ANALISIS POTENSI WILAYAH BERORIENTASI AGRIBISNIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sebagai negara agraris Indonesia menempatkan pertanian
sebagai sektor sentral yang didukung oleh tersebarnya sebagian besar penduduk
Indonesia yang hidup sebagai petani dan tinggal di pedesaan. Dengan kondisi
demikian maka diperlukan suatu upaya untuk membantu kelancaran pembangunan
pertanian yaitu dengan adanya penyuluhan pertanian.
Wiriaatmadja (1977) mengartikan
bahwa penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan (belajar-mengajar), yang
dalam prakteknya mempergunakan cara-cara seperti peniruan, pembujukan dan
propaganda. Cara perintah sedikit sekali dilakukan sementara paksaan malahan
dihindarinya. Kadang-kadang keadaan masyarakat memerlukan tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan makna penyuluhan secara teoritis. Hal demikian
terpaksa diterima asal saja untuk kepentingan seluruh masyarakat, tidak lama
kelangsungannya dan tidak bersifat menambah kesukaran atau penderitaan dari
yang sudah ada.
Pembangunan pertanian adalah merupakan bagian integral
pembangunan nasional dalam pengoperasiannya untuk mewujudkan peningkatan dan
peran sektor pertanian dalam mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan
pendapatan, perluasan lapangan kerja, mempertahankan swasembada pangan serta penganekaragaman
hasil-hasil pertanian.
Peranan sektor pertanian yang bermakna sentral bagi
perekonomian nasional tersebut, terbukti dalam perjalanan pembangunan nasional
telah dapat memberikan hasil yang optimal bagi bangsa kita. Oleh karena itu
kita berupaya untuk meningkatkan kemampuan petani-petani agar mereka mampu
memproduksi hasil-hasil pertanian yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak terlepas dari
faktor sumberdaya manusia pertaniannya itu sendiri sebagai pelaku pembangunan
pertanian dan kelembagaan yang merupakan tempat kegiatan pembangunan pertanian
yang menghubungkan antara penyuluh pertanian dengan anggota kelompok tani
maupun sebagai media di dalam mempercepat penyampaian teknologi dan informasi
pertanian.
Pentingnya metode penyuluhan dalam menunjang keberhasilan
penyuluhan pertanian menjadi hal yang perlu untuk diketahui secara komprehensif
melalui pengalaman secara langsung di lapangan sebagai perbandingan empiris
dari teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan mengenai kegiatan
penyuluhan.
2.
Tujuan
Adapun tujuan membuat rencana kerja
penyuluh pertanian lapangan antara lain sebagai berikut :
a. Wahana untuk mempersatukan keinginan
dalam menjalankan kegiatan pertanian antara penyuluh dengan petani.
b. Panduan atau acuan dalam pelaksanaan
tugas di lapangan.
c. Bahan untuk evaluasi sejauh mana
kegiatan penyuluh pertanian telah barjalan dan sekaligus mengetahui apa saja
yang menjadi kendala dalam mencapai tujuan.
d. Sebagai bahan pertimbangan bagi penentu
kebijakan Pemerintah Daerah dalam menyusun program pembangunan.
3.
Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dalam pembuatan program ini
adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan perilaku, sikap dan ketrampilan para
petani yang telah tergabung dalam suatu wadah kelompok tani, sehingga mampu
mengelola usahataninya dengan baik.
b. Dengan meningkatnya sumberdaya
manusia pertanian diharapkan mampu meningkatkan produksi usahatani dan dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH
I. KEADAAN WILAYAH
1. SUMBER DAYA ALAM
1.1. Deskripsi
Umum Wilayah.
Desa Lido merupakan salah satu
Desa yang ada Kecamatan Belo di Kabupaten Bima. Luas wilayah
kerja disekitar 11,73 km2.
Desa Lido secara administrasi
teridiri dari 3 Dusun dengan batas-batas sebagai berikut :
-
Sebelah Barat :
Kecamatan Monta
-
Sebelah Timur :
Desa Soki
-
Sebelah Selatan :
Kecamatan Monta
-
Sebelah Utara :
Desa Ngali Kecamatan Belo
1.2. Karakteristik Lahan dan Iklim
Wilayah Desa Lido mempunyai topografi
yang sangat berfariasi dengan ketinggian berkisar antara 6 -70 m. dpl. dengan
berfariasinya. topografi tersebut sangat pengaruh terhadap fisografi dimana 73
% merupakan pegunungan dan hanya 27 %
berupa daratan rendah.
