 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
2
|
Kontrol
f.
Tinggi Tanaman
g.
Warna Daun
h.
Bentuk daun
i.
Keadaan Gulma
j.
Keadaan H/P
|
10 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
15 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
23 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
30 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
39 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar
/Kumbe dan rerumputan seperti Teki
Ulat dan thrips
|
c. Perbandingan
antara hasil kaji tindak dan control
No
|
Aspek
|
Kaji tindak
|
Kontrol
|
1
2
3
4
5
6
|
Hasil Ubinan
Kwantitas
Kwalitas
Harga Produk
Pendapatan / Ha & Analisa Pendapatan
|
4 kg/ m²
18 Ton / Ha
Grad I
Rp. 6000 / Kg
Lihat Tabel Analisa
|
3.5/m²
17 Ton / Ha
Grad II
Rp.5000 / Kg
Lihat Tabel Analisa
|
Analisa Usaha
Perlakuan A dan B (kontrol) masing2 0,25 Ha dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
NO
|
URAIAN
|
PERLAKUAN A
|
PERLAKUAN B (KONTROL)
|
SELISIH
|
BIAYA (Rp)
|
BIAYA (Rp)
|
Rp
|
||
1
|
SEWA LAHAN 0,25 Ha
|
625,000
|
625,000
|
-
|
2
|
Benih dan Saprodi
|
11,490,000
|
9,850,000
|
1,640,000
|
3
|
Tenaga Kerja
|
4,795,000
|
4,545,000
|
250,000
|
4
|
TOTAL BIAYA
|
16,285,000
|
14,395,000
|
1,890,000
|
5
|
PRODUKSI / PENERIMAAN
|
27.000,000
|
21,250,000
|
5,750,000
|
6
|
KEUNTUNGAN/ LABA
|
10,715,000
|
6.855,000
|
3,860,000
|
7
|
R/C
|
1.66
|
1.48
|
0.18
|
d. Kesesuaian
Proses Pembelajaran dan Implikasinya
Secara
umum pelaksanaan kaji tindak berlangsung dengan baik sesuai tujuan dan sasaran
yang diharapkan yang ditandai dengan beberapa indicator sebagai berikut :
1.
Tim Penyuluh Pertanian memiliki kemampuan yang handal sebagai
fasilitator pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
2.
Terbangunnya Jaringan pengembangan agribisnis berbasis inovasi
teknologi spesifik lokalita di kecamatan
3.
Terbangunnya Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik
agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha di wilayah kecamatan
XI. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
Hasil pelaksanaan Kaji tindak perbaikan Mutu Hasil bawang Merah melalui
Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Kesimpulan
1. Produksi yang dicapai pada kaji tindak penggunaan Pupuk Organik
dan Pestisida Nabati adalah 18 Ton per Hektar dibandingkan dengan control hanya
mencapai 17 Ton Per Hektar.
2. Kualitas bawang merah yang dihasilkan pada kegiatan kaji tindak
adalah Grad I sedangkan pada control hanya grad II dan III.
3. Penggunaan Pupuk Organik memberikan dampak terhadap perkembangan
Tanaman, hal ini di tandai dengan semakin meningkatnya kesuburan tanah
4. Penggunaan biaya produksi pada lahan Kaji Tindak lebih besar yaitu
Rp. 16.285.000 dari daripada Kontrol
sebesar Rp. 14.395.000, Besarnya biaya
produksi pada lahan kaji tindak dipengaruhi oleh adanya tambahan biaya Benih
dan saprodi serta biaya tenaga kerja penyiangan karena tingkat pertumbuhan
gulma sangat tinggi sebagai akibat meningkatnya kesuburan tanah.
5. Tingkat
pendapatan Teknologi Kaji tindak
adalah Rp. 27.000.000 sementara pada control hanya Rp. 21.250.000, hal
ini dipengaruhi tingginya produksi dan mutu produk yang dihasilkan.
b. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan
di atas, maka dapat di berikan saran sebagai berikut: Teknologi Penggunaan
Pupuk Organik dan pestisida nabati akan memberikan pengaruh yang jelas apabila dilanjutkan terus tahapannya.
XII. REKOMENDASI TEKNOLOGI
Guna Meningkatkan Produksi Dan Perbaikan
Mutu Hasil Bawang Merah Di Kecamatan Belo maka teknologi yang dianjurkan adalah
sebagai berikut :
Cara Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik
Pengolahan Tanah
dilakukan dengan cara dibajak dan diluku sebanyak 2(dua) kali, antara
pengolahan tanah pertama dan kedua diberi waktu yang cukup minimal seminggu
agar gulma dan bijinya mati serta terhindar dari keracunan besi, bongkahan
tanah dihancurkan sampai teksturnya gembur lalu diratakan dan dibuat bedengan
dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang sesuai panjang lahan membujur utara
selatan. Parit keliling dibuat dengan ukuran lebar 20 cm dan dalam 30cm. antara
bedengan dibuat saluran sedalam 10 cm dan lebar 20 cm.
