KEGIATAN KAJI TINDAK APLIKASI PUPUK PRGANIK DAN PESTISIDA NABATI PADA TANAMAN BAWANG MERAH KECAMATAN BELO



I.       PENDAHULUAN

a.Latar Belakang.

            Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Belo merupakan salah satu dari 18 BPP yang ada di Kabupaten Bima.
Luas wilayah 67,04 km2 dengan terdiri dari Pekarangan 222.35 Ha, Tegal/Kebun 579.46 Ha, Tanaman Kehutanan/Kayu-kayuan 673 Ha, Sawah 1.415 ha Potensi Sawah Irigasi 1.275 Ha, Sawah tadah Hujan 140 Ha dan Lahan Kering lainnya 3.811,78 Ha.
Wilayah Kerja Kecamatan Belo secara administrasi teridiri dari 8 Desa dengan batas-batas Sebelah Barat  berbatasan  dengan Kecamatan Woha-Monta, Sebelah Timur dengan Kecamatan Wawo/Lambitu, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Monta/Langgudu dan Sebelah Utara dengan Kecamatan Palibelo
Wilayah Kecamatan Belo mempunyai topografi yang sangat berfariasi dengan ketinggian berkisar antara 7 -70 m. dpl dengan tekstur tanah terdiri dari tanah liat, lempung berpasir , PH sangat tanahnya antara 4 – 6. Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter dengan kondisi drainase baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan dan abu vulkanik, wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4  (menurut  Smith dan Ferguson 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara 30-330C dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau dan rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan.
Potensi pengembangan komoditas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Tahun 2011, Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari 3(tiga) Komoditas unggulan yaitu Padi 1980 Ha dengan Produksi 8.079 Ton, Kedele 297 dengan produksi 582 Ton dan bawang merah seluas 1041 Hektar dengan Produksi 13.035 Ton, subsektor perkebunan hanya jambu mete seluas 123 Ha, sementara dari subsektor Peternakan terdiri dari sapi 1471 Ekor, Kambing  1492 Ekor dan Ayam Buras 17520 Ekor.
Jumlah Penduduk umum kecamatan Belo pada akhir September 2011 adalah 25.117 Jiwa terdiri dari Laki-laki 12.369 Jiwa dan Perempuan 12.748  dengan jumlah Kepala Keluarga 6.551 sementara jumlah KK Petani sebanyak 5750 KK dengan jumlah kelompok tani di Kecamatan Belo Tahun 2011 adalah sebanyak 102 Kelompok tani dan 8 Gapoktan.
Guna mendukung percepatan / transformasi Informasi Pertanian di Kecamatan Belo telah dibangun satu Unit Bangunan BPP dan terdapat 12 PPL yang terdiri dari 1(satu) orang Koordinator, 3(tiga) orang PPL PNS, 3 (Tiga) orang PPL Honor Daerah dan 5 (lima) orang PPL THL-TB yang tersebar di 8 Desa di Kecamatan Belo.