Tekstur tanah terdiri dari tanah liat,
lempung berpasir hingga mediteran merah kekuningan, PH sangat bervariasi
tergantung kondisi tanahnya. pada tanah kebun dan tanah tegalan kisaran PH
tanahnya : antara 4 – 6.
Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d
3 meter dengan kondisi drainase baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan
dan abu vulkanik, wilayah ini termasuk iklim tropis Type E4 (menurut
Smith dan Ferguson 1951) dimana suhu udara siang hari berkisar antara
30-330C dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan
kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62
sampai 97 % pada musim hujan..
1.3. Curah Hujan.
Curah Hujan rata-rata Desa Lido
Kecamatan Belo selama lima tahun terakhir 375 mm dengan hari hujan 109 hari,
curah hujan terbanyak terjadi pada Desember, Januari, Pebruari setiap bulannya
dengan kalsifikasi 5 bulan basah dan 7 bulan kering.
1.4. Luas Lahan Menurut Ekosistem.
Berdasarkan ekosistem maka luas lahan kecamatan Belo
terdiri dari :
-
Lahan sawah irigasi :
80 ha.
-
Tadah hujan : 190 ha.
-
Lahan kering : ha.
-
Dataran pantai :
_
-
perairan umum :-
1.5. Luas lahan menurut penggunaannya.
Berdasarkan penggunaan maka lahan pertanian diwilayah kerja BPP belo dapat
diklasifkasikan sebagai berikut :
Ø Lahan pekarangan :
18 Ha
Ø Tegalan/Kebun :
135 Ha
Ø Kebun negara :
-
Ø Padang rumput :
-
Ø Tambak :
-
Ø Kolam ikan air tawar :
-
Ø Tanah untuk kayu-kayuan
: 869 Ha
Ø Perkebunan negara :
-
Ø Sawah :170
ha
1.6.
Komoditas Utama Menurut Sub
Sektor
1.6.1 Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Padi
Luas areal tanaman padi Tahun 2010 (MT. 2009/2010 dan MT. 2010) di Desa Lido Kecamatan Belo 230 Ha dengan luas
panen padi seluruhnya 218
Ha dan produksi sebanyak 1.090 ton dengan produktivitas rata-rata
50 KWT/Ha..
b. Jagung
Luas tanaman jagung Tahun 2010 seluas 85 Ha dengan total produksi 170 Ton
dengan produktifitas 20 KWT / Ha
c. Kacang kedelai
Luas tanam 10 ha terdiri dengan total
produksi 15 Ton
d. Bawang merah
Luas tanam bawang merah 265ha dengan total produksi 3.975 Ton dari produktifitas 150 KWT/ha
1.6.2. Perkebunan
Jenis perkebunan yang di kembangkan di Desa Lido
Kecamatan Belo ada hanya tanaman jambu
mente Seluas 40 Ha yang ditanam di tegalan.
1.6.3. Peternakan.
Desa Lido Kecamatan
Belo sangat cocok untuk pengembangan ternak karena memiliki iklim, ketersediaan
air, Hijauan makan ternak yang cukup. Sistem pemeliharaan ternak di Kecamatan
Belo sebagian besar masih menggunakan sistem pengembalaan karena memiliki lahan
yang cukup luas dan sebagian sudah mulai menggunakan sistem Intensif maupun
semi Intensif dengan Populasi Sapi 210, Kambing 85 Ekor dan ayam buras 1.233
Ekor
1.6.4. Perikanan.
Desa Lido Kecamatan Belo tidak memiliki perairan umum,
perairan pantai atau laut sehingga tidak terdapat petani atau nelayan yang
mengusahakan budidaya ikan baik budidaya air payau / laut, budidaya air tawar
maupun usaha penangkapan ikan.
1.6. Pola Usaha Tani
Berdasarkan luas lahan menurut ekosistem dan
penggunaannya serta karakteristik lahan dan iklim maka Pola usaha tani yang
dikembangkan di Kecamatan Belo adalah pada lahan sawah Irigasi
Padi-Padi-Palawija/Bawang merah, pada lahan tadah hujan padi
Gora-Palawija/Bawang merah sedangkan pada lahan kering dengan menerapkan sistem
tumpang sari padi gogo, jagung, kacang Hijo dengan tanaman tahunan seperti
tanaman jambu mete.