Pemberian Pupuk
organik diberikan pada saat bersamaan dengan pengolahan tanah kedua.
Persiapan dan Perlakuan Benih.
Benih yang
digunakan adalah varietas Super Philip, dengan menggunakan bibit sedang,
mengingat benih yang digunakan mengalami penyimpanan selama sebulan maka pemotongan umbi dilakukan dengan
cara dipotong setengah dari pangkal dan setelah dipotong diberi abu dapur yang
telah dicampur fungisida.
Penanaman
Untuk memudahkan
penanaman sebelum penamaman lahan di leb sehari sebelumnya bersamaan dengan
pemberian pupuk dasar Sp36 dan NPK serta penyemprotan Mikro organisma Lokal.
Penamaman
dilakukan dengan cara umbi ditekan rata dengan permukaan tanah lalu ditutup
tanah tipis. Jarak tanam yang digunakan 15 x 15 cm, 15cm x 20cm, 10cmx15cm
tergantung kebutuhan. Untuk menghasilkan bawang merah yang memiliki grad yang
besar jarak tanam diperlebar sedangkan untuk kebutuhan benih jarak tanam dapat
diperrapat agar menhasilkan benih yang sedang.
Penyiangan dan Pengairan
Penyiangan dilakukan
tergantung kondisi pertumbuhan gulma dengan cara dicabut secara manual
sekaligus melakukan pembumbunan agar tanah tetap dalam keadaan gembur. Selain
cara manual dapat juga menggunakan Pestisida seperti Gol Top, Rumpas dan Goal.
Pemupukan dan Penyemprotan PPC/ZPT/MOL
Pemupukan susulan Pertama
segera dilakukan setelah penyiangan pada umur 20 HST dengan Urea 100kg/Ha dan
100 Kg NPK Phonska sedangkan Pemupukan susulan kedua dilakukan pada umur 35
Hari setelah tanam dengan dosis 100 kg urea dan 100kg NPK. Pemupukan dilakukan
dengan cara ditebar merata lalu diberi pengairan secukupnya agar pupuk dapat
larut.
Penyemprotan PPC
Bio Chems /ZPT Gibgro 20 T dan MOL dapat dilakukan sehari setelah pemupukan
pertama dan kedua, sedangkan pada umur 40, 47, 54, dan 61 HST dilakukan
penyemprotan ZPT N Balancer untuk menekan pertumbuhan Vegetatif dan mempercepat
proses perkembangan Umbi.
Pengamatan Hama dan Aplikasi Pestisida.
Hama yang
menyerang Hama Thrips Tabachi dan Ulat Grayak (Spodoptera Exigua). Hama
dikendalikan menggunakan Pestisida Nabati dan penggunaan pestisida Sintetis (
Pirvos 500 EC, Pro 100 EC, Chepate 100WP, Metindo, Prevathon) sedangkan
penyakit yang menyerang adalah penyakit altenaria Porri, dikendalikan
menggunakan fungisida Nabati dan penggunaan Fungisida sintetis seperti Kuproxat
345 SL dan Proplan 722 SL, Boster 250 EC, Sinergi 300 EC dan Pytochlor 85WG.
Panen dan Pasca panen.
Bawang merah dapat di panen pada umur 60 - 70 hari
atau apabila kondisi tanaman 80% batangnya lemas dan terkulai dicabut atau di
cungkil dengan pencungkil local bima (subhi). Setelah dicabut hasil panen
dihamparkan dipermukaan tanah dengan umbi dibagian bawah tertutup daun lalu
dikeringkan selama 7 hari. Apabila daun telah kering lalu diikat, lakukan
pengeringan lagi selama 2-3 hari agar daun benar-kering lebih-lebih dipangkal
umbi. Penyimpanan dilakukan dengan cara digantung diatas para-para yang telah
disiapkan.
XIII. RENCANA TINDAK LANJUT
Memperhatikan dampak dari Pelaksanaan kegiatan kaji
tindak di lahan BPP maka kegiatan ini
akan dijadikan pedoman dalam rangka penyebaran informasi dan teknologi
Pertanian berbasis komoditas unggulan spesifik lokalita, dan akan dilakukan
pengakajian ulangan disemua Desa dalam wilayah Kerja Balai penyuluhan Pertanian
Kecam,atan Belo agar menghasilkan rekomendasi Teknologi yang sesuai dengan
AgroEkosistem Desa dan Wilkel di Kecamatan Belo.
XIV. PENUTUP
Demikian Laporan ini kami buat sebagai bahan
pertanggungjawaban penyelenggaraan Kegiatan Kaji Tindak Pengembangan Aplikasi
Teknologi Spesifik Lokalita Bagi Tim Penyuluh Lapangan (TPL) Kecamatan Belo.
Cenggu-Belo, 12 Oktober 2011
PPL
Ma’ruf
Nip.: 197009261994031004
.
Komentar
Posting Komentar