Berdasarkan potensi diatas, dalam pemilihan komoditas unggulan spesifik lokalita Kecamatan Belo memilih bawang merah sebagai Komoditi unggulan karena sesuai subsistem Agribisnis seperti tersediannya Agroinput bagi pengembangan Usaha, Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan dan pengalaman Budidaya, adanya Kelompok Pengolahan hasil, dan mudahnya system pemasaran, sementara berdasarkan analisis kelayakan usaha, bawang merah menduduki peringkat tertinggi dalam rangka peningkatan dan pendapatan petani di Kecamatan Belo.
Penanaman  bawang merah di Kecamatan Belo setiap tahun mulai dilakukan menjelang berakhir musim hujan pada bulan Pebruari pada lahan tegalan dan  setelah panen padi ( April) pada lahan sawah yang berlangsung 2 kali berturut –turut selama musim kering. Luas penanaman pada tahun 2011 adalah 1041 hektar dengan Produktivitas rata- rata antara 15 Ton – 18 Ton /hektar.
Masalah yang dihadapi petani dalam agribisnis bawang merah di Kecamatan Belo adalah :
1.   Semakin menurunnya produktivitas lahan sebagai akibat penggunaan lahan secara terus menerus tanpa pengembalian bahan organik berupa pupuk kompos maupun pupuk kandang.
2.  Pengendalian Hama / Penyakit hanya mengadalkan penggunaan Pestisida Kimia sintetis dengan biaya tinggi menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan.
3. Rendahnya mutu hasil sebagai akibat belum dilakukan sortasi dan grading.
Guna memecahkan masalah tersebut, Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator dan Dinamisator diharapkan mampu memfasilitasi pelaku utama dan pelaku  usaha dalam memecahkan masalah tersebut serta mengembangkan  Pertanian berwawasan lingkungan yang maju, modern dan berkelanjutan dengan menerapkan berbagai metode penyuluhan pertanian namun kemampuan penyuluh dalam melakukan Diseminasi Informasi masih sangat terbatas sehingga perlu dilakukan peningkatan kapasitasnya dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan  dan Teknologi Pertanian berbasis Komoditas unggulan.
Dalam rangka Peningkatan SDM Petani dan Petugas melalui Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian di Kabupaten Bima telah banyak memberikan Diklat bagi Petani dan penyuluh Pertanian di Kecamatan Belo sehingga petani dan Penyuluh harus benar-benar mampu menganalisis dan mengorganisasikan kegiatan penyuluhan dalam rangka percepatan transformasi Teknologi.
Kaji Tindak sebagai salah satu metode Penyuluhan Pertanian diharapkan Tim Penyuluh Pertanian dapat melakukan pengkajian dengan melakukan kegiatan identifikasi masalah, penyusunan rencana kegiatan,serta melaksanakan tindak lanjut pemecahan masalahnya serta dapat mengembangkan kapasitas inovasi, para penyuluh agar secara bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani.
Berdasarkan hasil Lokakarya Perencanaan Kaji Tindak yang dilaksanakan pada Tanggal 09 Juli 2011 di Aula BPP Kecamatan Belo, maka telah disepakati Kaji Tindak ” Perbaikan Mutu Hasil Bawang Merah Melalui Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati ” dengan harapan lahirnya rekomendasi Teknologi berbasis komoditas Unggulan spesifik lokasi yang dapat diterapkan di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Belo.

b.      Tujuan
1.      Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian sebagai fasilitatorpengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita terutama untuk menggerakan, membimbing dalam pelaksanaan agribisnis yang mampu membangun jaringan antar pelaku agribisnis pada satuan wilayah desa dan kecamatan
2.      Mengembangkan jaringan agribisnis berbasis inovasi teknologi spesifiklokalita antara Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di kecamatan dengan petani maupun pelaku usaha lainnya
3.      Meningkatkan peran dan kegiatan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai kelembagaan penyuluhan yang mengembangkan berbagai metode penyuluhan partisipatif
4.      Meningkatkan peran Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha

c.  Sasaran.
Tim Penyuluh Pertanian (TPL) BPP Program P3TIP/FEATI Kecamatan Belo
d.      Out Put
1. Penyuluh Pertanian yang handal sebagai fasilitator pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
2.    Jaringan pengembangan agribisnis berbasis inovasi teknologi spesifik lokalita di kecamatan
3.    Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha di wilayah kecamatan

II.    DASAR PELAKSANAAN
1.  DIPA Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bima Tahun 2011 Nomor 1948/018-10.4.01/21/2011 tanggal 20 Desember 2010
2.      Surat Keputusan Kepala Badan pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima Nomor : 11/SK/BPPPPK/FEATI-BM/VI/2011 tentang Penetapan Kegiatan Kaji Tindak Pengembangan Aplikasi Teknologi Spsifik Lokalita Bagi Tim Penyuluh Lapangan (TPL) Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian Kabupaten Bima Tahun Anggaran 2011.