Pola
Usaha Tani
|
Jumlah
Areal / Populasi
|
Waktu
|
Pola Usaha tani Lahan sawah
Padi Sawah
Jagung
Kedele
Bawang Merah
Cabe
Pola Usaha tani lahan kering
Padi Gogo
Jambu Mete
Peternakan
Sapi
Peternakan
Kambing
Peternakan
Ayam Buras
|
230
85
10
265
5
50
40
210
85
1233
|
November
- Maret
Agust
- Sept
April
– Juli
April
– Agust
Mei
– Agust
Nov
– Maret
Nov
– April
Jan
- Des
Jan
- Des
Jan
- Des
|
2. SUMBER DAYA MANUSIA
2.1. Jumlah
Penduduk menurut umur
No
|
Desa
|
0-5
|
6-17
|
18-54
|
>
54
|
Total
|
1
|
Lido
|
365
|
391
|
260
|
190
|
1206
|
2.2. Jumlah
Penduduk menurut Pendidikan
No |
Desa |
Jumlah Penduduk |
|||||
Belum/Tidak
Sekolah
|
SD
|
SLTP
|
SLTA
|
Akademi
|
Sarjana
|
||
1
|
Lido
|
365
|
611
|
180
|
280
|
10
|
40
|
2.3. Jumlah
Penduduk Menurut Pekerjaan
No |
Desa |
Pekerjaan |
||||
Petani
|
Pekebun
|
Peternak
|
Nelayan
|
Lain-lain
|
||
1
|
Lido
|
919
|
112
|
24
|
-
|
60
|
3. Karakteristik Kelompok Tani
Jumlah kelompok tani yang sudah terbentuk di Desa Lido
terdapat 13 kelompok tani terdiri dari Kelompok usaha Padi, bawang Merah, Jambu
Mete, Sapi dan Bawang Goreng dengan Klasifikasi Lanjut dan Pemula seperti
terlihat pada tabel sebagai berikut:.
NO
|
Kelompok
|
Keadaan
|
KET
|
||||
Tahun
Berdiri
|
Jumlah
Anggota
|
Jenis
Usaha
|
Ketua
|
Klas
|
|||
1
|
Tolo Mango
|
1998
|
68
|
Padi/B.merah
|
Yahya
Ahmad
|
Lanjut
|
|
2
|
La Janggi
|
2005
|
35
|
Padi/B.merah
|
ABD.
Anas
|
Lanjut
|
|
3
|
La Wila
|
2007
|
35
|
Padi/B.merah
|
Andon
H
|
Lanjut
|
|
4
|
Kalate
|
1998
|
48
|
Padi/B.merah
|
H.jahdian
|
Lanjut
|
|
5
|
Talaga Na’e
|
1998
|
66
|
Padi/B.merah
|
Syaiful
|
Lanjut
|
|
6
|
Soja
|
2008
|
65
|
Padi/B.merah
|
M.Yasin
|
Pemula
|
|
7
|
Tawali
|
1998
|
35
|
Padi/B.merah
|
M.Amin
|
Lanjut
|
|
8
|
Tolo Ompu baru
|
2007
|
10
|
Padi / J.Mete
|
Tamrin
|
Pemula
|
|
9
|
Mangge To’i
|
2007
|
10
|
Padi / J.Mete
|
Syahrudin
|
Pemula
|
|
10
|
Tolo Lido
|
2000
|
25
|
Padi/B.merah
|
Juaran
|
Lanjut
|
|
11
|
La Dore
|
2000
|
45
|
Padi/B.merah
|
Muhtar
|
Lanjut
|
|
12
|
Ikhlas
|
2007
|
15
|
Sapi
|
H.Junaidin
|
Lamjut
|
|
13
|
Kwt Nikita
|
2009
|
20
|
B. Goreng
|
Nurjanah
|
Pemula
|
|
Jumlah
|
477
|
BAB
III
MASALAH
DAN PEMECAHAN
1.
ANALISIS MASALAH TINGKAT DESA
ASPEK
|
MASALAH
|
JUMLAH KELOMPOK
|
1
|
2
|
3
|
Sumber Daya Manusia
|
1.
Pengetahuan
Petani tentang teknik Budidaya Padi sawah dan Padi Gogo masih sangat Rendah.
2.
Pengetahuan
Petani tentang Teknologi Budidaya Kedele Masih sangat Rendah.
3.
Pengetahuan
Petani tentang teknologi Budidaya Jagung masih sangat Rendah.
|
6Kelompok
1 Kelompok
1 Kelompok
|
|
4.
Pengetahuan
Petani tentang teknologi Budidaya Bawang Merah masih rendah
5.
Pengetahuan
Petani tentang teknologi Budidaya Cabe masih sangat Rendah
6.
Pengetahuan
Petani tentang TeknologiBudidaya Pekarangan masih sangat Rendah
7.
Pengetahuan
Petani tentang Tentang Teknologi Budidaya Jambu Mente masih sangat rendah.
8.
Pengetahuan
Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Sapi masih sangat rendah
9.
Pengetahuan
Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Kambing masih sangat rendah
10.
Pengetahuan
Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Ayam masih sangat rendah
11.
Pengetahuan
tentang Pemanfaatan limbah organic(Pertanian/Peternakan) masih sangat rendah
sebagai pupuk.
12.
Pengetahuan
tentang Pemanfaatan limbah organic(Pertanian) masih sangat rendah sebagai
pakan ternak
13.
Pengetahuan
Petani Tentang teknologi Pengolahan Hasil sangat rendah
14.Pengetahuan
tentang Pembuat ransum, Konsenrat sebagai pakan ternak sangat rendah
|
9 Kelompok
1 Kelompok
9 Kelompok
Tolo Ompu Baru
IkhlasRengge Suma
1 Kelompok
13 Kelompok
13 Kelompok
3 Kelompok
3 Kelompok
|
|
1.
Kurangnya
sumber air tanah bagi lahan tadah hujan.
2.
Tingkat
kesuburan tanah sudah berkurang.
3.
Tingkat
keasaman tanah sangat rendah.
4.
Pengelolaan
Lahan belum sempurna
5.
Ketersediaan
Hijauan Kurang
|
Tolomango, La Janggi, La Wila
dan La DoreTolomango, Kalate, La Dore, Talaga Nae
Kalate, Tolo Lido
Semua Kelompok
Ikhlas dan Rengge Suma
|
Kelembagaan dan Sistem Usaha
Pertanian
|
1.
Kerjasama
dalam kelompok belum Optimal
2.
kelompok
belum berfungsi sebagai wahana belajar
3.
Pola
Tanam belum sesuai anjuran Teknologi
4.
Keterlibatan
anggota dalam penyusunan rencana
rendah
|
9 Kelompok
9 Kelompok
9 Kelompok
9 Kelompok
|
|
5.
Keterlibatan
Lembaga Keuangan dalam memberikan bantuan modal masih sangat rendah
6.
Penangkar
benih masih kurang
7.
Pola
Usaha Peternakan masih sistem tradisional(Lepas)
8.
Kios
Saprotan masih kurang
|
La
Wila, Tolomango, La Dore, Tolo Lido
La
Dore, Tolo Lido, Ikhlas dan Rengge Suma
Semua
Kelompok
|
Sarana dan Prasarana
|
|
Semua Kelompok
Semua Kelompok
3 Kelompok Ternak
Tolo mango, La Wila,
La Dore, Tolo Lido, La Janggi
|
2. VISI DAN MISI
1. VISI.
Menjadikan
Desa Lido sebagai Sentra Agribisnis Komoditi Pertanian dan Peternakan dalam
rangka meningkatkan Pendapatan dan kesejahteraan Petani.
2. MISI.
-
Mengembangkan
jaringan Informasi Pertanian.
-
Meningkatkan
mutu hasil produksi melalui penerapan Teknologi pertanian dan peternakan.
-
Mengembangakan
jaringan kemitraan dengan pihak lain.
-
Meningkatkan
produktivitas hasil pertanian dan peternakan.
3. Analisa Sederhana Penentuan Komoditas Unggulan
3.1.Berdasarkan Sub
sistem agribisnis.
No
|
Komoditas
|
Skor Sub Sistem Agribisnis
|
Total
Skor
|
Urutan
Prioritas
Unggulan
|
|||
Agroinput
|
On
Farm
|
Pengolahan
hasil
|
Pemasaran
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
2
3
4
5
|
Padi Sawah
Padi Gogo
B Merah
Sapi
Kambing
|
7
6
8
6
5
|
6
4
7
7
6
|
6
5
7
6
5
|
5
6
9
8
6
|
24
21
31
27
22
|
III
V
I
II
IV
|
3.2. Analisis Berdasarkan Pendapatan dan Kelayakan
Usaha Tani
3.2.1.