III.             WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3(tiga) bulan dari Bulan Agustus s/d Oktober 2011 bertempat di Lahan Percontohan BPP Kecamatan Belo

IV.             METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode meliputi :
1.      Lokakarya Perencanan
2.      Diskusi Kelompok
3.      Percontohan di Lahan BPP
4.      Hari Lapang Tani
5.      Lokakrya Evaluasi

V.                PESERTA

Peserta kegiatan terdiri dari unsure Kepala BPP, Pengurus FMA, Penyuluh Swadaya, PPL Pendamping Desa FEATI dan PPL di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Belo.

VI.             PEMBIAYAAN

Pembiayaan Pelaksanaan Keji Tindak Pengembangan Aplikasi Teknologi Spesifik Lokalita Bagi tim Penyuluh Lapangan (TPL) dibebankan pada DIPA Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bima Tahun 2011 Nomor 1948/018-10.4.01/21/2011 tanggal 20 Desember 2010.

VII.          PERMASALAHAN

Permasalahan yang dihadapi petani dalam pengembangan komoditas unggulan di Kecamatan Belo adalah
1.  Mutu yang dihasilkan belum sesuai dengan permintaan pasar
2.     Ketersediaan Benih
3.    PH Tanah
4.    Pengolahan tanah yang belum sesuai dengan anjuran Teknologi
5.    Pemupukan tidak sesuai anjuran
6.    Penanganan panen dan pasca panen
7.    Sortasi dan Grading belum sesuai permintaan Pasar
8.    Pengendalian Hama Penyakit mengandalkan pestisida Kimia sintetis
Selain permasalahan di tingkat petani dalam pengembangan usaha agribisnis komoditas unggulan dikecamatan Belo, kemampuan Tim Penyuluh Pertanian Lapangan dalam memfasilitasi kegiatan penyuluhan yang dikelola Oleh Petani masih sangat kurang dalam memahami berbagai subsistem agribisnis komoditas unggulan seperti cara Penyediaan Benih unggul dan Bermutu, Pengendalian Hama Penyakit, Pengolahan Hasil dan pengemasan

VIII.       PROSES DAN TAHAPAN PENYELENGGARAAN

Adapun proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan Kaji Tindak adalah sebagai berikut :
No
Tahapan pelaksanaan
Waktu pelaksanaan
Hasil
1


2


3




4


















5
Lokakarya Perencanaan





Percontohan di Lahan BPP




Hari Temu Lapang


















Lokakarya Evaluasi
16 Juni 2011




7 Agustus s/d 20 Oktober 2011





27 Agustus 2011



06 September 2011



16 September 2011




26 September 2011



10 Oktober 2011

11 s/d 12 Oktober 2011
Dirumuskannya rencana kaji tindak spesifik lokalita “ Perbaikan mutu bawang merah melalui Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati”

Terselenggaranya kegiatan Kajitindak pengembangan agribisnis spesifik lokalita untuk menghasilkan rekomendasi Inovasi Teknologi spesifik Lokalita

Pengamatan terhadap Keadaan Tanaman dan Pengganggu Tanaman.

Pengamatan terhadap Keadaan Tanaman dan Pengganggu Tanaman dan cara mengatasi / pengendalian Hama / Penyakit Tanaman.

Pengamatan terhadap Keadaan Tanaman dan Pengganggu Tanaman dan cara mengatasi / pengendalian Hama / Penyakit Tanaman.

Pengamatan terhadap Keadaan Tanaman, Gejala Fisik Tanaman siap panen.

Panen dan Pengambilan Ubinan

Dirumuskannya Evaluasi Kaji Tindak Spesifik lokalita BPP dan penetapan rekomendasi Teknologi.