Komoditi
Padi dengan asumsi Produksi 6000 kg Nilai Jual GKP Rp. 2.700/Kg
No.
|
Uraian
|
Satuan
|
Jumlah
|
Harga/satuan
|
Nilai
|
(RP)
|
(Rp)
|
||||
I.
|
Biaya
|
|
|
|
|
A.
|
Sewa lahan (opportunity cost)
|
|
|
|
2.500.000
|
B.
|
Saprodi :
|
|
|
|
2.795.000
|
C.
|
Tenaga kerja :
|
2.900.000
|
|||
D
|
Biaya lain :
|
1.755.000
|
|||
III.
|
Total biaya di luar bunga (A+B+C+D):
|
|
|
|
9.950.000
|
|
Bunga modal (4% dari biaya
tunai pra panen)
|
0.4 x (E - C8)
|
|
|
388.400
|
|
Total biaya (E + F)
|
|
|
|
10.338.400
|
IV.
|
Produksi/penerimaan
|
|
|
|
16.200.000
|
|
Gabah
|
kg
|
6.000
|
2.700
|
16.200.000
|
|
Keuntungan :
|
|
|
|
|
1
|
- Atas biaya tunai (II - (I.G -
I.A))
|
|
|
|
8.361.600
|
2
|
- Atas biaya total (II - I.G)
|
|
|
|
5.861.600
|
3
|
R/C atas biaya tunai
|
|
|
|
2,067
|
4
|
R/C atas biaya total
|
|
|
|
1,567
|
3.2.2.
Komoditi Bawang Merah dengan Asumsi Produksi 15.000 kg nilai jual Rp.
10.000/kg.
No.
|
Uraian
|
Satuan
|
Jumlah
|
Harga/satuan
|
Nilai
|
(RP)
|
(Rp)
|
||||
I.
|
Biaya
|
|
|
|
|
A.
|
Sewa lahan (opportunity
cost)
|
|
|
|
2.500.000
|
B.
|
Saprodi :
|
|
32.250.000
|
||
C.
|
tenaga kerja
|
|
|
|
14.975.000
|
|
Biaya lain-lain
|
1.665.000
|
|||
E.
|
Total biaya di
luar bunga (A+B+C+D):
|
|
|
|
51.390.000
|
F.
|
Bunga modal
(4% dari biaya tunai pra panen)
|
0.4 x (E - C8)
|
|
2.035.600
|
|
G.
|
Total biaya (E
+ F)
|
|
|
|
53.425.600
|
II.
|
Produksi/penerimaan
|
|
|
|
150.000.000
|
|
bw merah
|
kg
|
15.000
|
10.000
|
150.000.000
|
III.
|
Keuntungan :
|
|
|||
|
- Atas biaya
tunai (II - (I.G - I.A))
|
|
|
|
99.074.400
|
|
- Atas biaya
total (II - I.G)
|
51.390.000
|
|
|
96.574.400
|
IV.
|
R/C atas biaya
tunai
|
53.425.600
|
|
|
2,945
|
|
R/C atas biaya
total
|
|
|
|
2,808
|
Keterangan :
Berdasarkan
Analisa Sederhana diatas, Bawang Merah menjadi
Komodity Unggulan di Desa Lido
Kecamatan Belo Kabupaten Bima
4. Identifikasi Faktor Lingkungan Internal dan Faktor
Eksternal Wilayah
Internal
|
Eksternal
|
Kekuatan ( Strenghs )
1.
Sumber
Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani Bawang merah
2.
Sumber
daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas
bawang merah.
3. Kelembagaan
Petani Cukup Kuat
4. Modal
Kelompok Tersedia
5. Sarana
dan prasarana mendukung
|
Peluang ( Opportunities )
|
Internal
|
Eksternal
|
Kelemahan ( Weakness )
1.
Tenaga
Kerja Mahal
2.
Pengetahuan
petani tentang Pasca panen masih terbatas.
3.
Peranan
Pemuda pada usahatani kurang
4.
Kualitas
Produksi masih rendah
5.