IX.             MANFAAT PROSES PELAKSANAA KAJI TINDAK

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Kaji tindak baik bagi Tim Penyuluh Lapangan maupun Petani di Kecamatan Belo dari proses pelaksanaan kegiatan memberikan dampak terhadap peningkatan Kemampuan Kerja Tim Penyuluh Lapangan (TPL)
1.      Tim Penyuluh Lapangan dapat melakukan Identifikasi secara langsung tentang Perkembangan Tanaman
2.      Tim Penyuluh Lapangan dapat melakukan pengkajian dengan melakukan kegiatan identifikasi masalah, penyusunan rencana kegiatan,serta melaksanakan tindak lanjut pemecahan masalahnya serta dapat mengembangkan kapasitas inovasi, para penyuluh agar secara bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani.

X.                HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Hasil Pelaksanaan Kaji Tindak Perbaikan Mutu hasil Bawang Merah Melalui Aplikasi Pupuk Organik dan pestisida Nabati di Lahan  BPP Kecamatan Belo adalah sebagai berikut :
a.       Kemampuan Peserta / TPL
No
Kemampuan Kerja Potensial
Sebelum Kaji tindak
Setelah kaji tindak
Kemampuan Kerja TPL
Kekurangan Kemampuan TPL
Kemampuan Kerja TPL
Kekurangan Kemampuan TPL
1
2






3
4
Subsistem Agro Input
Subsistem On Farm
a.        Benih Unggul
b.        Pengolahan Tanah
c.        Penanaman
d.        Pemupukan
e.        Pengendalian H/P
f.         Panen / Pasca Panen
Subsistem Pengolahan Hasil
Subsistem Pemasaran

-
-
-
-

-
-
-
-
-

-

-
-
-
-
-
-
-
-

b.      Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan (Hari setelah tanam)
20 Hst
30 Hst
40 Hst
50 Hst
64 Hst
1
Kaji Tindak
a.        Tinggi Tanaman
b.        Warna Daun
c.        Bentuk daun-

d.        Keadaan Gulma




e.        Keadaan H/P


12 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Belum Nampak


17 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


25 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


32 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


41 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips

2
Kontrol
f.         Tinggi Tanaman
g.        Warna Daun
h.        Bentuk daun

i.         Keadaan Gulma




j.         Keadaan H/P


10 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


15 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


23 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


30 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips


39 cm
Hijau Tua
Pipih berbulu dan kaku
gulma berdaun lebar /Kumbe dan rerumputan seperti Teki

Ulat dan thrips



c.       Perbandingan antara hasil kaji tindak dan control
No
Aspek
Kaji tindak
Kontrol
1
2
3
4
5
6
Hasil Ubinan
Kwantitas
Kwalitas
Harga Produk
Pendapatan / Ha & Analisa Pendapatan
4 kg/ m²
 18 Ton / Ha
Grad I
Rp. 6000 / Kg
Lihat Tabel Analisa
3.5/m²
17 Ton / Ha
Grad II
Rp.5000 / Kg
Lihat Tabel Analisa

Analisa Usaha Perlakuan A dan B (kontrol)  masing2 0,25 Ha dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
NO
URAIAN
PERLAKUAN A
PERLAKUAN B (KONTROL)
SELISIH
BIAYA (Rp)
BIAYA (Rp)
Rp
1
SEWA LAHAN 0,25 Ha
625,000
625,000
-
2
Benih dan Saprodi
11,490,000
9,850,000
1,640,000
3
Tenaga Kerja
4,795,000
4,545,000
250,000
4
TOTAL BIAYA
16,285,000
14,395,000
1,890,000
5
PRODUKSI / PENERIMAAN
27.000,000
21,250,000
5,750,000
6
KEUNTUNGAN/ LABA
10,715,000
6.855,000
3,860,000
7
R/C
1.66
1.48
0.18

d.      Kesesuaian Proses Pembelajaran dan Implikasinya
Secara umum pelaksanaan kaji tindak berlangsung dengan baik sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan yang ditandai dengan beberapa indicator sebagai berikut :
1.      Tim Penyuluh Pertanian memiliki kemampuan yang handal sebagai fasilitator pengembangan agribisnis yang berbasis teknologi spesifik lokalita
2.      Terbangunnya Jaringan pengembangan agribisnis berbasis inovasi teknologi spesifik lokalita di kecamatan
3.      Terbangunnya Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai sentra pelayanan teknologi dan informasi agribisnis (klinik agribisnis) bagi petani dan pelaku usaha di wilayah kecamatan