Produksi
belum Optimal
|
Ancaman ( Thrats )
1.
Fluktuasi
harga sangat tinggi
2.
Perubahan
iklim dan cuaca
3.
Alih
fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
4.
Serangan
Hama Penyakit
5.
Adanya
pemasok lain.
|
4.1.
Perumusan Kesimpulan Analisis Faktor Internal ( IFAS )
Lingkungan Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor( Bobot x Rating
)
|
Prioritas
|
Kekuatan (
Strenghs )
1.
Sumber
Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani B.Mrah
2.
Sumber
daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas
bawang merah.
3. Adanya
Kelembagaan Petani
4. Modal
Kelompok Tersedia
5.
Produksi
Tinggi
|
0,20
0,15
0,25
0,25
0,15
|
3
2
3
2
1
|
0,60
0,30
0,75
0,50
0,15
|
II
IV
I
III
V
|
Kelemahan ( Weakness )
1.
Tenaga
Kerja Mahal
2.
Pengetahuan
petani tentang Pasca panen masih terbatas.
3.
Peranan
Pemuda pada usahatani kurang
4.
Kualitas
Produksi masih rendah
5.
Modal
Kurang
|
0,15
0,25
0,13
0,30
0,17
|
2
4
2
3
2
|
0,30
1,00
0,26
0,90
0,34
|
IV
I
V
II
III
|
4.2.Perumusan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal ( EFAS )
Lingkungan Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor( Bobot x Rating
)
|
Prioritas
|
Peluang (
Opportunities)
|
0,10
0,25
0,15
0,20
0,30
|
2
4
3
3
3
|
0,20
1,00
0,45
0,60
0,90
|
V
I
IV
III
II
|
Ancaman
( Thrats )
1.
Fluktuasi
harga sangat tinggi
2.
Perubahan
iklim dan cuaca
3.
Alih
fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
4.
Serangan
Hama Penyakit
5.
Adanya
pemasok lain.
|
0,15
0,10
0,20
0,25
0,30
|
4
3
2
3
3
|
0,60
0,30
0,40
0,75
0,90
|
III
V
IV
II
I
|
4.3.Rumusan
urutan prioritas Lingkungan Internal dan Eksternal
KEKUATAN ( Strenghs )
1.
Sumber
Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani B.Mrah
2.
Sumber
daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas bawang
merah.
3.
Adanya Kelembagaan Petani
4.
Modal Kelompok Tersedia
5.
Produksi
Tinggi
KELEMAHAN ( Weakness )
1.
Tenaga
Kerja Mahal
2.
Pengetahuan
petani tentang Pasca panen masih terbatas.
3.
Peranan
Pemuda pada usahatani kurang
4.
Kualitas
Produksi masih rendah
5.
Modal
Kurang
PELUANG ( Opportunities)
1.
Adanya Kebijakan Pemerintah “ Mewujudkan Sistem Pertanian
yang sehat, Mandiri, kompetitif dan Lestari.
2.
Peluang pasar local dan eksport masih terbuka
3.
Kemitraan terbuka
4.
Adanya Kredit Usaha Rakyat
5.
Tersedianya informasi tehnologi yang mendukung kegiatan
usahatani bawang merah
.TANTANGAN
( Threathths )
1.
Fluktuasi
harga sangat tinggi
2.
Perubahan
iklim dan cuaca
3.
Alih
fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
4.
Serangan
Hama Penyakit
5. Adanya pemasok lain.
4.4.Matrik SWOT dalam rangka menentukan asumsi-asumsi
strategi
IFAS
EFAS
|
Kekuatan (S)
1.
Sumber Daya Alam ( iklim, tanah, air )
mendukung untuk usahatani B.Mrah
2.
Pengalaman Petani tehnis
usahatani komoditas Bawang merah.
3.
Adanya
Kelembagaan Petani
4.
Adanya Modal
Gapoktan
5.
Produksi Tinggi
|
Kelemahan (W)
1.
Tenaga Kerja Kurang
2.
Pengetahuan petani tentang Pasca panen
masih terbatas.
3.
Peranan Pemuda pada usahatani bawang
merah kurang
4.
Modal Usaha Kurang
5.
Mutu Produksi rendah
|
Peluang (O)
|
Memanfaatkan
kekuatan untuk memanfaatkan Peluang
|
Meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan Peluang
|
1.
Adanya Kebijakan
Pemerintah “ Mewujudkan Sistem Pertanian yang sehat, Mandiri, kompetitif dan
Lestari.
2.
Permintaan pasar
terhadap komodity bawang merah sangat tinggi.
3.
Kemitraan terbuka
4.
Adanya Kredit
Usaha Rakyat
5.
Tersedianya
informasi tehnologi yang mendukung kegiatan usahatani bawang merah
|
1.
Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah.
2.
Meningkatkan
Pengetahuan petani dalam budidaya bawang merah dalam rangka memanfaatkan
peluang pasar.
3.
Memperkuat
kelembagaan petani melalui kemitraan.
4.
Memperkuat Modal
kelompok melalui kredit Usaha Rakyat.
5.
Meningkatkan
produksi melalui pemanfaatan teknologi Informasi.
|
1.
Memanfaatkan
kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
2.
Meningkatkan
Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan
pasar yang sangat tinggi.
3. Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan
kemitraan
4. Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani guna
Memanfaatkan kredit usaha rakyat
5.
Memnfaatkan
Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.
|
Ancaman (T)
|
Memanfaatkan
kekuatan untuk Mengurangi ancaman
|
Meminimalkan
Kelemahan untuk mengurangi ancaman
|
1.
Fluktuasi harga sangat tinggi
2.
Perubahan iklim dan cuaca
3.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi
pemukiman
4.
Serangan Hama Penyakit
5.
Adanya pemasok lain
|
1.
Optimalisasi
sumber daya alam untuk mengatasi fluktuasi harga.
2.
Meningkatkan
pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
3.
Memperkuat
kelembagaan petani guna mengatasi alih funsi lahan..
4.
Memperkuat modal
usaha gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5.
Memperbaiki mutu
produksi guna mengurangi adanya pemasok dari luar.
|
1.
Memperbaiki kualitas tenaga kerja guna
mengatasi fluktuasi harga.
2.
Meningkatkan Pengetahuan petani
tentang penanganan pasca panen guna mengatasi perubahan iklim dan cuaca.
3.
Meningkatkan peranan pemuda dalam
rangka menghindari alih fungsi lahan.
4.
Memperkuat modal guna mengatasi
serangan hama penyakit
5.
Memperbaiki motu produksi guna
mengurangi adanya pemasok dari luar.
|
4.5. Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan ( FKK ) Penyuluhan
Pertanian di Desa Lido
Strategi Faktor Internal
|
Visi
|
Misi
|
Nilai
|
Skor
|
Prioritas
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
T
|
S
|
E
|
||||
( S0 )
|
4
3
4
4
3
|
4
2
3
3
3
|
4
2
3
4
3
|
3
3
4
3
3
|
4
3
3
4
2
|
3
3
3
2
3
|
4
3
3
3
3
|
3
3
3
3
3
|
36
27
33
32
29
|
II
X
IX
III
XIV
|
( WO )
1.
Memanfaatkan kebijakan
pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
2.
Meningkatkan
Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan
pasar yang sangat tinggi.
3. Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan
kemitraan
4. Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani guna
Memanfaatkan kredit usaha rakyat
5.
Memnfaatkan
Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.
|
3
3
2
3
3
|
3
4
3
4
3
|
4
3
4
3
3
|
3
4
4
4
4
|
4
3
3
5
3
|
3
5
4
3
3
|
4
3
3
4
3
|
5
3
3
3
3
|
29
29
27
29
25
|
VI
VII
XI
VIII
XVIII
|
4.6.Faktor Eksternal
Variable
|
Visi
|
Misi
|
Nilai
|
Skor
|
Prioritas
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
T
|
S
|
E
|
||||
1. Optimalisasi sumber
daya alam untuk mengatasi fluktuasi harga.
2. Meningkatkan
pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
3.
Memperkuat kelembagaan petani guna mengatasi alih funsi
lahan..
4. Memperkuat modal usaha
gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5. Memperbaiki mutu
produksi guna mengurangi adanya pemasok dari luar.
|
4
2
4
3
3
|
3
2
3
3
3
|
3
3
3
2
3
|
3
3
4
3
3
|
3
3
3
2
4
|
3
3
3
3
3
|
3
3
3
2
3
|
3
2
3
3
3
|
31
26
32
27
31
|
V
XV
IV
XII
XVI
|
1.
Memanfaatkan
kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
2.