XI.             KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Hasil pelaksanaan Kaji tindak perbaikan Mutu Hasil bawang Merah melalui Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Nabati maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.       Kesimpulan
1.      Produksi yang dicapai pada kaji tindak penggunaan Pupuk Organik dan Pestisida Nabati adalah 18 Ton per Hektar dibandingkan dengan control hanya mencapai 17 Ton Per Hektar.
2.      Kualitas bawang merah yang dihasilkan pada kegiatan kaji tindak adalah Grad I sedangkan pada control hanya grad II dan III.
3.      Penggunaan Pupuk Organik memberikan dampak terhadap perkembangan Tanaman, hal ini di tandai dengan semakin meningkatnya kesuburan tanah
4.      Penggunaan biaya produksi pada lahan Kaji Tindak lebih besar yaitu Rp. 16.285.000 dari daripada Kontrol sebesar Rp. 14.395.000, Besarnya biaya produksi pada lahan kaji tindak dipengaruhi oleh adanya tambahan biaya Benih dan saprodi serta biaya tenaga kerja penyiangan karena tingkat pertumbuhan gulma sangat tinggi sebagai akibat meningkatnya kesuburan tanah.
5.      Tingkat pendapatan Teknologi Kaji tindak adalah Rp. 27.000.000 sementara pada control hanya Rp. 21.250.000, hal ini dipengaruhi tingginya produksi dan mutu produk yang dihasilkan.
b.      Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka dapat di berikan saran sebagai berikut: Teknologi  Penggunaan Pupuk Organik dan pestisida nabati akan memberikan pengaruh yang jelas apabila dilanjutkan terus tahapannya.

XII.          REKOMENDASI TEKNOLOGI

Guna Meningkatkan Produksi Dan Perbaikan Mutu Hasil Bawang Merah Di Kecamatan Belo maka teknologi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
Cara Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik
Pengolahan Tanah dilakukan dengan cara dibajak dan diluku sebanyak 2(dua) kali, antara pengolahan tanah pertama dan kedua diberi waktu yang cukup minimal seminggu agar gulma dan bijinya mati serta terhindar dari keracunan besi, bongkahan tanah dihancurkan sampai teksturnya gembur lalu diratakan dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang sesuai panjang lahan membujur utara selatan. Parit keliling dibuat dengan ukuran lebar 20 cm dan dalam 30cm. antara bedengan dibuat saluran sedalam 10 cm dan lebar 20 cm.
Pemberian Pupuk organik diberikan pada saat bersamaan dengan pengolahan tanah kedua.
Persiapan dan Perlakuan  Benih.
Benih yang digunakan adalah varietas Super Philip, dengan menggunakan bibit sedang, mengingat benih yang digunakan mengalami penyimpanan selama  sebulan maka pemotongan umbi dilakukan dengan cara dipotong setengah dari pangkal dan setelah dipotong diberi abu dapur yang telah dicampur fungisida.


Penanaman
Untuk memudahkan penanaman sebelum penamaman lahan di leb sehari sebelumnya bersamaan dengan pemberian pupuk dasar Sp36 dan NPK serta penyemprotan Mikro organisma Lokal.
Penamaman dilakukan dengan cara umbi ditekan rata dengan permukaan tanah lalu ditutup tanah tipis. Jarak tanam yang digunakan 15 x 15 cm, 15cm x 20cm, 10cmx15cm tergantung kebutuhan. Untuk menghasilkan bawang merah yang memiliki grad yang besar jarak tanam diperlebar sedangkan untuk kebutuhan benih jarak tanam dapat diperrapat agar menhasilkan benih yang sedang.
Penyiangan dan Pengairan
Penyiangan dilakukan tergantung kondisi pertumbuhan gulma dengan cara dicabut secara manual sekaligus melakukan pembumbunan agar tanah tetap dalam keadaan gembur. Selain cara manual dapat juga menggunakan Pestisida seperti Gol Top, Rumpas dan Goal.