Meningkatkan
Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan
pasar yang sangat tinggi.
3. Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan
kemitraan
4. Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani guna
Memanfaatkan kredit usaha rakyat
5.
Memnfaatkan
Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.
|
2
3
3
3
3
|
3
4
2
2
2
|
3
3
3
3
2
|
2
3
2
3
2
|
2
4
2
3
2
|
3
4
2
2
2
|
2
4
3
3
3
|
3
3
3
3
2
|
25
34
26
27
24
|
XIX
I
XVII
XIII
XX
|
4.7.
Perumusan
Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya
alam melalui dukungan Pemerintah
3. Memperkuat Modal kelompok melalui kredit
Usaha Rakyat
4. Memperkuat modal usaha gapoktan dalam
rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5. Meningkatkan pengetahuan teknis usaha
tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
7. Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang
penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi
|
5. Perumusan
Keadaan, Tujuan Dan Masalah
5.1.Perumusan
Keadaan
1.
Petani belum melakukan penanganan pasca panen sesuai sesuai permintaan
pasar.
2.
Petani belum memamnfaatkan sumber daya alam sesuai
dengan dukungan pemerintah
3.
Petani belum memanfaatkan kredit usaha rakyat untuk
memperkuat modal
4.
Belum kuatnya pemanfaatan modal gapoktan untuk
mengatasi serangan hama penyakit
5.
Petani belum mampu mengatasi perubahan iklim.
6.
Petani belum memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi
kurangnya tenaga kerja
7.
Petani belum melakukan penanganan pasca panen yang baik
dalam memenuhu permintaan pasar yang sangat tinggi
8.
Berlum terbentuknya organisasi pemuda guba
memanfaatkan kredit usaha rakyat
9.
Belum adanya kemitraan antara pengusaha dan
kelembagaan petani
10. Petani belum
memanfaatkan peluang pasar
5.2.Penetapan
Tujuan
1. Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang
penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi.
2.
Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah
3.
Memperkuat
Modal kelompok melalui kredit Usaha Rakyat
4. Memperkuat modal usaha gapoktan dalam
rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5. Meningkatkan pengetahuan teknis usaha tani
dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
6. Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam
rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
7.
Meningkatkan
Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan
pasar yang sangat tinggi
8.
Menumbuhkan
kelembagaan Pemuda Tani guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
9. Memperkuat kelembagaan petani melalui
kemitraan.
10. Meningkatkan Pengetahuan petani bawang
merah dalam rangka memanfaatkan peluang pasar.
5.3.Penetapan
Masalah
1.
Pengetahuan Petani tentang teknik pengananan pasaca panen masih kurang.
2.
Pengetahuan petani dalam pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya alam masih rendah
3.
Lemahnya sistem Informasi lembaga permodalan dalam
melakukan sosialisasi kepada masyarakat petani.
4.
Pengetahuan Gapoktan tentang teknologi pengendalian
hama penyakit dan pemanfaatan modal dalam membantu anggota.
5.
Pengetahuan Petani dalam mengatasi perubahan iklim
masih rendah.
6.
Masih lemahnya Informasi tentang kebijakan pemerintah untuk mengatasi
kurangnya tenaga kerja.
7.
Pengetahuan Petani tentang teknologi pasca panen
masih rendah sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar.
8.
Pengetahuan petani tentang manfaat organisasi pemuda
tani dalam melakukan hubungan kelembagaan dengan lembaga keuangan masih rendah.
9.
Pengetahuan petani tentang manfaat kemitraan dalam
agribisnis
10. Pengetahuan
petani tentang teknologi budidaya yang sesuai peluang pasar masih sangat kurang
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penyusunan Analisis Potensi Wilayah Kerja Penyuluhan
Pertanian wilayah Desa Lido Tahun 2011 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
a. Analisis potensi
ini merupakan pedoman dan petunjuk arah dalam Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian.
b. Sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan juga sebagai tolak ukur sejauh
mana kegiatan penyuluh pertanian telah berjalan dan permasalahan apa saja yang
dihadapi selama satu tahun anggaran dan mengevaluasi tahun yang akan datang.
2. Saran
Analisis potensi Wilayah ini telah disusun dengan segala
kemampuan yang ada. Namun masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
diharapkan dari instansi terkait agar dapat mendukung demi terwujudnya Analsisi
ini yang lebih sempurna.
Komentar
Posting Komentar