Pemupukan dan Penyemprotan PPC/ZPT/MOL
Pemupukan susulan Pertama segera dilakukan setelah penyiangan pada umur 20 HST dengan Urea 100kg/Ha dan 100 Kg NPK Phonska sedangkan Pemupukan susulan kedua dilakukan pada umur 35 Hari setelah tanam dengan dosis 100 kg urea dan 100kg NPK. Pemupukan dilakukan dengan cara ditebar merata lalu diberi pengairan secukupnya agar pupuk dapat larut.
Penyemprotan PPC Bio Chems /ZPT Gibgro 20 T dan MOL dapat dilakukan sehari setelah pemupukan pertama dan kedua, sedangkan pada umur 40, 47, 54, dan 61 HST dilakukan penyemprotan ZPT N Balancer untuk menekan pertumbuhan Vegetatif dan mempercepat proses perkembangan Umbi.
Pengamatan Hama dan Aplikasi Pestisida.
Hama yang menyerang Hama Thrips Tabachi dan Ulat Grayak (Spodoptera Exigua). Hama dikendalikan menggunakan Pestisida Nabati dan penggunaan pestisida Sintetis ( Pirvos 500 EC, Pro 100 EC, Chepate 100WP, Metindo, Prevathon) sedangkan penyakit yang menyerang adalah penyakit altenaria Porri, dikendalikan menggunakan fungisida Nabati dan penggunaan Fungisida sintetis seperti Kuproxat 345 SL dan Proplan 722 SL, Boster 250 EC, Sinergi 300 EC dan Pytochlor 85WG.
Panen dan Pasca panen.
Bawang merah dapat di panen pada umur 60 - 70 hari atau apabila kondisi tanaman 80% batangnya lemas dan terkulai dicabut atau di cungkil dengan pencungkil local bima (subhi). Setelah dicabut hasil panen dihamparkan dipermukaan tanah dengan umbi dibagian bawah tertutup daun lalu dikeringkan selama 7 hari. Apabila daun telah kering lalu diikat,  lakukan pengeringan lagi selama 2-3 hari agar daun benar-kering lebih-lebih dipangkal umbi. Penyimpanan dilakukan dengan cara digantung diatas para-para yang telah disiapkan.

XIII.       RENCANA TINDAK LANJUT

Memperhatikan dampak dari Pelaksanaan kegiatan kaji tindak  di lahan BPP maka kegiatan ini akan dijadikan pedoman dalam rangka penyebaran informasi dan teknologi Pertanian berbasis komoditas unggulan spesifik lokalita, dan akan dilakukan pengakajian ulangan disemua Desa dalam wilayah Kerja Balai penyuluhan Pertanian Kecam,atan Belo agar menghasilkan rekomendasi Teknologi yang sesuai dengan AgroEkosistem Desa dan Wilkel di Kecamatan Belo.

XIV.       PENUTUP

Demikian Laporan ini kami buat sebagai bahan pertanggungjawaban penyelenggaraan Kegiatan Kaji Tindak Pengembangan Aplikasi Teknologi Spesifik Lokalita Bagi Tim Penyuluh Lapangan (TPL) Kecamatan Belo.
Cenggu-Belo, 12 Oktober 2011
PPL

Ma’ruf
Nip.: 197009261994031004



















.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL I

Penyakit Busuk Batang Jagung (Versi bahasa Bima)

Laporan PKL II Ma'ruf STPP Malang